NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak

Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irma

Kecelakaan maut yang menimpa sahabat baiknya, membuat Dara Asa Nirwana terpaksa menjalani nikah kontrak dengan Dante Alvarendra pria yang paling ia benci.

Hal itu Dara lakukan demi memenuhi wasiat terakhir almarhumah untuk menjaga putra semata wayang sahabatnya.

Bagaimanakah lika-liku perjalanan lernikahan kontrak antara Dara dan Dante?
Cerita selengkapnya hanya ada di novel Nikah Kontrak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 19

Dara mengikuti saran Dante untuk tidak melayangkan surat somasi terhadap Sofia. Dante yakin Sofia tidak akan berani mengganggu Dara lagi, kalau pun Sofia masih mengganggu Dara, Dante sendirilah yang akan membereskannya.

Dante membantu Dara merapihkan kursi dan meja yang terkena amukan Sofia, kejadian itu menyedot atensi orang-orang sekitar. Namun berkat Dante yang datang tepat waktu menolong Dara, maka perlahan toko roti Dara berangsur normal kembali, tudingan mengenai Dara seorang pelakor hilang sudah.

"Terima kasih banyak, Dante," ucap Dara lega melihat akhirnya toko rotinya kembali ramai. Terlebih ada Dion yang membuatnya semakin banyak pembeli. "Aku tidak tahu apa jadinya jika tidak ada kamu."

"Tidak masalah," ucap Dante sembari mengelus pipi anaknya yang sedari tadi ada saja pengunjung yang mecubitnya karena gemas, padahal sejak tadi Dion selalu berada dalam gendongannya. "Jadi bagaimana? Masih mau belanja ke supermarket?"

Dara mengangguk sembari tersenyum, begitu pula dengan Dion terlihat senang. Bocah itu menggerak-gerakan tangan dan kakinya. "A-yo," ucap Dion.

"Sepertinya kau sudah tidak sabar ingin jajan," Dante menggiring Dara menuju mobilnya.

"Pakai mobilmu?" Dara mengerutkan keningnya melihat mobil tua di hadapannya. "Bagaimana kalau pakai mobilku saja?"

"Tidak. Mobilmu sempit," tolak Dante, tak menerima penolakan ia membuka pintu dan mendorong Dara masuk. "Sudah ayo cepat!"

Ia lalu mendudukan Dion di kursi bayi di bagian belakang, barulah Dante memutar dan duduk di belakang kemudi.

"Dante ACnya panas sekali," Dara terus protes sepanjang perjalanan. "Mana berisik sekali mesin mobilmu."

"Namanya juga mobil tua, kau buka saja jendelanya dan nikmati angin yang berhembus."

"Kau gila, Dante! Kulitku bisa terbakar kena sinar matahari," gerutu Dara.

Berbeda dengan Dara yang terus menggerutu, Dion justru nampak senang, bayi itu terus mengoceh dan tertawa sepanjang jalan.

"Mobil ini sebaiknya di taruh digudang saja, di jual kerongsokan pun tidak ada yang mau," ujar Dara.

"Jaga ucapanmu Dara!" Dante memberi peringatan jika apa yang di katakan Dara sudah kelewatan. "Ini mobil banyak sejarahnya."

"Kalau begitu kau museumkan saja bersama fosil dinosaurus atau manusia purba. Toh sudah seperti fosil sungguhan ini mobil..."

Belum selesai Dara berbicara, mendadak mesin mobil berhenti, dan ia begitu terkejut. "Eh.. Ada apa ini?"

"Sudah kukatakan jaga ucapanmu," ucap Dante kesal. "Kau lihat sekarang mobilku mogok karenamu!"

"Kenapa malah menyalahkanku? Memang mobilmu sudah tua dan butut, tidak seharusnya di pakai. Kalau saja tadi kita naik mobilku, tentu hal ini tidak akan terjadi," Dara tak mau kalah.

"Kalau kau dari tadi tidak menghina-hinanya, mobilku tidak akan..."

"Eaa.. Eaaa.."

Tangis Dion menghentikan perdebatan mereka, seketika keduanya menoleh kearah putranya dan menenangkannya.

"Kita hanya salah paham, maafin Mama ya sayang," Dara melepas sabuk pengaman, dan membawa Dion dalam pangkuannya.

Sementara Dante membuatkannya susu, setelah selesai ia memberikannya pada Dara. "Aku mau cek mesinnya dulu."

Sudah lebih dari setengah jam Dante belum juga selesai, bahkan Dion sudah menghabiskan sebotol susu dan beberapa keping cookies buatan Dara pagi tadi.

Dara menggendong Dion keluar dari mobil dan menghampiri Dante. "Apa tidak sebaiknya kita menelepon derek agar mobilmu di angkut ke bengkel?" tanyanya.

"Tidak perlu, sebentar lagi selesai. Kau dan Dion duduk saja di dalam!"

Dara menoleh ke sekeliling, matanya menemukan mini market tak jauh dari tempatnya berada. "Aku mau beli minum, kau mau apa?"

"Apa saja," jawab Dante singkat, ia fokus pada mesin mobilnya.

"Oke." Dara pun pergi ke minimarket, tentunya dengan membawa serta Dion. Ia membeli dua kaleng minuman dingin, dan beberapa cemilan untuk dirinya dan juga cemilan Dion.

Sekembalinya mereka dari minimarket, Dante menyuruh Dara untuk menyalakan mesin. "Merepotkan saja," gumam Dara, ia mendudukan Dion dikursi bayi, lalu melakukan apa yang Dante perintahkan.

"Tidak mau nyala," teriak Dara dari jendela.

Dante menutup kap mobil kemudian mengitari mobil. "Coba lagi, biar aku dorong!"

"Hah, dorong?" Dara terkejut, pandangannya mengikuti Dante kebelakang mobil.

"Ayo Daraaaa." Teriak Dante, ia mulai mendorong.

Dara terus mencobanya, sementara Dion seolah memberikan semangat kepada Dante dengan mengatakan. "Pa.. Pa.. A-yo!"

Tak lama kemudian mereka berhasil, Dara menurunkan kecepatan agar Dante bisa masuk. "Akhirnya..." Dante menghela napas panjang saat masuk, ia di sambut gembira oleh Dion.

Hari sudah mulai senja, Dante pun terlihat sangat lelah sehingga Dara memutuskan untuk menunda waktu belanjanya.

"Bagaimana kalau kita cari makan saja?" tanya Dante.

Dara mengangguk setuju. "Pecel lele sebelah mana yang enak?" tanyanya sembari fokus ke jalanan.

"Kau tidak keberatan makan pecel lele?" tanya Dante hati-hati.

"Tentu saja tidak, aku sedang tidak menggunakan dress jadi bebas makan dimana saja." Dara menegaskan jika saat itu ia marah bukan karena ia merasa tidak level makan dipinggir jalan melainkan dandanan dan baju yang ia kenakan adalah pakaian formal.

"Padahal kau tinggal ganti baju saja, aku tidak keberatan menunggu."

Seketika Dara melotot kearah Dante. "Kau tahu berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk dandan secantik itu? Segampang itu kau menyuruhku untuk ganti?"

Nyali Dante menciut, ia tahu jika di teruskan ini akan panjang. "Baiklah, baiklah. Aku yang salah, dan aku minta maaf." Ia mengibarkan bendera perdamaian demi terciptanya suasana yang nyaman di dalam mobilnya.

Dante menunjukan tempat pecel lele favoritnya, saking akrabnya ia memesan langsung pada sang juru masak sembari menyapa mereka.

Setelah memesankan menu terenak, ia menghampiri Dara dan Dion dimeja makan.

"Dante, sepertinya popok Dion penuh. Aku ganti dulu ya," ucap Dara.

"Biar aku saja," cegah Dante, mengambil Dion dari pangkuan Dara. "Kau makan saja dulu, sebentar lagi makanannya datang." Dengan menggendong Dion, ia berlalu menuju mobilnya.

Saat Dara tengah menikmati makanannya, ada dua orang ibu-ibu di sebelahnya tengah menggosipinya mengani Dante yang mengganti popok, sementara dirinya makan dengan nyaman.

"Loh memangnya kenapa jika suamiku yang menggantikan popok? Toh itu anaknya juga, dan dia sendiri yang menawarkan diri untuk mengganti popok." Dara sudah tak tahan digosipi oleh mereka.

"Kami terbiasa melakukan semuanya bersama-sama, dirumah tangga kami tidak ada yang merasa lebih tinggi atau dominan. Dia adalah sosok suami sekaligus ayah yang bertanggung jawab, dan sangat bisa di andalkan dalam hal apapun," tegas Dara.

Tanpa ia sadari Dante yang sudah ada dibelakannya tersenyum mendengar Dara menuji-muji dirinya.

1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
hhmmm wajar sihh...
hubungan yang awalnya sudah tdk sehat apalagi dengan keterpaksaan akhirnya jd tidak baik
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
ikhlaskan sajaa yaa Dara dan Dante biar mereka bahagia bersama Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
jahatnyaa pasti sering dicubit, dipukul dan ga dikasih makan
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Pengacara Max yg ngeselin itu hrs ikut bertanggung jawab..😡😡
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Ya Allah..jahatnyaa
sudah diapain itu Dionn 😭😭😭😭
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Angel ada gunanya jugaa 😄
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
astagfirullaah
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
hahahaha rasain tuh pengacara juga ikutan kagak di gaji 🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
sehingga berencan menjual Dion ke luar negeri --> sehingga berencana menjual Dion ke luar negeri
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Albert memang jarang sekali datang ke Indonesi --> Albert memang jarang sekali datang ke Indonesia
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
whaaaaaat ????
Max dan Yulia mafia berlian 😱😱😱😱😱
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
waah adik bungsunya Albert kejam dan jahat yaaa
bahkan ia tega menggunakan identitas kakaknya untuk melakukan perdagangan anak di bawah umur ini
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
lhadalah ternyata petugas dinas sosial itu adalah orang bayarannya Albert dan Cindy tooooh
pantas aja dia langsung resign saat Albert akan berangkat ke luar negeri, mungkin tuh petugas dinas sosial takut dirinya akan ikutan masuk penjara jika kasus penjualan anak itu terbongkar kali yaak
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
aaapaaa ????
minta maaf katamu???
setelah Dion mengalami trauma kayak gini, ish ish ish ish
pengacara macam apa kamu itu
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
astaghfirullah Dion langsung kembali memeluk Dara dengan erat saat tuh pengacara sodron masuk keruang rawat inap Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
akhirnya ooooh akhirnya nih pengacara sontoloyo datang juga ke hadapan Dara dan juga Dante 🚶🚶🚶
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali tertawa riang kembali setelah beberapa saat yang lalu Dion menangis seakan menyampaikan kepedihan yang ia alami beberapa bulan terakhir sejak tinggal bersama Albert dan Cindy
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
gitu dahulu dengan sombongnya baik Albert ataupun Cindy mencemooh makanan yang mereka bawa saat bertamu ke rumah Albert untuk menjenguk Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali makan dengan lahap karena bubur yang diberikan rumah sakit telah di campur ama Dante dengan abon buatan Dara
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Dion kayaknya takut banget jika harus pisah lagi dengan Dara dan juga Dante sehingga gak mau lepas sedetikpun dari pangkuan Dara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!