NovelToon NovelToon
Untuk Aldo Dari Tania

Untuk Aldo Dari Tania

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah A

Berawal dari pertemuan singkat di sebuah mal dan memperebutkan tas berwarna pink membuat Aldo dan Tania akhirnya saling mengenal. Tania yang agresif dan Aldo yang cenderung pendiam membuat sifat yang bertolak belakang. Bagaikan langit dan bumi, mereka saling melengkapi.

Aldo yang tidak suka didekati Tania, dan Tania yang terpaksa harus mendekati Aldo akhirnya timbul perasaan masing-masing. Tapi, apa jadinya dengan Jean yang menyukai Aldo dan Kevin yang menyukai Tania?

Akhirnya, Aldo dan Tania memilih untuk berpisah. Dan hal itu diikuti dengan masalah yang membuat mereka malah semakin merenggang. Tapi bukan Aldo namanya jika kekanak-kanakan, dia memperbaiki semua hubungan yang retak hingga akhirnya pulih kembali.

Tapi sayangnya Aldo dan Tania tidak bisa bersatu, lantaran trauma masing-masing. Jadi nyatanya kisah mereka hanya sekadar cerita, sekadar angin lalu yang menyejukkan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permulaan

Usai rapat diadakan, seluruh anggota OSIS keluar dari dalam ruang rapat. Mereka membereskan kembali ruang kelas yang digunakan. Naomi berjalan mendekat ke arah Aldo.

"Do, proposalnya gue buat sekarang aja," ujar Naomi seraya menengadahkan tangan.

"Boleh. Nih." Aldo menyerahkan sebuah buku berisi mentahan proposal kepada Naomi.

"Oke, untuk dananya biar Adrian sama Tyas yang urus," ujar Naomi.

"Sip." Aldo mengacungkan jempol.

"Oke, gue duluan." Naomi beranjak keluar dari dalam ruangan disusul Nico yang menepuk pundaknya.

Hanya tersisa Aldo dan Tania yang ada di dalam ruangan. Tania baru saja selesai mengangkat kursinya. Iris matanya dan Aldo berjumpa dalam satu orbit lurus. Perlahan, Aldo melangkahkan kaki ke arah Tania.

"Lo ... mau pulang sendirian?" tanya Aldo.

Tania mengangguk. "Iya."

"Mau bareng gue nggak?" tawar Aldo.

"Eumph ... gimana, ya?" Tania berpikir sembari mengetuk-ngetukkan telunjuk ke arah dagu.

"Lo enggak mau izinin gue untuk mencoba perasaan?" tanya Aldo.

"Bukan gitu," ujar Tania.

"Terus?" tanya Aldo.

"Apa yaaa."

Paham maksud dari gerak-gerik Tania, Aldo tersenyum manis seraya mengacak rambut Tania. "Gue traktir es krim, mau?"

...******...

Berkendara sambil mengobrol memang membahayakan. Karena itu bisa mengalihkan fokus sang pengemudi dan berpotensi kecelakaan. Tetapi, kalau yang sudah ahli berkendara sambil melakukan sesuatu itu adalah skill yang luar biasa. Rumi selalu mengajak Tika mengobrol dari awal perjalanan sampai setengah perjalanan ini. Banyak yang diobrolkan. Dari cerita A maka akan merambat ke cerita B dan terus menyambung bagaikan aliran paralel. Dan terakhir, ini perbincangan yang seru.

"Tadi aku lihat foto suami aku sama Dion," ucap Rumi.

"Terus?" tanya Tika.

"Aku itu anehnya lihat foto Dion-nya," ujar Rumi.

"Kenapa?" tanya Tika.

"Foto dia sama suami aku itu, waktu Dion masih muda. Padahal setahu aku mereka kenal enggak lama ini," ujar Rumi.

"Memangnya, sampai sekarang suami kamu masih belum terbuka?" tanya Tika.

Rumi mendesah berat. Dia membelokkan setir. "Gimana ya, Mbak. Dibilang terbuka enggak, tertutup juga enggak. Dia tuh, paling bisa nyembunyiin sesuatu," jelas Rumi.

"Tapi selama kamu sama dia, enggak pernah bertengkar 'kan?" tanya Tika.

Rumi menggeleng. "Enggak, sih. Dia orangnya perhatian dan peduli. Ya ... untuk materi sih terpenuhi. Tapi tetap aja, dia masih gila kerja," ujar Rumi.

Tika memegang lengan Rumi. "Sabar aja, dia juga 'kan kerja buat kamu dan Jean," ujar Tika.

Rumi menghela napas lega. "Iya, aku masih bersyukur dengan keadaan yang ada."

Rumi tersenyum kuat membuat hati Tika tersentuh. Dia tahu, itu bukan senyum yang kuat, melainkan senyum yang lemah. Penderitaan Rumi memang tidak besar. Tetapi, bukankah akan semakin besar jika dibiarkan?

...******...

Maya sudah memasang celemek di tubuhnya. Dia berniat untuk mengganti pupuk tanamannya. Dia mengucir rambutnya ke atas. Baru saja dia hendak menempelkan gelas di bibirnya. Tetapi tiba-tiba...

Duarrr!

"Allahu Akbar!" Maya tersentak kaget dan nyaris memecahkan gelasnya.

Dia tergesa-gesa berjalan menuju keluar rumah.

...******...

"Aduhhh, bannya bocor," gerutu Rumi.

Tika ikut keluar dari dalam mobil lalu melihat ban depan sebelah kiri yang bocor. Mereka panik. Menoleh kanan kiri berharap ada bengkel terdekat ataupun orang yang bisa dimintai bantuan.

"Waduh, nggak ada bengkel," ujar Rumi.

"Kita telepon Dion aja," ujar Tika.

Rumi mendesah berat.

Kreyok!

Dua suara nyaring itu terdengar di kanan dan kiri. Maya dan Mila sama-sama membuka pintu gerbang dan bergegas keluar rumah saat mendengar suara ledakan.

"Oh, kita pernah ketemu!"

...******...

Suara gelak tawa yang begitu nyaring terdengar dari arah ruang tamu. Mila menyuguhkan minuman jus dingin di atas meja.

"Oh, jadi kamu ibunya Kevin? Pantes, kayak enggak asing gitu," ujar Tika.

"Iya," ujar Maya.

"Eh, Aldo sekarang jadi ketua OSIS lho gantiin Kevin," ujar Tika.

Maya terkekeh. "Wow, bagus itu," pujinya.

"Kalau gitu artinya anak kita ada di satu sekolah yang sama," ujar Mila.

Seperti baru sadar akan suatu hal. Mereka sama-sama terkekeh menyadari kebodohan itu.

"Ah, iya. Lucu juga ya kalau ternyata anak-anak kita akur sama kayak kita," ujar Rumi.

Maya terkekeh. "Mereka 'kan emang udah akur belum lama ini," ujarnya.

"Oh iya? Saya baru tahu. Saya pikir Jean cuma kenal Aldo," ujar Rumi.

"Sok itu, diminum dulu," ujar Mila. "Kuenya juga dimakan," lanjutnya.

Mereka lantas mengambil gelas loki masing-masing yang berisi jus lemon. Beberapa iris kue terhidang di atas sana yang menjadi sorotan Tika.

"Kayaknya kuenya enak." Dia mengambil satu potong kue lalu melahapnya dan menunjukkan ekspresi nikmat.

Maya dan Rumi ikut mencobanya.

"Enak," puji Maya. "Aku baru tahu kamu bisa buat kue seenak ini, Mbak," lanjutnya.

"Dibantu sama Tuti," ujar Mila.

"Oh iya, ada yang udah nonton drama Korea yang rilis bulan ini?"

...******...

Tania turun dari atas motor. "Makasih."

"Makasih aja?" tanya Aldo.

"Udah deh, nggak usah gombal. Geli tahu," ujar Tania seraya mengedikkan bahu.

"Maksud gue, lo enggak bawa gue masuk ke rumah lo? Kenalin gitu sama orang tua lo," ujar Aldo.

"Enggak!"

"Kalau gue maksa?"

"Pokoknya enggak. Udah sana pergi!"

Hap!

Aldo menarik pinggang Tania agar lebih dekat membuat wajah gadis itu nyaris menabrak dada bidang Aldo. Tatapan pria itu begitu tajam nan intens.

"Bawa gue masuk atau ...."

Satu telunjuk mengarah ke sudut bibir Tania untuk mengelap es krim yang tersisa.

...******...

"Assalamu'alaikum."

Empat pasang mata itu mengarah bersamaan ke arah pintu. Aldo dan Tania menjadi sorotan empat ibu-ibu di depannya.

"Aldo?" ujar Tika.

"Mama? Ngapain di sini?" tanya Aldo.

"Kamu ngapain?" tanya Tika balik.

Aldo menunjuk Tania.

Seketika sorakan manja nan membahana itu keluar dari mulut mereka. Aldo dan Tania saling tatap.

"Kalian pacaran?" tanya Tika.

"Enggak!"

"Terus?"

"Temenan aja."

"Tapi bentar lagi pacaran, 'kan?"

Aldo mendekatkan mulutnya ke arah Tika. "Doain."

Plak!

"Apaan, sih?" geram Tania.

"Iya udah, saya pulang duluan, ya," ujar Maya. Dia lanjut berjalan keluar rumah.

"Kita juga sama. Makasih lho minuman sama kuenya," ujar Rumi.

"Sama-sama. Nanti mampir aja di tempat," ujar Mila.

"Okey. Ayo, Mbak."

"Aldo, nanti pulang jangan malam-malam. Okey?" Tika menepuk-nepuk pipi Aldo sebelum keluar rumah.

Kepergian tiga wanita tadi membuat suasana hening merebak.

"Eh, ayo masuk, Nak. Makasih lho udah nganterin Tania," ujar Mila.

Mereka berjalan menuju sofa.

"Iya Tante, sama-sama," ujar Aldo.

"Duh, tante taruh ini dulu, ya," ujar Mila sembari bergegas membawa empat gelas minuman.

"Gue ganti baju dulu," ujar Tania.

"Mau gue bantu enggak?"

"Apanya?"

"Ganti bajunya."

"Aldo!"

Aldo terkekeh melihat ekspresi Tania. Gadis itu melangkah kesal menuju kamarnya. Sementara itu ketika kepala Aldo meneliti interior rumah ini, matanya tertuju pada sebuah foto keluarga. Aldo mengernyit dan menyipitkan matanya.

"Ini. Diminum, ya," ujar Mila tahu-tahu datang.

"Ah iya, makasih Tante."

"Tania ke mana?"

"Ganti baju."

"Oh."

"Tante?"

"Ya?"

"Ini suami Tante?"

Mila tersenyum simpul. "Mantan suami."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!