NovelToon NovelToon
Love Story About Aminah Maher

Love Story About Aminah Maher

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gondrong Begaol

Aminah hancur berantakan tak berdaya, ketika suaminya yang bernama Galah menceraikannya mendadak. Alasannya, ketidakpuasan Galah terhadap Aminah saat adegan di atas ranjang yang tak pernah memuaskannya.

Galah lelaki Hiperseks, ia selalu berekspektasi berlebihan dalam adegan Hotnya. Belum lagi, Galah kecanduan alkohol yang sering memicu Emosinya meluap-luap.

Dunia mulai berputar dalam beberapa tahun setelah Aminah menjanda dan memiliki anak satu. Ia bertemu dengan lelaki yang lebih muda darinya yang bernama Aulian Maherdika Rahman. Maher keturunan orang kaya dengan lingkungan keluarga yang selalu mencemooh kemiskinan, baik kerabat sekaligus keluarga barunya

Apa yang akan terjadi dengan Aminah dan Maher dalam menghadapi Perasaannya yang sudah tumbuh dan saling mencintai. Hubungan mereka jelas bertolak belakang dengan keluarga Maher yang sombong, Angkuh dan selalu mencemooh Aminah berstatus janda anak satu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gondrong Begaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepele

Laju dengan cepat kendaraan bermotor yang di tumpangi mereka, perlahan menembus keramaian kota, para pengendara saling berebut jalanan karena ingin segera sampai pada tujuannya. Namun, jalanan begitu padat hingga kesulitan bagi mereka untuk sampai dengan cepat, begitu pula dengan Maher turut terjebak di tengah kepadatan pengguna jalan raya.

Kesal Maher, "Ahh sial ....segala macet lagi" serunya sesekali melihat jam di lengannya seolah waktu berpacu dengan cepat.

"Aminah bisa marah ini kalau aku terlambat" sambung batin Maher dengan gelisah.

Klakson mulai terdengar bising dari pengendara lain termasuk Maher, klakson itu mengisyaratkan untuk bergerak cepat pada kendaraan yang ada di depan.

Pukul 10:00 pagi, 2 jam lamanya Maher terjebak di kemacetan jalan raya, Robi pun menelpon Maher berulang kali, namun tak direspon nya. Begitu pula dengan Aminah, tak di tanggapi sama sekali oleh Maher.

Maher sendiri menaruh ponsel di dalam Ranselnya, hingga ia tak mengetahui ada panggilan masuk dari keduanya. Kesabaran Aminah mulai menipis dan lebih memilih pulang serta memberikan Kue buatannya untuk Robi.

Kata Aminah dengan lesu, "Ini buat kamu, Rob .."

"Maksud lo, Minah?" Kaget Robi atas pemberiannya sepotong kue yang terbungkus Box berwarna pink.

Aminah tak membalas perkataan Robi dan hanya menunjukkan senyum tertahan beralasan untuk menutupi hari ini yang tak sebaik hari kemarin.

Malam itu, Aminah sibuk membuat kue dagangan serta membuatkan kue yang spesial untuk Maher. Kue itu adalah Pancake madu. Bagi Aminah untuk membuat kue Pancake Madu sangat lah susah dan butuh ketelitian untuk menemukan rasa yang pas di lidah. Namun sayang, rasa lelah nya dari sebuah kue Pancake tidak terbayar. Ia harus merelakan kue milik nya di berikan kepada Robi.

Tanya Arumi saat membonceng Aminah dengan Vespanya. "Lo baik-baik aja kan Minah?"

"Tidak ..." singkatnya.

"Hhmm ..." gumam Aminah, ia menyadari kekecewaan yang di rasakan oleh Aminah.

Aminah menghabiskan waktu perjalanan dari Bengkel menuju kontrakannya dengan penuh kekecewaan. Permasalahan yang begitu sepele, bahkan sekecil butiran debu. Tapi, sangat lah menyakitkan bagi Aminah.

"Aku hanya ingin melihat mu menikmati kue buatan ku, itu saja kok" batin Aminah merintih kesal.

Sekejap pikiran Aminah di penuhi berbagai prasangka buruk terhadap Maher, salah satu nya, menyepelekan waktu atas janjinya hingga wanita lain yang lebih penting darinya.

Isi kepala Aminah seolah mencari jarum di tumpukan jerami, betapa sulitnya untuk keluar dari prasangka buruknya.

"Minah tunggu" teriak Arumi setiba di kontrakan Aminah. Namun, Aminah lebih memilih masuk ke dalam kontrakannya dan lekas menutup pintunya.

"Hhhmm .., ngambek kan dia" keluh Batin Arumi dan segera menelpon Robi untuk mengatakan kepada Maher, bahwa Aminah sedang marah terhadapnya.

Robi pun mengiyakannya dan akan segera menyampaikan perkataan Arumi kepada Maher.

"Tuh kan, ngambek si Minah" kata Robi dan menaruh kue pemberian Aminah di meja Maher.

Robi pun melanjutkan tugasnya untuk memperbaiki mobil milik customer nya yang sudah beberapa hari menginapkan di bengkel untuk di perbaiki.

Siang telah berlalu setelah kepergian Aminah, Maher tiba di bengkel dengan wajah kusut akibat kemacetan lalu lintas yang di luar dugaan.

"Gila, hampir setengah hari gue kejebak macet, mimpi apa sih gue semalem" kata Maher menyinyir seorang diri di hadapan para pekerja Bengkel.

"Lo habis dari mana aja, Bos?" Tanya Robi.

"Kejebak macet gue" balasnya.

"Selama itu lo kejebak macet" sindir Robi.

"Serius Rob, gue gak becanda"

"Hhmm ...". Gumam Robi. "Coba lu cek handpone lo" sambung Robi dan melanjutkan pekerjaannya.

Maher lekas memeriksa handpone nya di dalam ransel berwarna hitam. "Hah ..." kaget Maher melihat ponselnya 20 panggilan tak terjawab dari Aminah dan sisa nya dari Robi.

"Sebanyak ini kamu menelpon ku?" batin Maher.

"Terus Aminah kemana, Rob?" Tanya Maher panik.

"Ya pergilah, ngapain di sini juga, orang lo nya gak ada" jawab Robi.

"Terus dia marah?"

"Ya marah lah, tadi Arumi menelpon gue, dia bilang kalo Aminah marah sama lo" jelas Robi berkata yang sebenarnya.

Maher tak bertele-tele dan ia segera menelpon Aminah. "Tut, tut, tut, " suara di balik ponsel Maher menelpon Aminah.

"Ayok angkat, sayang" kata Maher dengan gelisah.

Robi menahan tawa nya dari balik mobil, karena melihat wajah Bos nya sampai segelisah itu. "Memang enak di cuekin" batin nya berkata.

Berulang kali Maher menelpon Aminah, namun tak di responnya hingga ia berpindah tempat ke ruangannya untuk mencari suasana yang lebih tenang.

"Hmm ..." keluh Maher atas telpon nya tak di jawab.

"Robi .." teriak Maher di dalam ruang kerjanya.

"Ya ...". Jawab Robi dan menghampirinya dalam keadaan sebagian wajahnya penuh oli.

"Coba jelasin sama gue, gimana ceritanya?" Tanya Maher serius setiba Robi di ruangan nya.

"Apa yang mau gue jelasin, orang Aminah lama menunggu disini"

"Ya lo tahan lah si Minah, sampe gue datang" ungkap Maher.

"Gimana mau nahan dia, orang Aminah diem mulu kaya patung pancoran, ngomong kagak, ditanya kagak jawab juga" jelas robi.

"Ya gimana ke, usahain lah jangan sampe dia pergi sebelum gue datang, gue terlambat bukan karena menyepelekan janji gue sama dia kok. Tapi, emang gue bener ke jebak macet." cecar Maher dengan alasannya.

"Itukan menurut lo, bukan menurut Aminah"

Skak mat Maher.

"hmm ..." gumam Maher tak bisa melanjutkan perkataannya dan hanya diam seketika setelah mendengar ucapan Robi.

"Udah jangan ngelamun aja, mendingan lo makan tuh kue buatan dia" jelas Robi dan kembali bekerja.

Maher melepas kepergian Robi tanpa sepatah kata dan menyibukkan diri menatap Box berwarna pink yang tergeletak di atas meja nya. Tatapan nya serius, seolah ada pesan penting dari dalam Box berwarna pink.

Maher pun tak memberanikan diri untuk membuka Box itu, selain memandanginya terus menerus dan ia lebih memilih untuk menelpon kembali Aminah sebelum membuka Box pemberian darinya.

Hampir tak terhitung jumlah panggilan Maher terhadap Aminah, namun masih saja tak kunjung di respon nya.

"Sampai segitu nya kamu marah sama aku, Aminah?" Batin Maher tak mengerti.

Kesalahannya hanya masalah waktu yang tidak bisa di tepati. Namun, dampaknya separah ombak lautan yang menghancurkan terumbu karang di pesisir pantai.

Di tengah pikirannya yang sedang beradu, mobil milik Kanjeng Mami tiba di Bengkel bersama kedua kakak perempuan Maher.

"Kenapa sih mereka datang di saat seperti ini" keluh Maher melihat Mobil Mami nya.

"Halo semuanya ...." sapa Kanjeng Mami kepada para karyawan bengkel dengan style glamor dan mengenakan kacamata Retro berwarna pink berhiaskan mutiara.

"Halo juga Big Bos" serentak mereka dengan tubuh berlumuran oli.

"Lumayan, dari pada di panggil Ibu" jawab Kanjeng Mami merasa sedikit nyaman atas panggilan Big Bos nya.

"Oia, Maher ada di ruangannya?"

"Ada Big Bos" jawabnya.

"Oh aku suka itu ..." kata Kanjeng Mami dan lekas masuk kedalam ruangan Maher. "Ayok sayang, kita masuk" sambung Kanjeng Mami kepada Mbakyu dan sarah.

"Ok baik Mami" jawabnya kompak.

Dengan jalan melenggak-lenggok bagai ratu berasal dari Planet Pluto, tingkah mereka menjadi perhatian para karyawan Maher hingga sedikit tertawa karena lucu atas sikap mereka yang biasa seperti itu.

"Sebel deh aku melihat mereka" tutur bahasa Robi mengikuti gaya mereka di hadapan rekan kerjanya sambil tertawa tipis-tipis.

1
ErisGTR
mami sebel deh aku klo mami ngomong/Scowl//Scowl/
Gondrongbegaol: hihihi
total 1 replies
ErisGTR
bab ini gue suka, peran Arumi mencolok banget galak nya dan tegas
ErisGTR
galak bener arumi
Gondrongbegaol
hihihi tahan tawa ya
ErisGTR
kebanyak maka daon kaya embe donk Maher
ErisGTR
saking mumet nya perdana menteri jadi kuda ya/Sob//Sob//Sob/
Squad R
ampun ya sama emaknya si Maher,riweh
Gondrongbegaol: kebanyakan makan kolek ya
total 1 replies
Gondrongbegaol
trimaksih abang Inu
Muhammad Ibnu Abdul Aziz
makin seruuuu!!!
Muhammad Ibnu Abdul Aziz
makin seru bacanya!!
Squad R
wkwkwkwkwkwk bener" si Arumi ya bikin ngakak
Squad R
wkwkwkwk dasar arumi/Joyful/
Gondrongbegaol: nyebelin ya
total 1 replies
ErisGTR
cekek aja mbak nir wkwkkw
Gondrongbegaol: mati donk kak/Frown/
total 1 replies
Gondrongbegaol
apes kan di siang bolong wwkw
ErisGTR
robi kena batu nya soi bos wkwkwk
ErisGTR
haha
ErisGTR
kolusi hati, kata dan judul yang jenius Thor, aku suka/Drool/
Gondrongbegaol: hihihi, persengkokolan hati yang berbunga-bunga ya
total 1 replies
Gondrongbegaol
gemes ky author nya ya/Smile//Smile/
ErisGTR
Cerita sehari-hari gue ini wkwkkw
Gondrongbegaol: thanks @erisgtr
total 1 replies
ErisGTR
lucunya Umar seperti anak tetangga/Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!