NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajakan Menikah

Tama baru saja selesai mandi, masih dengan handuk yang menutup tubuh bagian bawahnya, laki-laki itu berjalan menuju pintu kamar untuk memastikan apakah pintu sudah dikunci atau belum. Karena seingatnya saat dia masuk ke kamar mandi, Amara masih ada di kamarnya.

Dan ya, memang benar kalau ternyata pintu tidak terkunci. Dengan segera Tama mengunci pintu kamarnya.

Sebuah senyum terus saja tersungging dibibirnya. Ya mau bagaimana lagi, saat ini dia benar-benar merasa sangat bahagia. Karena akhirnya hari ini Embun menerima perasaannya.

"Jadi kangen sama Embun," gumam Tama.

Baiklah, sekarang Tama harus memakai baju terlebih dahulu. Baru setelah itu dia akan menghubungkan Embun. Biar bagaimanapun saat ini sangat merindukan gadis itu.

Tidak butuh waktu lama, kini Tama sudah memakai bajunya. Simpel saja, hanya celana pendek yang dipadukan dengan kaos singlet yang sering dia gunakan untuk tidur. Kenapa hanya sering? karena biasanya Tama lebih tidur tanpa atasan. Tapi karena setelah ini dia ingin video call dengan Embun, jadi dia memutuskan untuk menggunakan singlet agar tidak membuat Embun merasa tidak nyaman. Mereka bahkan baru saja berpacaran, masa iya Tama harus memperlihatkan sesuatu yang tidak-tidak kepada Embun. Ya sih hanya bagian atas saja, tapi kan tetap saja ada kemungkinan itu membuat Embun jadi merasa tidak nyaman.

Tama duduk diatas ranjang bersandar pada dashboard. Tangannya sibuk menggulir ponsel untuk melihat room chat antara dirinya dan Embun. Terlihat kalau saat ini Embun sedang online.

"Pas banget Embun lagi online," gumam Tama masih dengan senyum tipis yang tampak mempesona itu.

Tanpa menunggu lama, Tama langsung mendial nomor ponsel Embun untuk melakukan video call.

Tuuuttt... tuuuttt.... tuuutttt...

Sampai tidak kali dering, Embun tidak kunjung mengangkat telfon Tama. Dan itu membuat Tama bingung. Padahal tadi Embun sedang online. Apa dia tidak ingin di video call? tapi kalaupun tidak mau kan Embun bisa mengatakannya secara langsung. Tidak perlu sampai mengabaikannya seperti ini. Karena sejujurnya ini membuat Tama merasa cukup sedih.

Namun disaat Tama sedang overthinking sendirian, ternyata Embun mengangkat panggilan video call nya.

"Halo Bang," ujarnya.

Senyum cerah kembali tersungging dibibir Tama. Melihat wajah Embun membuat segala overthinking yang dia rasakan langsung hilang begitu saja.

"Haii," jawab Tama, "Kamu lagi apa? kok jawab telfonnya agak lama?" tanya Tama dengan nada suara yang terdengar begitu lembut.

Tampak Embun tersenyum tipis. Tanpa Tama tau, saat ini Embun sedang salah tingkah karena ditatap dengan sebegitunya oleh Tama. Ya namanya juga belum terbiasa ya kan.

"Aku? aku habis dari kamar mandi, Bang. Habis bersih-bersih, niatnya sih sebentar lagi mau tidur," jawab Embun.

"Oo, udah mau tidur ya. Tapi kalau buat nemenin aku ngobrol sebentar enggak papa kan? aku kangen banget sama kamu."

Sebenarnya Tama tidak ingin mengganggu waktu tidur Embun. Apalagi saat ini sudah hampir mendekati tengah malam. Tapi ya gimana, Tama ingin setidaknya mengobrol sebentar dengan Embun sebelum mereka tidur. Setidaknya ini akan membuat rasa rindunya sedikit lebih berkurang.

Katakanlah Tama lebay, tapi memang ini yang dia rasakan. Rasanya Tama ingin selalu berada didekat Embun.

Mendengar ucapan Tama, kali ini Embun tidak bisa menahan perasaan salah tingkahnya.

"Padahal kan baru ketemu beberapa jam yang lalu, Bang. Masa iya udah kangen lagi?" ujar Embun berusaha untuk tetap terlihat cool.

"Emang kedengarannya enggak masuk akal sih. Tapi aku beneran kangen banget sama kamu," ujar Tama. Untuk sesaat terjadi keheningan diantara mereka. "Gimana kalau kita nikah aja?"

Kali ini Embun sangat terkejut mendengar ucapan Tama.

"Ya ampun Abang, kita aja pacaran baru hitungan jam. Kok Abang udah langsung ajak nikah aku sih? Emang Abang yakin banget sama aku?"

"Yakin? jelas aja aku udah yakin banget sama kamu, Embun. Dari awal aku memutuskan untuk menjalin hubungan sama kamu, aku enggak pengen kita cuma pacar-pacaran enggak jelas. Aku pengennya kita nikah loh."

Jauh sebelum mereka berpacaran, dimana saat ini Tama baru merasakan sebuah ketertarikan pada Embun, dia selalu memperhitungkan gadis itu. Dan semakin diperhatikan Tama semakin yakin kalau Embun sangat pantas untuk menjadi pendamping hidupnya. Ya, Tama menginginkan Embun menjadi istrinya, menjadi ibu dari anak-anaknya.

"Menurut aku, pembahasan soal pernikahan masih terlalu awal, Bang. Mungkin kita bahas soal ini lain waktu aja kali ya," ujar Embun.

Tama sadar kalau Embun tidak nyaman dengan pembahasan ini. Dan ya, Tama menghargai hal itu. Memang masih terlalu awal, dan sejujurnya Tama sadar kalau dia terlalu terburu-buru dengan ajakan menikahnya kepada Embun. Dimana saat ini mereka saja berpacaran baru hitungan jam.

Orang gila mana yang sudah membahas soal pernikahan disaat mereka saja pacaran belum ada sehari? orang gilanya ya Tama ini.

"Ya udah deh, kita bahas ini lain waktu aja. Aku paham kok," jawab Tama seraya tersenyum tipis.

Setelahnya, mereka pun mengobrol sebentar sebelum akhirnya sambungan video call dimatikan. Mengingat besok Embun harus berangkat ke kampus, jadi Tama tidak mau membuat Embun malah begadang dan berakhir dengan kurang istirahat. Apalagi belum lama ini Embun baru saja sembuh dari sakitnya. Masa iya Tama tega membuat Embun jadi sakit lagi? tidak-tidak, Tama tidak ingin membuat Embun kembali sakit.

"Ya sudah, kamu istirahat ya. Udah malem juga soalnya. Makasih udah mau nemenin aku ngobrol."

Embun tersenyum tipis.

"Sama-sama, Bang."

Dan tidak lama setelahnya sambungan video call pun berakhir.

Tama, kini dia sudah berbaring diatas ranjang. Matanya menatap lurus langit-langit kamarnya. Sebuah senyum tampak tersungging dibibirnya.

"Sabar Tama, seenggaknya tunggu lo sama Embun pacaran sebulan. Baru setelahnya lo boleh bahas soal pernikahan."

Mungkin menurut orang-orang, waktu sebulan itu sangat sebentar. Tapi untuk Tama, sungguh itu adalah waktu yang sangat lama. Kalau bisa menikah besok dengan Embun, dia ingin sekali menikah besok. Dengan begitu dia bisa tidur satu ranjang dengan gadis itu. Memeluk tubuh mungilnya dikala mereka tidur. Menciumi wangi tubuh ya di--- sudah-sudah, sepertinya Tama harus menghentikan pemikiran-pemikiran ini. Semakin dipikirkan dia jadi semakin tidak tahan ingin segera menikahi Embun.

Jujur Tama sendiri juga agak heran kenapa dia bisa sampai sejatuh cinta ini kepada Embun. Padahal dengan mantan-mantannya terdahulu dia tidak pernah kepikiran untuk nikah disaat hubungan yang terjalin masih awal. Dengan Shenina, mereka berpacaran setidaknya 2 tahun, tapi baru saat mendekati tahun ke dua Tama berpikiran untuk menikah.

Sementara dengan Embun? ini bahkan belum 24 jam dan dia sudah ingin menikahi Embun.

Tama menghela nafas pelan.

"Sabar Tama, sabar!"

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!