Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Cheesy menatap sang papa yang sejak tadi hanya diam melahap makanannya. Tidak seperti biasa, dimana ruang makan itu selalu ramai dengan canda tawa sang papa. Namun, sekarang terlihat sangat berbeda, sepertinya papanya itu sedang banyak pikiran, sehingga enggan untuk berbicara.
"Sayang! Ada apa? Apa ada masalah di rumah sakit?" Tanya Rania yang melihat suaminya itu hanya diam sejak pulang dari rumah sakit.
Mendengar pertanyaan sang istri, Randy hanya membuang napasnya pelan, lalu menatap kedua putrinya secara bergantian. Tiba-tiba dia merasa sangat cemas terhadap kedua putrinya itu, walaupun dia tau jika mereka berdua sudah bisa menentukan apa yang baik dan tidak, tetapi kegelisahan seorang ayah akan tetap ada.
"Cheesy! Apa kamu sudah punya kekasih?" Tanya Randy sehingga membuat suasana itu semakin menegangkan.
"Maksud papa apa?" Tanya Chelsea bingung, karena dia tau sang papa tidak pernah menayangkan soal itu selama ini.
"Tidak! Pa. Cheesy masih ingin fokus dengar karir Cheesy. Jadi, Cheesy belum memikirkan soal asmara."
Mendengar ucapan Cheesy, Randy hanya menunduk kecil lalu kembali menyantap makanannya. Rania yang bingung dengan sikap suaminya itu langsung mengenggam tangan sang suami. Dia mantap Randy dengan tatapan penuh kebingungan.
Dia tau, jika ada masalah, Randy tidak pernah mau mengungkapkannya di depan anak-anak. Namun, melihat sikap Randy, sepertinya ini tentang putri mereka. Jadi, tentu kedua putrinya berhak tau.
"Ada apa, Sayang? Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya Rania dengan lembut sambil mempererat genggaman tangannya.
Randy hanya bisa membuang napasnya kasar, dia menatap lekat Cheesy yang sejak tadi menatap bingung kearahnya. Tidak seharusnya dia bersikap seperti ini saat makan bersama keluarga kecilnya itu, tetapi kejadian di rumah sakit tadi sangat menganggu pikirannya.
Sebagai seorang ayah, tentu Randy ingin putrinya mendapatkan suami yang baik. Dia juga sudah menemukan siapa pria itu, pria yang mencintai putrinya begitu tulus dan juga penuh perjuangan.
"Yoga, putra Diandre ingin melamar putri kita Cheesy."
Mendengar ucapan Randy, semua langsung terdiam. Rania dan Chelsea menatap Cheesy dengan tatapan tidak percaya. Apa mungkin wanita itu diam-diam berhubungan dengan putra keluarga Diandre. Namun, itu tidak mungkin. Rania tau bagaimana putrinya, dia tidak mungkin berhubungan dengan seorang pria tanpa sepengetahuannya.
"Yoga! Bukankah istrinya di rawat di rumah sakit kita beberapa bulan lalu?" Tanya Rania bingung.
"Benar! Istrinya keguguran. Cheesy putri kita yang menanganinya." Randy terus menatap putrinya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Tidak, Pa. Cheesy tidak mau. Dia bukan pria baik-baik. Aku tidak mau."
Cheesy menatap sang papa dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya tiba-tiba bergetar, seakan menahan tangis. Melihat itu, Randy langsung membuang napas lega. Ternyata apa yang ada di pikirannya salah. Dia perlahan memijit keningnya pelan lalu menatap putrinya itu dengan tatapan penuh penyesalan.
"Maafkan papa. Papa telah meragukanmu." Randy bangkit dari duduknya lalu memeluk putrinya dengan penuh kelembutan.
Dia perlahan mencium puncak kepala Cheesy, sambil menitikkan air mata. Dia merasa dia telah gagal menjadi seorang ayah, karena bisa-bisanya dia berpikiran buruk tentang putrinya sendiri.
*****
Yoga berjalan mondar-mandir sambil menatap layar ponselnya. Sudah beberapa hari berlalu, tetapi Randy sama sekali belum memberikan kabar untuknya. Apa mungkin keluarga itu menolak lamarannya?
Namun, itu tidak mungkin. Dia adalah seorang CEO ternama, bahkan sekarang namanya telah melambung tinggi dalam dunia bisnis. Jadi, tidak mungkin ada orang yang mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Seharusnya keluarga itu bersyukur karena dia mau melamar putri mereka.
"Sayang, bagaimana? Apa dokter itu sudah memberi kabar baik?" Tanya Tania melihat putranya yang terus melangkah seperti setrikaan baju.
"Belum, Ma. Mereka belum memberi kabar apapun. Apa mereka menolak?" Tanya Yoga sedikit bingung.
"Tidak! Tidak mungkin. Hanya orang bodoh yang mau menolak lamaran orang hebat sepertimu," ucap Tania penuh percaya diri.
"Lamaran? Lamaran apa?" Tanya Diandre yang tidak sengaja mendengar percakapan ibu dan anak itu.
Melihat kehadiran sang suami, Tania langsung tersenyum manja lalu mendekati suaminya itu. Dia menggandeng mesra sang suami lalu menyandarkan kepala di dada.
"Putra kita mencintai putri keluarga Ajhiwinata. Kami juga sudah mendatangi Dokter Randy dan mengatakan tujuan kami, tapi ...."
Tania langsung memperlihatkan wajah sedih. Dia memperlihatkan ekspresi penuh kesedihan, seakan minta untuk dikasihani. Melihat wajah sedih istrinya itu, Diandre hanya bisa membuang napasnya kasar.
Dia mengingat kejadian saat rapat, sangat terlihat jika Rayyan dan Rafi tidak menyukai putranya. Sudah sangat jelas, apa yang mereka inginkan tidak akan pernah terjadi. Randy dan Rayyan sudah seperti keluarga, jadi bisa dipastikan keputusan sebesar ini juga akan ada ikut campur kedua rekan bisnisnya itu.
"Sayang! Ini sangat sulit." Diandre melepaskan tangan istrinya dengan lembut lalu duduk menyilangkan kaki di sofa.
Dia menatap lekat Yoga yang hanya diam berdiri menatapnya. Dia tau, jika tujuan mereka bukanlah untuk menikahi putri keluarga Ajhiwinata. Namun, ada jejak kebusukan yang tersimpan di dalamnya.
"Kenapa? Bukankah sahabat dokter itu adalah rekan bisnis Daddy. Keluarga kita juga sangat dekat dengan mereka. Jadi, tidak mungkin mereka menolak." Tania menatap tegas Diandre, seakan keinginannya itu harus terkabul.
"Tapi mereka tidak menyukai Yoga. Mereka lebih berpihak kepada Yoon-gi."
Mendengar ucapan Diandre, Tania langsung tersenyum getir. Yoon-gi, Yoon-gi dan Yoon-gi. Kenapa bocah si4l4n itu selalu beruntung? Bocah yang telah dia singkirkan bertahun-tahun lalu, kini muncul dan kembali menciptakan masalah untuk mereka.
Lagipula, kenapa Rayyan dan para sahabatnya begitu menyayangi Yoon-gi? Mereka juga membantu anak itu hingga terkenal seperti sekarang ini.
"Yoon-gi! Dia selalu menghancurkan rencana kita. Seharusnya aku menyingkirkannya bersama wanita itu."
"Apa! Maksudmu apa?"
Bersambung....