Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
"Apa? Aku mau tidur" ucap Clara santai lalu membaringkan tubuhnya.
"Enak saja! Ini kamarku. Kamu tidur sana di sofa" ucap Rafi menarik tubuh Clara.
"Aw! Tuan'kan pria jadi tidur saja di sofa. Sama istri sendiri tega banget"
"Ini rumahku jadi suka sukaku"
"Ini rumah suamiku. Jadi aku juga berhak mendapatkan hakku di sini"
Mendengar ucapan suamiku keluar dari mulut Clara, Rafi langsung tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya mendekati Clara. Melihat Rafi yang semakin mendekat Clara yang gugup melangkahkan kakinya mundur.
Tapi di saat dia mundur kakinya malah terhalang kasur sehingga Clara kehilangan keseimbangan. Melihat Clara yang hampir terjatuh Rafi menarik tangannya tapi, Rafi malah ikutan terjatuh bersama Clara ke atas kasur dengan posisi Clara berada di bawahnya.
"Jika aku suamimu maka, aku berhak melakukan apapun kepadamu" ucap Rafi menatap lekat bibir Clara.
Melihat Rafi yang ingin menciumnya Clara langsung mengingat ucapan penghulu yang menikahkannya. Clara yang tidak mau mengecewakan Rafi memejamkan matanya. Karna bagaimanapun Rafi sekarang adalah suaminya jadi, sudah menjadi kewajibannya untuk melayani suaminya.
Melihat Clara memejamkan matanya Rafi menghentikan aksinya dan menatap lekat wajah Clara. Melihat Rafi belum menyentuh bibirnya Clara membuka matanya dan melihat Rafi tersenyum sinis menatapnya.
"Istirahatlah! Kau pasti lelah" ucap Rafi terseyum lalu mencium lembut kening Clara.
"Kau tidurlah. Aku akan tidur di sofa" ucap Rafi mengambil selimut dan juga bantal.
Melihat Rafi yang tiba tiba lembut Clara menatapnya penuh kebinggungan. Rafi membaringkan tubuhnya di atas sofa sambil melirik Clara yang menatapnya penuh kebingungan.
"Maaf karna aku selalu membuatmu kesal. Aku hanya tidak mampu mengungkapkan cintaku karna aku takut kau juga akan pergi meninggalkanku" batin Rafi menatap Clara.
Melihat Rafi yang tidur di sofa Clara merasa tidak enak. Bagaimana mungkin dia bisa tidur nyenyak di kasur yang begitu empuk sedangkan Rafi tidur di sofa. Ingin sekali rasanya Clara memangil Rafi untuk tidur bersamanya tapi, jika Clara melakukannya pasti Rafi akan besar kepala.
"Jika aku memangilnya pasti dia akan besar kepala dan mengira aku ingin tidur bersamanya" batin Clara membaringkan tubuhnya membelakangi Rafi.
Berapa kali Clara mengubah cara tidurnya tapi dia tetap tidak bisa memejamkan matanya. Dia melirik Rafi yang tidur membelakanginya dan melihat selimut Rafi yang sudah jatuh ke lantai. Clara menurunkan egonya dan berjalan mendekati Rafi.
Clara memberanikan diri untuk melihat apakah Rafi sudah tidur apa belum. Rafi yang menetahui Clara mendekatinya, langsung memejamkan matanya dan pura pura tidur.
"Ternyata dia sudah tidur. Pasti dia tidak nyaman tidur di sini" gumam Clara membenarkan selimut Rafi.
Rafi yang mendengar gumaman Clara tersenyum lalu membalikkan posisi tidurnya. Clara yang takut Rafi terbangun langsung menghentikan aksinya dan terdiam menatap Rafi. Clara melihat tubuh Rafi yang sudah menepi mencoba memberanikan diri untuk membangunkan Rafi.
"Tu..tuan!" ucap Clara menepuk nepuk tangan Rafi.
"Hem!" dehem Rafi membuka matanya.
"Pasti tuan tidak nyaman tidur di sini. Kasur itu juga terlalu lebar jika aku tempati sendiri. Lebih baik tuan tidur saja di kasur bersamaku" ucap Clara gugup.
"Baiklah!" ucap Rafi mengambil selimut dan bantalnya lalu berjalan ke kasur.
Dia membaringkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya sebelum Clara berubah pikiran. Melihat Rafi yang sudah tertidur Clara naik ke atas kasur dan memejamkan matanya. Rafi yang merasakan kasurnya bergerak langsung memeluk Clara sambil memejamkan matanya.
"Biarkan seperti ini, sekali saja" ucap Rafi mengeratkan pelukannya.
Mendengar ucapan Rafi, Clara terdiam dan tidak berani memberontak. Clara menengelamkan wajahnya di dada bidang Rafi, dia menghirup wangi tubuh Rafi yang menenangkan pikirannya lalu memejamkan matanya.
Pasangan pengantin baru itu langsung terlelap dalam tidurnya sambil berpelukan. Rafi yang baru merasakan nyamannya tidur dengan wanita yang dia cintai tidur dengan pulasnya, sambil terus memeluk Clara seperti tidak mau melepaskan Clara walaupun hanya sebentar saja.
...----------------...
Rania meratapi nasibnya dengan berdiam diri di dalam kamarnya. Dia tidak menyangka jika rencananya menghancurkan hidup Clara malah menjadi kehancuran untuknya sendiri. Dia mendapati kekasihnya tidur dengan kakaknya sendiri.
Bahkan yang lebih dia tidak sangka Dirga malah mengakhiri hubungan mereka padahal selama ini terlihat sangat jelas Dirga sangat mencintainya. Bahkan Dirga mau melakukan apapun yang dia minta. Tapi, kenapa tiba tiba Dirga meninggalkannya setelah kejadian itu.
"Ini semua karnamu Clara! Kau selalu menghancurkan hidupku. Lihat saja aku akan menghancurkan hidupmu lebih dari kehancuranku saat ini" teriak Rania penuh amarah.
Dia menatap lurus kedepan dengan pancaran penuh kebencian. Dia tidak terima dengan keputusan Dirga yang mengakhiri hubungan mereka secara sepihak. Tapi, Rania malah menyalahkan Clara atas semuanya. Dia tidak bisa melihat Clara bahagia.
"Kenapa kau berteriak malam malam seperti ini?" ucap Kania kesal karna tidur cantiknya tergangu oleh teriakan Rania.
Kamar Kania dan Rania memang bersebelahan hanya di batasi dinding saja. Bahkan kamar mereka tidak kedap suara sehingga Kania dapat mendengar dengan jelas suara teriakan Rania.
"Ini semua karna wanita miskin itu. Karna dia aku kehilangan Dirga" ucap Rania penuh amarah.
"Kamu jangan terlalu di butakan oleh cinta. Jika dia pergi meninggalkanmu maka kau bisa mencari pria lain yang jauh lebih baik darinya. Kamu jangan terlalu bodoh jadi wanita" ucap Kania santai sambil meletakkan bokongnya di tepi ranjang Rania.
"Tapi bocah ini sangat perkasa. Pantas saja Rania frustasi seperti ini" batin Kania menatap Rania.
"Ini juga karna kakak. Kenapa kakak merayu kekasihku? Padahal Mommy sudah memberikan Rafi kepada kakak" ucap Rania menatap tajam Kania.
"Kenapa kau menyalahkan kakak? Salahkan saja suruhanmu yang bodoh itu. Karna mereka memasukkan Clara ke kamar yang salah jadi Dirga mengira aku adalah Clara" jelas Kania santai.
Mendengar ucapan Kania, Rania nampak berpikir sejenak. Dia mengingat penjelasan Dirga saat sedang di tanya oleh keluarga Alexander sangat jauh berbeda dengan yang di katakan Kania barusan.
"Tapi, Dirga tidak mengatakan seperti itu" ucap Rania menatap lekat Kania.
"Mana mungkin Dirga mengatakan yang sebenarnya. Bisa bisa kita di habisi oleh keluarga Alexander karna menjebak pembantu kesayangan mereka"
"Tapi, aku tidak menyuruh Dirga tidur beneran dengan Clara. Aku hanya menyuruhnya tidur di samping Clara saat Clara telah terpengaruh obat tidur"
"Berarti dia memanfaatkan kesempatan. Dia meniduri wanita yang ada di kamar itu. Walaupun dia tidak tau siapa wanita yang bersamanya. Apa kau tidak bisa memuaskannya?" ucap Kania tersenyum sinis.
"Dengar ya adikku, Sayang. Pria brengsek seperti Dirga tidak akan mau rugi. Kau menawarkan ikan kepada kucing yang sudah pasti dia akan menyantapnya" sambung Kania membelai lembut rambut Rania.
"Sudahlah aku pusing. Lebih baik kakak pergi saja. Aku tidak pernah menyangka jika aku dan kakak pernah tidur dengan pria yang sama" ucap Rania memelas membayangkan bagaimana Dirga menikmati tubuh Kakaknya sendiri.
"Berbagi itu menyenangkan, Sayang"
"Tidak semua yang kita miliki harus di bagi Kak. Apa kakak mau kelak kakak berbagi suami denganku?" ucap Rania kesal mendengar ucapan Kania.
Bersambung......
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu