Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.kata cinta yang tidak mampu terucap
Di dalam ruangan seorang pria yang sedang duduk sambil mengisap sebatang rokoknya. Pria itu adalah Zaian, yang sedang mendengarkan laporan dari anak buahnya yang yang diperintahkan memata-matai karin.
"Kami tidak menemukan aktivitas lain, dia hanya keluar jika akan ke bekerja atau berbelanja saja," Lapor anak buah Zaian
"Bagaimana tentang pernikahannya, apa yang membuat dia sampai harus mencari uang sendiri?" Tanya Zaian
"Dia sudah bercerai, suaminya berselingkuh."
"Ok kamu bisa pergi," Sahut Zaian
"Karina karina, entah apa yang harus aku perbuat kepadamu," Gumam Zaian bimbang, niat hati ia ingin balas dendam kepada karin, tapi melihat karin yang seolah berusaha menjauh darinya membuatnya ingin menarik dia agar dekat dengannya.
Sementara itu karin yang sedang melamun dikamarnya, ia sedang berfikir bagaimana cara dia menghadapi Zaian yang seakan selalu mendekatinya.
Keesokan harinya karin berangkat kerja seperti biasa, setibanya ia di kantor karin langsung di hampiri oleh Dion.
"Pak Zaian bilang kamu siap-siap sebentar jam lima sore kalian akan berangkat perjalanan bisnis di Dubai," Jelas Dion
"Apa saya tidak bisa menolak untuk pergi?" Kekeh karin tidak ingin banyak menghabiskan waktu dengan Zaian
"Kamu itu asisten pribadi pak Zaian, jadi otomatis perjalanan bisnis seperti ini kamu pasti hari ikut. Kamu cukup biasakan diri kamu saja"
"Hmph, ok deh."
Fikiran karin saat ini benar-benar sedang kacau, ia bingung apa yang akan terjadi dengannya nanti saat berdua saja dengan Zaian melakukan perjalanan bisnis.
''Oh Tuhan kepalaku bisa pecah jika seperti ini terus," Gerutu karin yang sedari tadi tidak fokus dengan pekerjaannya
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, karin segera bergegas untuk pulang menyiapkan beberapa pakaian yang akan ia bawa untuk perjalanan bisnis.
Saat hendak berjalan memasuki lift, karin di kejutkan dengan kehadiran tiba-tiba Zaian dan Dion di dalam lift itu. 'Ya ampun orang ini lama-lama seperti hantu saja yang selalu bikin kaget,' batin karin sambil melangkah masuk kedalam lift.
"Kamu mau kemana?" Tanya Zaian kepada karina saat pintu lift tertutup.
"Pulang," Jawab karin singkat membuat Zaian menjadi dongkol di buatnya
"Apa kamu itu sedang belajar berbicara, atau kamu memang tidak tahu cara berbicara," Gerutu Zaian sambil berbalik melihat karin yang hanya diam
"Maaf Pak posisi saya dan anda itu berbeda, jadi saya tidak ingin berbicara dengan anda seperti berbicara dengan teman atau sahabat saya," Jelas karin dengan sedikit meninggikan suaranya
Seketika saja karin di buat terpojok ke dinding lift oleh Zaian, yang membuat karina kaget dan malu apa lagi Zaian tidak memperdulikan kehadiran Dion di antara mereka.
"Kamu gila yah," Sahut karin marah
"Iya aku gila, aku gila karena kamu! Selama enam tahun ini kamu buat aku seperti orang yang tidak punya hati!" Geram Zaian yang sudah tidak tahan dengan tingkah karin
"Zaian lepas!" Gerutu karin sambil berusaha melepas cengkraman tangan Zaian
Di tengah perselisihan itu pintu lift terbuka membuat karin mendorong Zaian menjauh agar karyawan lain tidak berfikir negatif dengan hubungan mereka. 'Oh Tuhan untung saja pintu lift ini menyelamatkan ku dari pertikaian dia insan ini,' batin Dion yang tidak sanggup berada di tengah dua insan yang saling mencintai namun ego mereka yang tinggi membuat mereka hanya bisa saling bertikai.
setibanya karin di depan perusahaan, karin hendak mencari taxi untuk dia pulang ke rumah namun Zaian datang dengan mobilnya.
"Naik," perintah Zaian kepada karin
"Engga mau," sahut karin cuek
" Karin...!" geram Zaian dibuatnya
"Saya mau pulang ke rumah untuk siap-siap Tuan Zaian yang terhormat," Sahut karin dengan memperlihatkan senyum palsu di bibir mungilnya, yang membuat Zaian hanya bisa meredam emosinya
"Naik, aku akan mengantarmu pulang."
Dengan terpaksa karin menuruti perintah Zaian, karena ia tahu pria itu tidak akan berhenti sampai apa yang dia inginkan di patuhi.
Setelah beberapa menit berkendara mereka kini telah tiba di rumah karin.
Saat karin turun dari mobil itu, karin di buat bingung dengan Zaian yang juga mengikutinya turun.
"Kamu mau kemana," tanya karin heran dengan tingkah Zaian
"Masuklah," jawab Zaian enteng
"Tapi aku tidak mempersilahkan kamu masuk."
"Tidak masalah, aku paling pengertian dengan hal seperti ini," sahut Zaian sambil berjalan masuk ke rumah karin tanpa memperdulikan karin yang masih berdiri diam di tempatnya
