NovelToon NovelToon
LEGEND OF THE LEGENDARY PRINCE

LEGEND OF THE LEGENDARY PRINCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: GEZA KUSUMA

Suatu hari hidup seorang pangeran bernama Afnan Azkiya yang mendapatkan julukan pangeran tertampan di dunia dan dia bertunangan dengan putri kerajaan paling cantik di benua manusia.

namun konflik antara kerajaan mereka terjadi karena ada Kerajaan yang telah menipu kerajaan tunangannya dengan surat palsu agar mereka berperang yang membuat kerajaan sang pangeran hancur lebur dan dia dijadikan selir pertama laki-laki di dunia dengan penuh hinaan dan ejekan namun suatu hari ternyata kebenaran terungkap yang membuat sang pangeran mencari kerajaan mana yang bersengkongkol untuk membuat kedua kerajaan berperang.

Inilah kisah seorang pangeran yang mencari kerajaan yang membuat kedua kerajaan berperang namun siapa sangka ternyata sang pangeran memiliki takdir yang lebih sulit daripada itu yang membuat dia harus melawan seluruh dunia,takdir apakah itu? ikuti kisah sang pangeran yang menantang seluruh dunia demi membalas dendam keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEZA KUSUMA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal penghancuran kerajaan Glimmer Wood

kamar penginapan Afnan Azkiya

Afnan Azkiya tersadar dari lamunannya karena mendengar pintu yang di gedor keras. dia bangkit dan membuka pintu, hanya untuk menemukan putri Delisa berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam.

Putri Delisa mengangkat alisnya bertanya dengan marah "kemana saja kamu?,kenapa kamu mengunci kamar bukannya kamu bilang tidak akan mengunci kamar ini kecuali malam?."

Afnan Azkiya menatap kosong putri Delisa menjawab dengan tenang "aku mengunci pintu karena sedang mengenang masalalu yang membahagiakan supaya tidak ada yang menggangu." melanjutkan dengan perlahan "tapi karena dirimu aku sadar dari lamunanku."

putri Delisa tidak peduli apa yang dikatakan Afnan Azkiya hanya mengeluarkan cambuk yang panjang dan langsung mencambuk Afnan Azkiya dengan tiga kali cambukan.

"Aghh!."Afnan Azkiya terhuyung, menahan perih dan menatap putri Delisa dengan bingung "kenapa kamu mencambuk ku?."

Putri Delisa menatap dingin Afnan Azkiya berkata dengan acuh tak acuh " kenapa?, karena kamu melarikan diri dan membiarkan aku mencari berjam-jam,apa kamu ingin di jual kembali ke tempat masa lalu mu yang kelam itu?."

Afnan Azkiya membungkuk berkata dengan memohon "tidak... Aku mohon jangan kirim aku kembali ketempat itu."

Putri Delisa mengangkat dagunya, memaksa Afnan Azkiya menatapnya langsung berkata dengan dingin.

"Aku tak akan menjual mu sekarang Tapi jika dalam empat tahun kau gagal menjadi jenderal perang, lebih baik kau ku jual atau kuberikan saja pada peri rubah sebagai boneka hiburan. Dia pasti senang."

Tanpa menunggu tanggapan, putri Delisa melempar sebuah kotak kecil berwarna pirang ke arah Afnan Azkiya dan pergi tanpa sepatah kata pun. Di dalam kotak itu, terdapat pakaian budak tipis berwarna ungu dan sebuah kalung emas bertanda milik putri Delisa—simbol seorang selir.

Afnan Azkiya melihat kotak itu berkata Dengan dingin "apa kamu ingin menjual ku atau memberikan nya kepada iblis rubah itu ..hah, kamu belum melihat wujud asliku sang pangeran Afnan Azkiya."

Afnan Azkiya menutup kembali kotak dan menyimpannya di sihir penyimpanan nya untuk mengingat peringatan putri Delisa sebelum menghancurkan kerjanya dari dalam seperti yang di alami dirinya.

malam pun tiba

Gunung harapan

Malam itu, di bawah langit kelam, Afnan Azkiya berjalan mendaki Gunung Harapan dengan pedang tergenggam erat. Di puncak, berdiri seorang wanita tua yang memandangnya dengan senyum samar. Meski terlihat lemah, Afnan Azkiya tetap waspada—bisa saja ini adalah jebakan.

Wanita tua berkata dengan lembut

"akhirnya kamu datang juga."

Afnan Azkiya menyipitkan matanya berkata dengan tenang" siapa kamu? dan kenapa kamu ingin bertemu dengan ku?."

Wanita tua menatap Afnan Azkiya cukup lama sebelum berkata dengan lembut " Siapa aku tak penting. Tapi aku datang untuk mengingatkanmu akan sesuatu yang telah kau lupakan sejak lama."

Afnan Azkiya mengerutkan alis berkata dengan acuh tak acuh. "Apa maksudmu?"

Wanita tua menjawab dengan lembut "pelatihan mental dan fisik yang kamu pelajari sejak kamu berumur lima hingga umur tiga belas tahun."

Afnan Azkiya terkejut mendengar perkataan wanita tua membuat dia lebih waspada dari sebelumnya.

Wanita tua melanjutkan dengan lembut "seorang anak yang di paksa berlatih di umurnya yang masih muda." melanjutkan dengan sedih "menerima hukuman kejam bila tidak mematuhi nya."

Afnan Azkiya menatap tajam wanita tua berkata dengan tegas "siapa kamu kenapa kamu tahu masa kecilku?."

Wanita tua memandang langit berkata dengan lembut "kamu akan tahu saat waktunya tiba.yang ingin aku bicarakan hanya... latihan bersama Ratu bernama Alina dia"

Afnan Azkiya menghunuskan pedang berkata dengan terkejut "kenapa kamu tahu nama ratu Kerajaan Radiant Vale yang hancur?."

Ia menahan lidah untuk menyebut nama itu sebagai ibunya. Jika wanita itu musuh dan tahu identitasnya, maka rencana balas dendamnya bisa terancam begitu pula keselamatan Bella Caily dan kerajaan Harmonia.

Wanita tua melanjutkan dengan lembut

"Apa kau lupa? Kau pernah terkena sihir ilusi melihat keluargamu di Tawan dan kau hanya bisa menawarkan tubuhmu sebagai penebusan. Lalu kau kembali disihir menyaksikan keluarga dibantai dan dirimu dijadikan selir sebagai penghargaan."

Kata-kata itu mengguncang Afnan Azkiya. dia ingat semuanya. Sihir kejam itu adalah ujian dari ibunya untuk menguatkan mental dan jiwanya. Ilusi yang seolah nyata, namun berhasil ia taklukkan meski dengan luka jiwa yang dalam.

Afnan Azkiya menatap tajam wanita tua berkata dengan tegas "siapa kamu? dan bagaimana kamu tahu semua tentang itu?."

Wanita tua tidak menjawab. Ia hanya diam memandang langit, lalu perlahan-lahan tubuhnya menghilang ke dalam kabut malam. Afnan Azkiya melangkah maju, namun tak bisa menemukan jejak apa pun.

“Kecepatannya... lebih cepat dariku,” gumamnya dengan bingung. “Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia tahu tentang pelatihan rahasia yang hanya aku dan ibuku ketahui?”

Tatapannya mengarah pada bayangan kejauhan kerajaan Glimmer Wood, tempat yang dalam waktu dekat akan ia hancurkan dengan tangannya sendiri. Namun, ia menunggu. Menunggu peri rubah itu pergi. Karena bila masih ada dia di sana, pertarungan akan menjadi bencana bukan hanya secara kekuatan, tapi juga mental.

Dengan napas berat, Afnan memejamkan mata. Energi ungu mulai menyelubungi tubuhnya. Muncul satu tanduk hitam tumbuh dari pelipisnya, matanya bersinar merah darah . Wujud setengah sucubus dalam dirinya telah bangkit kembali.

Malam itu, di mana empat manusia tengah bermesraan di bawah bintang. Mereka tak menyadari, malapetaka mendekat.

Afnan Azkiya muncul seperti bayangan, membuat keempatnya menjerit dan berlari. Namun, Afnan Azkiya menjentikkan jarinya penghalang listrik terbentuk, menjebak mereka.

"manusia rendahan!."Afnan Azkiya berkata dengan dingin " Bukankah sudah ku beritahu? Siapa pun yang naik ke Gunung Harapan akan kehilangan jiwanya.”

Salah satu wanita gemetar, berkata dengan ketakutan. “Ampuni kami, Tuan… kami tak tahu… kami hanya ingin—”

“Diam.” Nada Afnan Azkiya dengan dingin dan kejam. “Salah satu dari kalian harus menjadi budakku. Atau keempatnya. Pilih sendiri.”

Mereka saling pandang. Dulu sahabat, kini berubah menjadi musuh demi menyelamatkan diri dan pasangan. Mereka mulai bertarung, saling serang dalam kepanikan.

Afnan tertawa rendah, puas melihat konflik yang ia ciptakan. “Hahahaha… Lihat, begitu mudahnya manusia mengkhianati.”

Saat keempatnya sudah babak belur, Afnan Azkiya menghunus pedang naga, menghentikan pertarungan.

Afnan Azkiya berkata dengan dingin "sebutkan nama kalian."

Dengan suara bergetar, mereka memperkenalkan diri.

“Farhan, 18 tahun…”

“Irfan, 25 tahun”

“Serlina, 17 tahun"

"Melisa, 23 tahun”

Afnan Azkiya berkata dengan dingin "bagus, kalian menyebut nama kalian meskipun aku tahu itu bukan nama lengkap kalian tapi itu tidak penting aku ingin kalian berempat membantuku untuk membuat kerusuhan di kota Glimmer Wood dan kerajaan Glimmer Wood."

Melanjutkan dengan lembut namun beracun "bila kalian berhasil tugas kalian akan bebas dan bila gagal maka dua wanita kalian akan menjadi penghangat ranjang ku bagaimana itu adil bukan?."

Serlina dan Melisa menangis dalam pelukan pasangan mereka.

Farhan berkata dengan ketakutan " baik kami akan melakukan tugas kami dan batas waktu yang tuan berikan berapa bulan atau tahun."

Afnan Azkiya berkata perlahan dengan nada dingin "cukup dua tahun. sebagai jaminan kalian agar tidak melarikan diri kalian akan di berikan tanda pelacak pada dada kalian bila kalian mencoba kabur daerah kerajaan Glimmer Wood maka kalian akan tahu konsekuensi kalian."

Afnan Azkiya membaca mantra sihir yang membuat mereka kesakitan karena tubuh mereka merasa tersengat listrik terus menerus.

"AHHH!!."

"AHHH!."

"ARGHHH!!."

"ARGHHH!!."

beberapa menit berlalu, mereka terkapar dan nafas terengah-engah

Afnan Azkiya berkata dengan lembut "bagus sekarang kalian akan menjadi pengikutku dalam penghancuran kerajaan Glimmer Wood."

“Bangkit,” Afnan Azkiya berkata dengan acuh tak acuh. “Kenakan topeng ini.”

Ia melemparkan empat topeng merah darah dan hitam gelap. Aura topeng itu membuat udara sekitar menjadi dingin.

Mereka melihat tubuh dirinya dan muncul tanda berwarna hitam berlambangkan sucubus yang menakutkan muncul di dadanya.

mereka memakai topeng yang di berikan kemudian berlutut berkata dengan serentak "kami akan menjalankan tugas yang tuan berikan."

Afnan Azkiya berkata dengan acuh tak acuh "bagus kalian akan menjadi pelopor kehancuran kerajaan Glimmer Wood. namun ingat kalian tidak boleh menggangu Bahir Azkiya."

Afnan Azkiya melemparkan dua buku tebal sihir listrik dan seni beladiri yang diberikan agar mereka berlatih untuk menjadi kuat.

Afnan Azkiya berkata dengan acuh tak acuh "kalian pelajari semua sihir listrik dan bela diri. Kalian akan bertemu dengan ku lagi dalam satu bulan."

Afnan Azkiya tersenyum cabul, berkata dengan menggoda namun penuh ancaman.

“Dan ingat… kalau gagal, kalian akan menyaksikan wanita kalian… menjadi penghangat tempat tidurku… seumur hidup kalian.”

Empat orang itu menunduk, menggigil. “Kami mengerti… Tuan.”

Dengan kecepatannya, Afnan Azkiya lenyap ke dalam malam, meninggalkan mereka dalam ketakutan dan bayang-bayang masa depan yang mengerikan.

1
Fann Kurniawan
cerita nya menarik/Angry/
GEZA KUSUMA
untuk novel akan di benarkan dari bab 1 hingga bab akhir,dan yang baru di benarkan bab 1 dan 2, untuk update bab baru novel setiap 3 hari ataupun paling lama 5 hari.sekian terimakasih /Applaud/
Fann Kurniawan
bagus
GEZA KUSUMA
terimakasih yang telah mendukung saya untuk membuat karya ini dan tolong beri like, komentar dan rating agar saya bisa membuat karya ini lebih baik lagi, terimakasih
Diva Rusydianti
Kehabisan kata-kata. 😶
mr.browniie
Jatuh cinta sama plot twistnya, bikin penasaran terus 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!