NovelToon NovelToon
Bos Muda

Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Si Mujur
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Humble

Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Jahat

Irish tidak tahu harus menjawab seperti apa. Meski beberapa kali bertemu di tempat pelatihan, namun dia hanya pernah benar-benar bicara dengan Arsa sekali, hanya saat pertama kali bertemu, dan pada malam hari ini saja.

Meski tidak sependapat dengan sahabatnya, Irish hanya sekedar tahu tentang Arsa, dan itu pun dari Gina saja. Sisanya, dia sama sekali tidak mengenal siapa Arsa yang sebenarnya.

Suasana di tempat acara itu memang sempat menjadi sedikit berubah. Namun, begitu pembawa acara kembali ke atas panggung dan mencoba mencairkan suasana, acara itu pun dibuka dengan sangat baik.

Seperti acara pesta semi resmi pada umumnya, saat berlangsung. Banya orang yang memanfaatkan untuk berkenalan dengan beberapa yang mungkin kelak akan menjadi rekan bisnis dengan mereka.

Dan inilah apa yang sebenarnya di inginkan oleh keluarga Carlton. Acha, ibu Irish ingin malam ini gadis itu menjadi pusat perhatian.

Sebagai keluarga pebisnis, kesempatan itu seharusnya bisa dimanfaatkan oleh mereka agar orang-orang bisa mengenal Irish.

Akan tetapi, meski terlihat tidak mempermasalahkan nya, namun hampir setiap saat, selalu ada orang-orang yang melirik, mencuri pandang pada sebuah meja, dimana hanya ada dua orang saja yang duduk disana.

Setiap orang yang ada diruangan itu, rela melakukan apa saja, untuk bisa menggantikan posisi pemuda itu, yang duduk di meja tersebut.

“Tuan One, maaf. Tadi aku tidak melihatmu disini.” Ucap Clara sedikit lirih.

Saat Arsa meliriknya, arsa hanya bisa menganggukkan kepala, meski dia tidak menyetujui permintaan maaf gadis itu.

Sama seperti Clara yang meminta maaf dengan menunjukkan wajah datar seolah tidak terjadi hal apapun, Arsa juga melakukan hal yang sama.

“Tidak perlu. Aku hanya kebetulan berada disini.” Balas Arsa datar.

Namun setelahnya, Arsa kembali bicara. “Clara, apa kamu melihat dua orang pemuda yang memakai jas kerja di meja tadi?”

Clara sama sekali tidak melirik ke meja itu, namun dia menganggukkan kepalanya. Dan berkata. “Maaf, Tuan One… aku tidak begitu memperhatikan orang lain selain dirimu, saat disana.”

Arsa bisa memahaminya. Namun setelahnya dia kembali bicara. “Dengar, keduanya adalah sahabatku. Dan merekalah alasan kenapa aku bisa berada disini. Tentu Kamu tahu alasan kenapa mereka ingin berada di tempat ini, bukan?”

Tidak mengangguk, ataupun menggelengkan kepala. Namun Clara segera menjawab. “Ya. Tentu saja, jika mereka memang tidak mengenal Tuan yang sebenarnya, maka sudah dipastikan mereka saat ini mencoba mencari relasi yang mungkin kelak akan berguna untuk mereka di masa delan.”

Clara bisa langsung menebaknya dan mengambil gelas didepannya, lalu meminum sedikit anggur orang tua yang ada di dalamnya.

Mendengar jawaban Clara, Arsa merasa cukup puas karena tidak harus menjelaskan panjang lebar. “Ya, itu maksudku, dan aku ingin, setelah ini semua kamu mengingat mereka. Aku berencana memasukkan mereka untuk bekerja magang di perusahaan kita, apa kamu bisa mengaturnya?”

“Aku bisa, dan aku akan mengaturnya segera.” Jawab Clara cepat, karena dia sudah tahu apa yang akan di minta Arsa padanya.

Namun saat itu juga Arsa segera menggelengkan kepala. “Sebagai teman, tentu aku ingin berbuat yang terbaik pada mereka. Tapi, karena mereka berdua tidak hanya sekedar teman bagiku, aku ingin kamu menempatkan mereka, dimana keduanya bisa berkembang sesuai dengan kemampuan mereka. Tidak perlu terlalu baik, tapi aku ingin mereka banyak belajar.”

Mendengar itu, Clara benar-benar terpana. Meski sangat muda, Arsa memiliki pandangan yang sangat luas.

Tidak hanya sampai disana saja. Menurutnya, dengan kekayaan yang dimiliki Arsa, pemuda disebelahnya ini, memiliki kontrol emosi yang sangat hebat.

Saat kejadian yang cukup memalukan tadi, seharusnya Arsa bisa saja memanggil dirinya, dan memintanya untuk melakukan sesuatu agar semua orang yang ada di ruangan ini, bungkam.

Namun, bahkan setelah tatapan mereka bertemu, Arsa benar-benar tidak melakukan apapun yang biasa dilakukan anak muda super kaya lain yang pernah dikenalnya, dan dia pun hanya berpikir jika Author ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan novel lainnya.

Seseorang yang dengan sadar bisa mengendalikan kemarahan di dalam dirinya, akan menjadi seseorang yang benar-benar berbahaya jika suatu saat dia berniat melepasnya.

“Baiklah, aku mengeri. Tapi, Tuan One…

Clara tidak langsung menyelesaikan kata-katanya, karena saat itu pemuda tersebut berbalik dan menoleh pada Irish yang sekarang sedang memegang mikrofon dan berbicara pada semua orang.

Cukup menarik, karena tidak ada acara potong kue atau hal-hal seperti itu. Namun, saat Irish menatap pada mereka berdua, jelas ada kegugupan di wajah gadis itu, apalagi saat Clara juga balas menatapnya.

“Gadis yang sangat cantik. Bukankah begitu?” Tanya Clara tiba-tiba.

Arsa tidak menoleh padanya, namun kali ini dia menganggukan kepala, dan menjawab. “Ya, sepertinya dia sedikit berbeda dengan gadis-gadis seusianya.”

Saat itu Clara terdiam. Tapi beberapa saat kemudian dia tersenyum sebelum akhirnya memundurkan tubuh bersandar di kursinya.

Dia membiarkan Irish selesai dengan ala yang diucapkannya di atas sana, sebelum memutuskan untuk kembali melanjutkan pembicaraan mereka.

Acara itu memang berjalan dengan sangat baik. Tapi tidak dengan delapan orang yang kini duduk di meja tadi.

Hawk dan Gina, benar-benar tidak menyangka Arsa mengenal Clara Parker. Saat ini, keduanya saling tidak bicara, namun apa yang ada di kepala keduanya tidak jauh berbeda.

Tidak bisa lagi menahan rasa penasaran, Gina akhirnya menoleh pada Bryan dan bertanya. “Bryan, apa hubungan Arsa dengan Nona Parker?”

Tidak hanya gadis itu saja yang saat ini benar-benar penasaran, tapi semua orang disana juga. Bahkan dan tentu saja Bryan dan Harris sekalipun.

Bryan masih ingat saat menunjukkan gambar seorang wanita di majalah bisnis, yang dia katakan pada Arsa saat mengajak pemuda itu kesini, dan menanyakan apa Arsa mengenalnya.

Bryan juga mengingat Arsa mengatakan bahwa dia memang mengenal wanita itu. Itu sangat wajah karena rasanya tidak mungkin orang tidak mengenal wanita yang sudah menggemparkan seisi kota Dreams itu.

Namun, yang tidak wajar adalah, wanita itu datang dan mengatakan sesuatu yang di mimpi sekalipun tidak pernah terbanyangkan oleh mereka.

Seorang Clara Parker mengaku datang kesini hanya karena teman mereka itu yang memintanya. Tidak mengerti apa alasannya, namun saat melihat keduanya berbicara, pikiran Bryan dan Harris, sudah benar-benar lagi tidak berada disana.

Mereka ingin acara ini segera selesai, agar mereka bisa pulang. Dan saat sudah berada di kamar, keduanya berniat menanyakan semua pertanyaan yang saat ini berenang-renang di kepala mereka.

“Oh, sial! Si bodoh ini. Hei, Bryan aku bertanya padamu! Apa kau tidak dengar?” Seru Gina, yang membuat tidak hanya Bryan saja, tapi semua orang disana sama terperanjatnya.

Bryan yang sudah terlanjur kesal, berbalik dan menoleh pada Gina.

“Kenapa?! Bukankah kau tidak menyukainya? Aku dan Harris tidak merasa heran jika saat ini keduanya duduk bersama. Lagipula, Arsa sangat baik dan tentu saja sangat-sangat tampan.”

Bryan sengaja sedikit meninggikan suaranya agar semua orang yang ada disitu mendengarnya.

“Jadi, me-mereka…..?”

Bryan sengaja tidak mengatakannya secara langsung. Dia hanya ingin Gina dan orang-orang ini menyimpulkannya seperti itu.

“Aku tidak mengatakannya seperti itu… tapi aku pikir bahwa ada alasan lain jika seorang gadis yang cantik duduk dengan Arsa!”

Bryan yang tiba-tiba menjadi orang yang sarkas itu, menikmati perubahan raut wajah semua orang disana.

“Gina, sudahlah. Kita akan membahasnya nanti. Sekarang, fokus pada acara setelah ini. Pastikan kau bisa membawa Irish kesana, oke?” Ucap Hawk tiba-tiba.

Saat mengatakan itu, Hawk menatap tidak pada Gina, namun pada temannya Bohim.

“Him, apa kamu sudah benar-benar menyiapkannya? Kita tidak mungkin mendapatkan kesempatan lebih baik dari hari ini di masa depan, jika gagal malam ini maka…”

Mendengar itu, Bohim yang juga terganggu dengan fakta seseorang yang sekarang duduk bersama Clara di depan itu, tersenyum meremehkan.

“Hawk, kamu sudah mengenalku. Sebaiknya kamu bersiap-siap saja. Karena beberapa bulan kedepan, kita akan sangat disingkirkan.” Balas Bohim.

Tiga orang yang datang bersama-sama dengannya, ikut memasang wajah dengan senyuman yang sama.

“Jadi. Pastikan saja dia datang. Sisanya, serahkan pada kami.” Sambung Bohim menyelesaikan.

1
Humble
Oke
Edy Putra
lanjut thorr
echa purin
/Good//Good/
Edy Putra
lanjut thorr
Ahmad
terima kasih kak.dan tetap semangat (👍👍
Humble
Oke santai
Ahmad
lanjutin dong kak, setidaknya buat gw baca.....plis......🙏🙏
Ahmad
semangat kak author, meskipun sepi
Humble
Hahah gapapa mungkin belum aja
Ahmad
sepi ya kak author?
Humble
Makasih, semoga betah
Viva/Vivian
Membuat saya ketagihan
Humble
Terima kasih kak
danisya inlvr
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!