NovelToon NovelToon
PENCULIKKU, CINTA MATIKU

PENCULIKKU, CINTA MATIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Duniahiburan / Mafia / Sistem / Fantasi Wanita / Rebirth For Love
Popularitas:925
Nilai: 5
Nama Author: CACASTAR

Bram, lelaki yang berperawakan tinggi besar, berwajah dingin, yang berprofesi sebagai penculik orang-orang yang akan memberi imbalan besar untuk tawanan orang yang diculiknya kali ini harus mengalah dengan perasaan cintanya.Ia jatuh cinta dan bergelora dengan tawanannya. Alih-alih menyakiti dan menjadikan tawanannya takut atas kesadisan. Dia malah jatuh cinta dan menodai tawanannya atas nama nafsunya. Ia mengulur waktu agar Belinda tetap jadi sandranya. walaupun harus mengembalikan uang imbalannya dan ancaman dari pembunuh bayaran ketiga, dia tidak peduli. malam itu dia menodai Belinda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENDEKAM DALAM SEKAPAN MAUT

Bram, memeluk erat tubuh Belinda.

Ia menciumi rambut Belinda yang harum. Gadis ini kenapa bisa sewangi ini. Dari rambutnya hingga badannya aromanya wangi. Semalam ia merasakan nikmatnya menjadi lelaki. Belinda begitu manja dipelukannya.

"Kamu mengapa wangi sekali?"

"Benarkah sayang?"

"Iyaa, bahkan dari mulutmu aroma yang keluar adalah aroma cerri, sangat wangi."

"Dan.....dan...kamu cantik sekali," Bram membelai wajahku Belinda.

Gila memang pembunuh sadis bisa mengeluarkan perkataan halus dan berlaku lembut pada Belinda.

Dulu para sanderanya ketakutan dan menangis mohon ampun karena bentakannya. Belinda seakan tidak takut sedikit pun.

"Apakah kamu sudah lapar, sebentar lagi kita akan sampai di Kota Xafadova"

Belinda melepaskan pelukan Bram.

"Kak, katakan, kamu sebenarnya siapa?"

Mengapa kamu menculikku?"

"Dan, mengapa kita harus kabur sekali lagi?"

"Kamu masih belum memahami, heh?"

Bram lalu bangun dari tidurnya, dipasangnya bajunya lalu duduk di sebuah bangku dekat meja di kamar di dek kapal itu. Dia, mematik sebatang rokok, menghembuskannya. Matanya awas memandangi Belinda yang sekarang menjadi miliknya.

"Tidak aku tidak mengerti."

"Apakah aku tawanan perang?"

"Apakah negaraku sedang berperang?"

"Apa saja yang kau lakukan selama ini tuan putri?"

"Kamu tidak tahu negaramu berperang/ tidak?"

"Aku tidak diizinkan menonton berita politik atau pun kekerasan."

Bram lagi-lagi mengisap rokoknya dalam-dalam, menghembuskan, menghisapnya lagi, lalu membuang asapnya ke udara. Matanya memandangi Belinda kembali. Gadis ini kelewat lugu, untungnya dia cantik, jadi menutupi kepolosan, atau lebih tepatnya ketidaktahuannya tentang apapun. Bram memandangi muka Belinda yang cantik, matanya bulan besar, pipinya tirus ada lesung pipi bernaung di sana, rambutnya sepunggung hitam kecoklat-coklatan. Pandangan matanya turun ke tangan gadis itu, kulitnya putih susu. Kakinya jenjang dan ada gelang kaki di kakinya berwarna gold. Perhiasan di badannya seperti penghias yang membuatnya semakin cantik. Gadis itu memakai kalung dengan liontin bertahta berlian, telinganya memakai anting berwarna senada dengan kalung. Di tangannya terdapat gelang emas bertahtakan permata dan satu lagi sebuah gelang perak.

"Dammm!"

Bram lalu secepat kilat menuju ke Belinda, dia bergerak memegangi tangan Belinda, lalu Bram menarik tangannya.

Sejak kapan kamu memakai gelang ini?"

Gelang itu dibuka paksanya.

"Awwww, sakit kak!"

"Sejak kapan gelang ini dipakai?"

Sejak diparty ulang tahunku, kak!"

"Ibu menghadiahiku kalung ini!"

Bram berusaha keras membukanya dari tangan Belinda.

"Aduhhh!!!!"

Bram membuka paksa gelang itu. Dia memegangi tangan Belinda, dan membuka kencang dari tangannya. Gelang itu dilepaskan dari tangan Belinda, dan dia balik gelang itu melihat sisi dalamnya ada lampu berkedip dari gelang itu. Dia langsung terperanjat. Itu adalah gelang yang berisi informasi penyekapan dia selama ini. itu pelacak yang tertancap di gelang.

"Dammmmm!"

Pantas saja dua kali persembunyian tidak aman, mereka dan kaki tangannya melacak lewat gelang ini. Dia coba mencari benda yang bisa menghancurkan gelang itu. Dicari-carinya benda yang bisa menghancurkannya di dalam lemari.

"Di mana palu kuletakkan!"

Dicarinya di dalam laci meja, dan akhirnya ia menemukan di dalam kamar mandi, persis di sisi bawah wastafel.

Sebuah palu besi digunakannya memukul gelang. dipukulnya dua kali dan gelangi itu hancur. Dia bungkus dengan kertas lalu dia masukkan ke closet dan disiramnya dengan air hingga patahan gelang itu hilang masuk ke dalam saluran air di dalam closet.

"Ada apa?"

"Ada yang salah dengan gelang itu?"

"Ya!"

"Itu pelacak!"

Belinda lalu duduk di samping Bram yang kembali melanjutkan menghabiskan rokoknya. Belinda kemudian duduk di pangkuan Bram dia bergelayut mesra di pangkuan Bram. Kepalanya direbahkannya di dada Bram. Degup jantung Bram terdengar olehnya. Dia memeluk pinggang Bram. Lalu tangan yang kanan membelai wajah Bram. Membelai dagu Bram.

Bram melirik pada Belinda dan Belinda menyambutnya dengan senyuman.

"Perempuanku kau cantik sekali"

Diciumnya telapak tangan Belinda sekali kecupan.

Jari tangan Belinda lalu meraba ke arah bibir Bram, mengusap-usap bibir yang dari tadi menghisap sebatang rokok.

Bram lalu mencium jemari Belinda dan menjilati jarinya telunjuk Belinda yang mulai masuk ke dalam mulut Bram. Belinda agak geli dengan itu. Dia meringis sedikit. Lalu menurunkan tangannya kembali dan kembali memeluk pinggang Bram dengan erat.

"Kakak siapa kamu sebenarnya?"

Bram memandang ke arah Belinda, dihisapnya rokoknya tadi yang tinggal setengah, ia memalingkan mukanya menghembuskan asap rokoknya, lalu ia mengecup bibir Belinda. Sebuah ciuman hangat, sekali kecup. Aroma rokok tercium oleh Belinda. Bau tembakau. Belinda yang baru pertama kali merasakan ciuman dan Bram lah yang pertama kali mencium bibirnya. Bibirnya basah. Bram mengusap bibirnya yang tadi mencium bibir Belinda. Bibirnya pun jadi sedikit basah. Basah dari lipstik Belinda yang menempel mengenai bibirnya. Aroma cerri pindah ke bibir Bram. Bibir Belinda manis rasanya.

Bram menjawab pertanyaan Belinda tadi,

"Aku adalah Bram pembunuh, orang bayaran untuk menculik, dan menyandera tawanan."

Belinda memandangi Bram dengan pandangan membola, dia seperti mendengar cerita seorang pahlawan yang sangat jago di medan perang lalu menceritakan kehebatannya. Belinda seperti anak kecil yang sedang mendengar kisah heroik pahlawan itu.

"Aku mendapatkan misi menculikmu karena ingin menekan ayahmu dan presiden negaramu."

"Bila kesepakatannya perjanjian mereka turuti, mereka mau menandatangani surat perjanjian maka kau kulepaskan. Kesepakatan itu ditepati, tapi aku tidak mau mengembalikanmu."

"Kenapa Kak?"

"Aku tidak mau kamu menikah dengan calon suamimu anak presiden itu, dia bangsat, pejudi dan suka main perempuan!"

"Kakak sekarang menculik aku???"

"iya, tepatnya begitu."

"Tapi, aku tidak akan ketemu orang tuaku?"

"Mungkin tidak dalam waktu dekat."

"Kita bersembunyi dulu di tempat yang aman."

"Sampai kau aman, aku bisa melakukan misi balasan."

"Kakak, apakah kamu akan menikahiku?"

Bram memandangi Belinda, menciumi bibirnya sekali lagi, dua kali lagi, dan ketiga kalinya.

"Apakah kamu mau?"

"Tentu saja."

"Aku juga tidak suka dengan anak presiden, aku tidak mau kembali padanya!"

"Aku tidak menyukainya kak, aku hanya menuruti kemauan mommy dan Daddy."

"Dia playboy kak, sewaktu SMP aku satu sekolah dengannya di Junior Hight School, dia selalu menggoda teman perempuan yang cantik. Bahkan waktu itu memacari anak kepala sekolahnya. Presiden lalu marah besar mendengar rumor itu. Kepala sekolah dan anaknya seminggu kemudian menghilang!"

"Bram menghisap rokoknya kembali."

"Kak, kamu ingin menculikku karena kamu menyukaiku?'

"Sepertinya aku ingin lebih dari itu."

"Kamu juga mau bukan?"

"Belinda berbinar-binar memandangi Bram seperti memandangi idolanya. Baginya Bram seperti Hero yang menyelamatkannya dari orang-orang yang akan memenjarakannya. Walaupun ia harus berpisah dari mommy dan Daddy-nya , ia tidak apa-apa semetara ini, dia merasa aman bersama Bram. Bram lalu memandangi wajah Belinda, dia mengeraskan rahangnya, memandangi Belinda dengan dalam.

"Kamu sendiri kenapa mau aku sandera, tidak berontak lagi, kenapa hah?"

"Aaakuu, aakuuu menyukai kakak."

Belinda lirih mengatakannya sambil terbata-bata.

"Kenapa, kurang jelas.."

Bram merapatkan telinganya ke mulut Belinda.

Belinda berbisik pelan ke telinga Bram.

"Aku suka kakak."

Aku suka kakak memelukku setiap hari.

"lalu..."

"Aaaa aku,, mau terus kak?"

"Mau apa, hah?"

"Mau mmaau seperti semalam itu lagi..."

"Hahaaaaha!"

Dasar gadis lugu, polos sekali ia mengatakannya.

"Kamu mau menikah denganku, hah?"

"Iyaaa, aku mau!!!!"

"Menikah seperti di telenovela, tinggal di rumah, memasak masakan, lalu memiliki anak banyak, bersama selamanya!!!"

"Hahaaa..."

"Karena itu saja, hah?"

"Tidakkkk, aku ingin bertualang kak!'

"Aku ingin pergi ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi!"

"Aku yakin kakak akan membawaku berpetualang!"

"hei bisakah kau tidak memanggilku Kakak, panggil saja Bram!"

"baiklah Bram!"

Belinda bangun, lalu duduk di tempat tidur, sesaat kemudian ia duduk di kasur kamar di dek kapal itu.

Ia lalu bercerita kembali.

"Aku tidak bisa kemana-mana sedari kecil, selalu dikawal ketat, aku juga tidak punya teman."

"Bram, bisa kan membuat aku bisa merasakan pengalaman baru itu?"

"Ya, tentu saja! "

"Aku akan menikahimu!"

"Kamu tidak keberatan menikah dengan penjahat sepertiku?"

"Tidak..."

"Aku kan..aku kan menyukaimu kak."

"Bawa aku berpetualang Bram!!!"

Bram mematikan sisa rokoknya, menaruhnya di asbak di meja kecil itu.

Bram lalu menghampiri Belinda yang ada di atas tempat tidur, Bram memeluk erat Belinda, menciumi keningnya. Membelai indah rambutnya.

...Bram mencium wajah itu kiri dan kanan....

...Pagi yang cerah....

1
BX_blue
Kreatif banget!
Achewalt
Tidak terlupakan
LaConstieConsti
Nambah lagi kegilaan sama penulis ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!