Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Makan malam kali ini sangat berbeda, ada aura yang sangat bahagia terpancar dari keluarga Alaska.
Para maid yang memang sudah ikut lama dengan keluarga itu pun sangat terharu bahagia.
Apalagi wajah Nyonya Alaska,
Setiap hari yang selalu melamun, menatap kosong dan memeluk foto bayi kecil miliknya.
Kini,
Dia sudah bisa tertawa dan tersenyum lebar tanpa beban, karena sumber kebahagian keluarga itu sudah kembali lagi.
Maudy.
Ya, dia adalah anugerah terindah dan kebahagian bagi keluarga Alaska.
Karena berkat kelahiran nya, semua tersenyum bahagia dengan wajah cantik nan polos Maudy kecil.
Tapi,
Membuat petaka bagi si pembenci, yang mengharuskan keluarga itu mengasingkannya dengan dalih kematian Maudy kecil.
*
Selesai dengan makan malam,
Amanda, Bunda dan Maudy pun pergi ke langai 3 dimana kamar Maudy berada.
Mereka akan bercerita dan menghabiskan malam ini bersama-sama.
Sedangkan para Pria,
Mereka berkumpul di ruang kerja milik Arnold.
"Azka, jangan lupa kedap suara nya" ucap Ayah dengan tegas.
"Sudah Ayah" balas Azka sambil duduk di samping sang Abang.
Leon dan Alwi pun saling tatap, karena memang mereka bingung dengan situasi ini.
"Ada apa ini, Ar?" tanya Leon.
Hah.
"Arthur" ucap Arnold.
Ck,
"Dia bikin masalah apalagi? Masalah denganku saja belum tuntas" balas Leon datar.
Azka memberikan berkas pada Adik ipar nya itu dengan gaya santai.
Leon mengambil dan membuka nya,
Dan,
Sesuai tebakan dia, bahwa itu adalah berkas yang sama saat di berikan pada dirinya tempo kemarin.
"Sekilas memang itu sangat menguntungkan dan menggiurkan, tapi kenapa kamu menolaknya, Nak?" tanya Ayah.
"Ya Ayah benar, sekilas saya juga tergiur bahkan hampir menyetujui nya"
"Tapi, Putri anda terlalu hebat dan jenius. Dia bisa meneliti dengan sangat jeli, dan bom! Disana ada jebakan yang akan membuat kita rugi besar" jelas Leon santai.
Alwi lalu memberikan tab di tangannya, dia menunjukan hasil penelitian dari berkas itu pada keluarga Nyonya muda nya.
Azka yang penasaran pun langsung mengambil nya, dia membaca dan membandingkan dengan berkas yang di berikan oleh Arthur.
Begitu pula dengan Ayah dan Arnold, keduanya juga ikut membandingkan.
Dan,
"Gila, kenapa Arthur jadi bisa senekad ini?" tanya Arnold menggelengkan kepala tak percaya.
Leon terkekeh.
"Kau juga terkejut kan, Bro. Kau akan lebih terkejut jika tau semua seluk beluk nya selama 5 tahun kebelakang ini" jawab Leon terekekeh dengan wajah datar.
Arnold menganggukan kepala nya, dia lalu mengambil ponsel nya yang ada di atas meja.
*Dia sekilas memang selalu mengalah jika berhadapan dengan Tuan Leon, tapi sebenarnya dia selalu menyerang tanpa ampun di belakang"
"Namun, semua tidak ada yang tau bahwa itu adalah dirinya. Hingga kita pun harus berpura-pura tidak tau, agar kita tau apa alasan terbesar nya dan siapa yang mendorong nya" jelas Alwi.
Ayah mengganggukan kepala nya, dia menatap para Pria yang ada di hadapannya itu.
"Berlagak lah kalian tidak saling kenal ataupun dekat, karena itu akan lebih memudahkan kita menjerat nya" timpal Ayah.
"Masalah Amanda yang tadi, Ayah yakin mereka akan segera lupa dan akan tetap mepet pada Azka atau kamu Bang"
"Jadi, kita harus urus yang hal besar. Yaitu , menjaga keselamatan kita dan orang sekitar"
Leon mengangguk setuju.
"Ya, karena Arthur adalah Pria brengsek yang menyukai wanita cantik. Dia saat ini sedang mengejar Amanda untuk di jadikan budak nya" timpal Leon dengan nada dingin.
.
.
.