"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.
Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Sampai keesokan harinya Dilara yang baru membuka mata benar-benar tidak melihat siapapun ada di sampingnya seperti beberapa waktu lalu.
Dilara pun menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan, Dilara tidak ingin semuanya itu menjadi energi negatif yang akan berpengaruh pada dirinya.
Dia bangun dan pergi menuju kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum dia berolahraga, sudah lama sejak ia terkurung di menara pulau pribadi milik Leon dirinya tidak pernah berolahraga.
Dilara pun langsung menggunakan pakaian khusus untuk berolahraga yang kini perlihatkan tubuh seksinya itu meskipun tidak menggunakan pakaian terbuka seperti Alexa.
Dilara yang kini berjalan keluar kamar hendak menuju tempat gym yang ada di lantai teratas tersebut langkahnya terhenti seketika karena dia melihat suaminya tengah memeluk Alexa.
Hingga saat Leon reflek melepaskan pelukan tersebut Dilara pun pergi begitu saja tanpa kata.
"Honey."ucap Leon yang hendak mengejar Dilara, tapi tangannya ditahan oleh Alexa dan digenggam erat.
Dengan sejuta rayuan maut yang dikeluarkan oleh Alexa hingga ancaman yang kini ampuh membuat Leon menghentikan langkahnya dan berbalik pada Alexa.
Sementara itu di tempat gym Dilara kini sudah berlari diatas treadmill dengan cueknya dia tidak memikirkan apa yang ia lihat tadi, sudah cukup dengan semua rasa galau akibat ikatan pernikahan yang dia rasa tidak jelas adanya itu, karena sampai saat ini suaminya masih tidak bisa melupakan mantan kekasihnya dan sekarang pun mereka tinggal bersama.
"Kakak aku ingin pulang."ucap Dilara lirih disela-sela olahraga nya.
Sampai saat seseorang masuk dengan pakaian yang sama dengan Dilara kemudian disusul oleh dua pria yang tidak lain adalah suaminya Leon dan juga asisten pribadi Leon dan wanita cantik itu adalah Alexa yang kini memaksa Leon untuk menemani didinya berolahraga dengan alasan dia masih lemes.
Dilara pun tidak menghiraukan hal itu, dia masih berolahraga dengan menggunakan barbel yang kini menjadi beban di tangan nya sambil melakukan gerakan naik turun hingga semua itu selesai Dilara masih menyimpan benda itu dengan tertib.
"Nona muda mau coba gunakan ini."ucap Adam yang menunjukkan alat lainnya, namun Dilara yang sudah bercucuran keringat itu pun langsung bergegas pergi.
"Sudah cukup untuk mu saja."ucap Dilara yang langsung berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
Dilara pun langsung bergegas menuju kamar, dia tidak langsung mandi melainkan mendinginkan tubuhnya dengan minum air dan duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya sambil menatap kearah pemandangan luar yang sangat indah.
Dilara lagi-lagi teringat akan sang mommy dan daddy nya yang sampai saat ini belum juga ia hubungi untuk memberikan kabar kecuali Damian yang mungkin sudah mengetahui keadaannya yang tidak baik-baik saja.
Hingga saat seseorang masuk kedalam kamar lamunan Dilara terhenti saat suaminya menghampiri dirinya.
"Honey belum mandi?"ujar Leon yang kini menghampiri Dilara dan hendak memeluknya, namun Dilara langsung menghindar dan pergi dengan terburu-buru meninggalkan Damian menuju ke dalam kamar mandi dia bahkan membanting pintu kamar mandi nya.
Damian hanya terdiam sambil menatap lekat kearah pintu tersebut. Hingga hampir satu jam Dilara berada di dalam kamar mandi dia baru keluar setelah membersihkan diri dan kini terlihat lebih fresh.
Aura kecantikan wajahnya kian terpancar saat ini namun Dilara tidak menunjukkan senyum di wajah nya saat melihat Damian sudah rapi dengan pakaian formal yang biasa ia kenakan.
Mungkin dia mandi di kamar Alexa entahlah, sejak kedatangannya dia belum pernah keliling rumah megah itu.
Dia juga tidak tau apa ibunya Leon masih ada di sana atau tidak yang jelas dia tidak peduli dengan itu.
Dilara sibuk menggunakan skincare dan mengeringkan rambutnya saat ini tanpa menoleh kearah Leon yang sejak tadi memperhatikan istrinya itu dalam diam nya.
Dilara pun akhirnya masuk kedalam walk-in closed untuk berpakaian, dia dengan cueknya menggunakan pakaian yang tersedia di sana dengan berbagai model dan juga warna.
Wanita cantik itu mengambil dress selutut berwarna hitam dengan tali spaghetti yang kini semakin menambah kecintaan nya setelah selesai dia pun menguncir rambut nya ala ekor kuda.
Sudah perfect sekarang Dilara yang hendak kembali ke balkon kamarnya itu pun langsung ditarik oleh Leon dibawanya kedalam dekapannya meskipun Dilara memberontak, tapi Leon tidak melepaskan Dilara sambil berkata maaf Leon menatap lekat wajah cantik istrinya yang kini menundukkan pandangannya.
"Maafkan aku honey, aku salah aku mohon jangan diamkan aku seperti ini."ucap Leon dengan lembut seakan tak pernah membuat kesalahan.
"Sudah selesai sandiwaranya, pergilah wanita mu sudah menjemput mu."ucap Dilara yang kini menatap kearah lain yang kini diikuti oleh Leon.
"Aku mohon jangan salah faham aku hanya ingin dia tidak menyalahkan ku jika suatu saat nanti dia kembali berniat untuk bunuh diri lagi."ucap Leon.
"Kenapa tidak nikahi saja dia bukankah kalian saling mencintai."ucap Dilara yang kini pergi meninggalkan mereka menuju ke lantai bawah dimana ruang makan berada dan dia tidak meminta pelayan untuk melayani nya melainkan membuat makanan untuk nya sendiri.
Dilara tidak peduli dengan tatapan mereka yang ada di sekelilingnya, Dilara terus menyiapkan salad sayuran yang akan dia campur dengan telur yang sedang dia rebus, setelah telur matang dan semua bahan siap akhirnya ia pun mengeksekusi semua nya menjadi salad yang menggoda lidah.
Dilara pun membawa makanan nya ke meja makan dan tidak mempedulikan ke lima orang yang kini sudah bersiap untuk sarapan pagi.
Disana dia kembali bertemu dengan ibu mertuanya dan juga adik iparnya.
Dilara dengan cueknya menyantap sarapan pagi yang tadi ia buat dengan tangannya sendiri, hingga kata sindiran pun ia dapat kan dari Alexa yang kini menyajikan makanan untuk Leon.
Leon masih setia menatap istrinya yang kini tengah menikmati sarapan pagi nya, dia tidak protes karena menurutnya itu jauh lebih baik daripada Dilara mogok makan.
Sampai saat dia menyantap sarapan pagi nya, Dilara yang selesai lebih awal pun langsung bangkit meninggalkan meja makan menuju pintu lift yang kini mengantar ke kamar nya.
Rasanya ingin menjerit dan berteriak untuk meminta kebebasan, tapi nyatanya itu hanya khayalan semata.
Dilara pun meraih sebuah pena dan mencoret-coret lembaran kertas tersebut hingga menjadi desain gaun yang indah dan elegan.
Tidak hanya itu, dia juga mendesain pakaian dengan model lainnya. Tanpa sadar sudah hampir sepuluh desain yang ia buat dan setelah itu ia meletakkan hasil desainnya di atas nakas kemudian dia pergi lagi kearah balkon kamarnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, dia merasa mengantuk namun tidak pergi untuk berbaring di atas ranjang, dia tetap setia menatap lekat view pegunungan yang terlihat dari sana.
...🪵🪵🪵...
Sementara itu di tanah air, Embun dan Alfaro tengah terlelap dalam tidurnya karena saat ini sudah hampir subuh.
Keduanya tidak lagi merasa khawatir terhadap Dilara karena Leon selalu mengabari mereka bahwa saat ini Dilara tengah baik-baik saja dan sedang sibuk dengan kegiatan barunya sebagai seorang istri dan calon ibu dari anak-anaknya.
Terkadang Leon juga mengirimkan potret keseharian Dilara yang lebih manja padanya seperti tadi saat dia mendekap Dilara ada seseorang yang memotret kemesraan itu.
Ya, dia adalah Adam yang memang bertugas untuk mengabadikan momen tersebut agar dia bisa memberikan kabar palsu itu pada orang tua Dilara agar mereka tidak lagi mencemaskan putrinya.
Leon sebenarnya tidak berniat untuk membohongi keluarga istrinya tapi dia tidak punya pilihan lain, ditengah konflik rumah tangga yang sedang dia hadapi ditambah lagi jadwalnya yang begitu padat dia tidak punya waktu untuk memperbaiki hubungan nya dengan sang istri untuk saat ini.
Yang penting Dilara baik-baik saja dan tidak pergi dari rumah, urusan hati dia akan berusaha untuk mengobati nya nanti.
Sementara Damian yang tidak pernah memberitahukan pada kedua orang tuanya tentang apa yang terjadi pada Dilara, kini sudah satu minggu lebih dia mencari keberadaan Dilara dari tempat terakhir saat adiknya itu menghubungi nya.
Tapi sayang tidak ada petunjuk apapun yang ia dapatkan, bahkan dia tidak tau alamat rumah Leon saat ini.
Damian pergi dengan tujuan untuk mencari Dilara dengan alibi perjalanan bisnis, tapi nyatanya dia malah sibuk dengan tujuan awalnya dan tidak mengurus bisnisnya.
Alhasil perusahaan mengalami masalah dan dia diharuskan untuk segera kembali ke tanah air seperti yang saat ini dia lakukan.
Damian tidak tau bahwa apa yang terjadi adalah trik kecil yang dilakukan oleh Leon yang sudah mengetahui keberadaan Damian yang tengah mencari istrinya itu.
Leon pun membuat masalah yang terjadi pada perusahaan Damian dengan begitu mudahnya hingga akhirnya kakak ipar nya itu terusir dari wilayah kekuasaan nya itu.
Kini Leon tidak perlu lagi khawatir bahwa istrinya akan pergi meninggalkan dirinya, ditambah lagi saat ini dia tengah sibuk mengurus pekerjaan nya hingga tidak bisa menemui istrinya yang kini tengah terlelap di atas kursi yang ada di balkon kamarnya itu.
Leon bisa melihat semuanya itu dari perusahaan tapi tidak bisa pulang dulu untuk memindahkan istrinya ke tempat tidur.
Adam pun tak diperbolehkan untuk itu meskipun Adam bisa melakukan semua itu, namun dia tidak mengijinkan siapapun untuk menyentuh istrinya.
Dan di luar kamar Alexa dan kedua wanita itu ingin memasuki kamar Dilara untuk memberikan pelajaran terhadap wanita itu, tapi tidak kunjung bisa membuka pintu karena pintu otomatis terkunci dari dalam, dan tidak bisa dibuka kecuali oleh Leon.
Leon pun sebenarnya ingin memberikan pelajaran terhadap mereka, tapi kali ini fokusnya bukan hanya pada istrinya, tapi pekerjaan yang begitu menguras tenaga dan pikiran.
Hingga saat malam hari tiba Leon pulang saat Dilara telah terlelap dalam tidurnya, asisten rumah bilang Dilara tidak kunjung keluar kamar hingga mereka mengirimkan makan siang nya kedalam kamar.
Leon pun menghampiri istrinya itu dan mendaratkan sebuah kecupan singkat di puncak kepala Dilara kemudian berbisik."Honey aku pulang."ucap Leon.
Sementara Dilara tidak merespon ucapan Leon yang kini tengah menatap lekat wajah cantik nya itu.
Saat ini Leon melihat kecantikan istrinya yang begitu paripurna dan penuh ketenangan, dia tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk bisa membuat istrinya jatuh cinta padanya hingga dia tak lagi berpikir untuk pergi darinya.
Sampai beberapa menit kemudian, Leon pun bergegas untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia beristirahat dengan istrinya itu.
Saat ini Alexa sudah tidur seperti yang Adam katakan dia tidak akan bangun sampai besok pagi karena Adam sudah meminta anak buahnya untuk memberikan obat tidur pada wanita licik itu.
Dan akhirnya Leon bisa bersama dengan istrinya meskipun dia tidak melakukan apapun kecuali mendekap istrinya dan terlelap dalam mimpi indah nya.
Sampai keesokan paginya, Alexa belum juga bangun, dengan begitu Leon bisa menikmati kebersamaan nya dengan sang istri meskipun istrinya itu masih bersikap dingin padanya.
"Honey apa kamu tidak merindukan ku?"ucap Leon yang kini memeluk pinggang Dilara yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"Apa yang harus aku rindukan diri pria yang jelas-jelas tidak pernah mencintai ku dan hanya menjadikan ku alat pencetak anak."balas Dilara.
"Honey berapa kali aku katakan bahwa aku sangat mencintaimu hingga aku ingin memiliki anak dengan mu, bukan karena tekanan dari luar, aku sangat mencintaimu."ucap Leon.
Dilara tidak peduli dengan itu dia meninggalkan Leon sendiri dan sibuk dengan skincare dan juga rambutnya.
"Honey mommy mu akan berkunjung minggu depan, semoga kamu sudah mengandung saat dia datang nanti. Dia bilang ingin segera menimang cucu."ucap Leon berbohong meskipun tidak ada niat untuk itu hanya ingin membuat istrinya bahagia.
"Benarkah, apa mommy dan yang lainnya baik-baik saja?"tanya Dilara yang kini terlihat sangat senang dengan berita itu.
"Ya honey semua baik-baik saja mari kita hubungi mereka."ucap Leon yang kini meraih ponselnya.
Dilara tersenyum bahagia, dia terlihat begitu antusias saat ini sampai saat Leon berbisik."Setelah ini jangan lupa dengan proses pembuatan baby kita honey."ucap Leon dengan lembut.
Dilara yang sudah sangat merindukan kedua orang tuanya dan kakaknya itu pun hanya bisa mengangguk pasrah dan Leon pun menelpon kedua mertuanya meskipun saat ini mungkin sudah larut malam di tanah air.
Hingga saat sambungan telefon itu terhubung, Dilara langsung berurai airmata dan memanggil kedua orang tuanya dengan lirih.
"Sayang...kamu menangis."ucap Embun.
"Aku merindukan mommy dan daddy juga kakak."ucap Dilara.
"Mommy dan daddy juga sangat merindukan mu sayang, princess daddy baik-baik saja kan."ujar Alfaro yang kini terlihat khawatir.
"Aku baik-baik saja dad, aku hanya sangat merindukan kalian semua."ucap Dilara.
"Mommy dan daddy akan berkunjung kemari bukan jadi untuk apa nangis."ucap Leon yang kini mendekap istrinya itu.
"Hmm... kamu benar menantuku, kami akan berkunjung ke sana. Katakan pada mommy mau dibawakan oleh-oleh apa?"ucap Embun.
"Tidak perlu repot-repot mom, datang lah kesini itu sudah jauh lebih cukup agar dia tidak terus merengek karena merindukan mommy."ucap Leon yang bersikap seperti layaknya seorang menantu.
ajaran dari mana itu ????????