🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
"Inikan hal biasa berteman dengan sesama anak kuliahan? Memangnya kamu nggak punya teman pria? Dari yang aku lihat kamu teman laki-laki mu sering ke rumah, apa hanya kau saja yang boleh berteman sedangkan aku tidak boleh?" tanya Dewi.
"Cukup! Kalian berdua membuat ku pusing! Dan Anita! Kamu jangan membuat omong kosong ini lagi! Sungguh buang-buang waktu saja," ucap Surya kesal dan ia kembali ke kamarnya.
"Sial! Ini gara-gara kamu Dewi! Ayah tidak pernah memarahiku seperti ini, akan ku balas berkali lipat!" terima Anita dengan mata berkaca-kaca.
"Heh! Ku tunggu pembalasan dari mu," jawab Dewi menyengir. Ia pun langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur.
"Ibu, aku harus balas dia! Aku harus membalasnya," ucap Anita menangis.
"Kamu tenang saja, Ibu akan membuat anak nakal itu sengsara dan tidak berani melawan kamu lagi," ucap Lena memeluk anaknya.
Dewi memejamkan matanya, ia segera ingin tidur siang.
Tririt! Tririt!
Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Dengan berat Dewi mengambil ponselnya di atas meja lalu membuka pesan itu, ternya dari Zeiro. Ia dan Zeiro saat di mobil tadi sempat bertukar nomor hp.
"Kamu sudah makan siang?"
"Ughhhh! Menganggu saja, aku mau tidur," ucap Dewi meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan ia kembali memejamkan mata.
Tririt!
Tririt!
Sebuah pesan itu masuk lagi.
"Akhhhhh! Ini pasti pesan dari Zeiro lagi, benar-benar menyebalkan!" umpat Dewi melihat ponselnya lagi dan teryata itu bukan dari Zeiro, melainkan dari web Internet.
Dewi melihat bahwa itu adalah berita kematiannya lagi, akan tetapi kali ini berbeda ada adik sepupu dan sang pacarnya yang tampil di pers.
Kebetulan sekali ada siaran langsung dari negara Q, Dewi bisa melihat pers yang di siaran seluruh dunia itu.
"Aku adalah Mei adalah adik sepupu dari Dewi maha putri atau Dewi pembunuh, merasakan duka yang sangat mendalam untuk kakak ku yang tersayang, semoga kakak berbahagia di alam sana," ucap Mei dan meneteskan air mata, ia menyekanya akan tetapi ia melirik kiri dan kanan berharap para wartawan simpati dengannya.
"Saya adalah Andika, pacar Dewi, rasanya tidak percaya atas kejadian seperti ini, bahkan saya bisa mempercayainya jika dia benar-benar sudah pergi, selamat jalan buat Dewi," ucap Andika. Mei memeluk Andika dengan erat sambil menangis dan Andika meletakkan tangannya di punggung Mei dan mengelusnya.
"Mereka kenapa tampak mesra? Apa ini perasaan ku saja?" tanya Dewi memegang dadanya.
"Jadi apa penyebab kematian dari Dewi pembunuh?" tanya reporter itu.
"Ia mati akibat bom di mobilnya, tidak tahu siapa yang meletakkan bom itu di dalam mobilnya, kami sangat sedih tas kejadian ini," ucap Andika.
"Dia dari mana tau jika di mobilku ada bom, saat itu dia tidak mengantarku saat aku pergi, mungkinkah dia tau dari ledakan saat kejadian, tapikan mereka tidak tahu pasti kenapa mobilku bisa meledak, bisa jadi itu konslet arus listrik pendek, tapi dia bisa menebaknya dengan benar, ini sangat aneh," ucap Dewi berpikir.
"Jadi bagaimana kedepannya?" tanya reporter itu lagi.
"Ya, kami berdua akan menjadi pemimpin sebagai gantinya," ucap Andika tegas.
"Ha! Kenapa dia menjadi pemimpinnya? Aku kan belum membuat wasiat itu," ucap Dewi membelalakkan matanya