Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Terkunci di kamar
Usai mengantarkan Jaka pulang dan mereka juga harus pulang karena sudah pukul tiga malam, memang cuma sampai jam segitu saja mereka jaga ronda keliling. lagi pula mereka memahami Pendi yang jarang pulang sehingga sudah pasti rindu akan belaian sang istri, jadi di suruh ĺah pria muda itu pulang kerumah nya.
Yang lain masih di pos karena ada sedikit yang mau di bahas, tentu saja soal setan itu karena mereka memang sangat takut di buat nya. mau di hilang kan juga mana lah bisa karena itu bukan vila mereka, sedangkan yang punya vila saja tidak percaya bahwa vila tersebut ada hantu nya.
Suami istri sama sama keras dan menyangkal bahwa rumah tersebut tidak ada hantu nya, apa lagi Marda yang selalu tinggal sendirian pun tidak pernah di ganggu walau hanya satu kali. oleh sebab itu dia tidak percaya bahwa vila besar ini ada setan nya, menganggap semua tetangga hanya penakut saja.
"Tapi aku tadi kok sampai dua kali melihat wajah seorang wanita." Marda bergumam pelan.
"Ini pasti karena aku terus kepikiran dengan omongan warga, jadi timbul rasa takut." kesal Marda yang sedang sendirian.
Bagi wanita ini sendirian bukan lah masalah besar karena selama ini juga sendirian saat Pendi di kota untuk kerja, tapi sekarang mulai bertanya tanya pula akan penampakan nya yang sampai dua kali tadi. ada apa dengan vila yang sangat nyaman ini, Marda menatap seisi vila yang sangat luas sekali.
Langkah nya menuju lantai dua di mana lantai itu jarang di pakai karena yang bawah saja sudah sebesar ini, jadi ya lebih baik di bawah saja dan kamar bawah pun ada tiga kamar. walau pun sering di bersihkan oleh Marda, namun tetap saja bau apek nya sangat terasa saat memasuki lantai dua.
"Aku jarang sekali atau bahkan tidak pernah ya melihat kamar di lantai dua, terlalu besar sehingga susah mau membersihkan nya sendirian." gumam Marda.
Sebenar nya Marda juga kalau naik kesini merasa senang, sebab bisa melihat sunset apa bila mood nya sedang tidak bagus dan sambil membersihkan juga tentu nya. tapi memang sama sekali tidak pernah masuk kedalam kamar, karena memang tidak tertarik dan baru ini penasaran akan kamar kamar itu.
Krieeeeet.
Pintu kamar yang paling besar Marda buka, bau apek langsung keluar membuat hidung Marda terasa penuh akan debu. namun Mata Marda seketika langsung kaget karena kamar ini ada gaun pengantin yang sangat bagus di dalam lemari kaca, mirip dengan yang ada di film film membuat Marda terperangah di buat nya.
BRAAAAK.
"AAAGHHKK!" Marda terjingkat karena pintu kamar di banting kasar.
Blaaap, Blaaap.
"Apa ini, kenapa lampu nya mau putus!" seru Marda mulai panik karena tubuh saja sudah bereaksi lain.
Kleeek, Kleeeek.
"Tolooooong, Abaaang!" Marda mencoba memanggil suami nya apa bila Pendi sudah pulang dari pos ronda.
Namun sama sekali tidak ada jawaban apa pun dari luar, bahkan pintu ini juga tidak bisa mau di buka. Marda berbalik karena takut pula bila mendadak di belakang nya sudah ada hantu yang yang berdiri, untung nya tidak ada apa apa, tapi Marda langsung beku di tempat tidak bisa gerak dan tidak bisa mau teriak.
"Apa itu, kenapa warna nya berubah?!" batin Marda di dalam hati.
Tes, Tes.
Gaun pengantin yang tadi nya warna putih bersih dan sangat indah, sekarang malah berubah menjadi warna merah serta darah juga menetes lewat sela sela kaca. bau amis nya juga bisa Marda cium, berulang kali Marda mengusap mata agar bisa melihat lebih jelas.
"Ya Allah, kenapa kok seperti itu warna nya?" Marda gemetar tak berdaya.
"AAHKKKKK! ADA ORANG NYA." Marda menjerit lagi.
"Sakiiiiit....
"ABAAAAAANG!" Marda menjerit sambari menggebrak pintu kamar.
"Huhuhuuu....sakit sekaliiiii...
"Jangan ganggu aku, toloooong akuuu di sini, Bang!" Marda berteriak kian histeris.
BRAAAAAK.
Pintu kamar di tendang dari luar dan Marda yang terlempar langsung pingsan, suasana kamar juga berubah menjadi normal seolah tidak ada apa apa. gaun pengantin tadi juga sudah tidak ada di dalam kaca, lampu pun kembali keadaan yang normal, Pendi menggendong istri nya yang sudah tidak sadar kan diri.
...****************...
Marda membuka mata perlahan lahan dan ingatan nya masih tertinggal di dalam kamar yang menakutkan itu, tapi mau bangun tangan terasa sakit. sebab saat Pendi mendobrak pintu, dia terlempar hingga tangan nya menghantam dinding, sebagian lecet dan juga memar membuat rasa sakit di tangan nya yang sebelah kanan.
"Abang."
"Sayang, kamu sudah sadar?" Pendi naik ke ranjang dan melihat Marda.
"Bang, ada setan di rumah ini memang!" Marda pucat ketakutan.
"Astaga sayang, kamu termakan omongan orang kan jadi nya!" seru Pendi.
"Tidak mungkin begitu, sebab ini sudah tiga kali aku melihat wanita yang sama." kekeh Marda yakin sekali.
Pendi menarik nafas berat dan Marda tau bahwa suami nya sangat tidak percaya akan hal itu, dia juga awal nya juga tidak percaya dan sekarang sudah melihat baru lah ia percaya. itu pun masih agak ragu, karena Pendi mengatakan bahwa dia bisa saja termakan omongan warga soal hantu yang ada di sini.
"Tapi sampai tiga kali aku melihat nya, Bang." lirih Marda.
"Ya karena kamu terus mikirin omongan mereka, jadi terbawa halusinasi." jawab Pendi.
"Memang aku memikirkan omongan mereka, tapi masa sih sampai tiga kali melihat." keluh Marda.
"Emang sebelum nya kamu pernah melihat?" tanya Pendi.
"Enggak sih." sahut Marda.
"Ya udah berarti memang tidak ada apa apa, kamu itu kepikiran terus omongan warga sini yang penakut!" Pendi tampak kesal.
"Baik lah, aku tidak akan memikirkan nya lagi lah." lirih Marda akan mencoba nya karena dia pun tidak kuat bila melihat setan terus.
Pendi juga sudah kesal membuat Marda tidak ingin membahas nya lagi, sebab Pendi memang paling anti apa bila di ajak membahas setan, ia merasa manusia tidak pantas takut dengan setan dan sudah berulang kali juga mengatakan hal itu pada Marda.
"Lihat gara gara kamu kepo soal hantu hantu, sekarang malah sakit sendiri kan!" rutuk Pendi.
"Pintu kamar nya tidak bisa terbuka tadi." jawab Marda.
"Karena sudah tua dan sering macet, jadi kadang susah di buka memang." sahut Pendi.
"Ya maaf karena aku malah masuk kesana, karena kepo saja tadi." sesal Marda.
"Coba kalau aku tidak di rumah dan pintu nya macet, siapa yang akan menolong kamu?" Pensi masih sibuk memarahi istri nya.
Yang di marahi cuma diam saja karena memang benar, apa bila Pendi tidak ada maka tidak akan ada yang menolong nya. Marda bisa mati apa bila terkunci di sana sendirian selama lima hari, jadi Marda bertekad tidak akan kepo lagi soal kamar kamar yang ada di lantai dua.
untung bca nya dah subuh 🤣🤣🤣
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...