NovelToon NovelToon
Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Di negara barat, menyewa rahim sudah menjadi hal lumrah dan sering didapatkan.
Yuliana adalah sosok ibu tunggal satu anak. Demi pengobatan sang anak, ia mendaftarkan diri sebagai ibu yang menyewa rahimnya, hingga ia dipilih oleh satu pasangan.
Dengan bantuan alat medis canggih, tanpa hubungan badan ia berhasil hamil.
Bagaimana, Yuliana menjalani kehamilan tersebut? Akankah pihak pasangan itu menyenangkan hatinya agar anak tumbuh baik, atau justru ia tertekan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemani Memeriksa Kehamilan

"Sean hari ini kamu temani Anna periksa kandungannya ya," ucap Jessy mengulum senyum lembut. Namun, sangat mencurigakan bagi Sean.

Pria itu tampak kesal karena tau, ibunya itu, ingin mendekatkannya dengan Yuliana.

"Tidak mau, aku sibuk Mommy!" tolak Sean dengan cepat sembari memasukkan pancake yang menjadi sarapannya pagi itu.

"Mommy tidak menerima penolakan," balas Jessy dengan tegas membuat Sean berhenti mengunyah, menatap sang ibu dengan kesal.

"Mommy kenapa sih? Jika soal Anna Mommy selalu saja seperti ini," protes Sean, kemudian melirik Yuliana yang tenang menikmati sarapan buburnya.

"Mommy yang menginginkan anak itu. Jadi, Mommy saja yang menemaninya."

Ucapan Sean membuat Yuliana berhenti menguyah. Wanita itu mendongak menatap Sean dengan tajam dan mulut terbuka.

"Kenapa laki-laki ini plin-plan sekali? Bukannya kemarin ia akan menerimanya?" batinnya kemudian mendelik kesal, merasa itu hanyalah ucapan manis Sean untuk bisa menikmati tubuhnya secara gratis.

"Kenapa melihatku seperti itu? Berani kamu hah!" sentak Sean membuat Yuliana segera menurunkan pandangannya. Bibirnya cemberut mengaduk buburnya.

Melihat hal itu William segera menendang kaki Sean dari bawah meja. Ia pun turut kesal dengan putranya yang bersikap seenaknya. Ia bisa membayangkan bagaimana sakitnya hati Yuliana atas penolakan Sean, setelah apa yang Sean lakukan padanya.

"Apa sih Daddy? Daddy juga mau membelanya?" sahut Sean dengan ketus.

"Daddy memutuskan, setelah anak itu lahir, semua harta Daddy akan menjadi atas nama dia. Jadi, kalau kamu menolak anak itu, kamu tidak akan mendapat apapun!" sahut William dengan tiba-tiba dan tegas menyampaikan informasi itu, membuat Sean seketika membulatkan matanya tajam.

"Daddy apa-apaan itu? Mana bisa itu terjadi?" sahutnya dengan tajam.

"Mommy setuju, harta Mommy juga akan jatuh padanya," timpal Jessy dengan senyum lebar ikut melakukan hal yang sama membuat Sean semakin tidak bisa berkata-kata.

Sean mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras menatap orang tuanya bergantian, lalu menatap Yuliana.

Dengan suara berat menahan emosi, Sean menyahut. "Kau puas? Puas sudah melakukan ini?"

Yuliana yang kesal, mengerutkan kening dan dengan ketus menjawab. "Puas? Memangnya apa untungnya untukku? Bukankah setelah melahirkan aku akan pergi? Anak ini akan terbukti menjadi anakmu dan nyonya Clara, bukan anakku, jadi apa yang membuatku puas ..., Tuan Sean Sawyer!" balas Yuliana dengan tegas penuh penekanan, mampu membuat Sean diam tak berkutik.

Sean memalingkan wajah dari tatapan tajam Yuliana, tangannya mengepal dan dada yang naik turun mengontrol emosinya.

Jessy mengulum senyum menyeringai merasa putranya tidak akan menghindar lagi. "Bagaimana, kamu akan menemani Anna kan?" ucapnya santai.

Sean mendengkus. Beralih menatap Yuliana yang masih menggunakan pakaian santainya. "Cepatlah bersiap-siap!" perintahnya lalu menggebrak meja makan, meninggalkan sarapannya dengan hati yang kesal.

"Anak ini," William menggeleng kepala, tidak suka dengan sikap putranya, namun ia tidak bisa apa-apa.

William beralih menatap Yuliana dengan lembut. "Anna, jangan memikirkan apapun yang dikatakan anak itu. Kamu fokus saja menjaga kandungan kamu."

Yuliana diam beberapa saat, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban. Wanita itu kembali menunduk, mengaduk makanannya dengan tatapan sendu.

"Malaikat kecil, Daddy kamu masih belum sepenuhnya menerima kamu. Tapi, kamu tenang saja. Kamu pasti akan tetap dicintai banyak orang," batinnya menyampaikan isi hatinya untuk malaikat kecil dalam perutnya itu.

***

Sesuai janji yang amat terpaksa. Sean menemani Yuliana memeriksa kandungan. Karena sudah janjian lebih dulu, jadi tanpa antri keduanya sudah berada dalam ruangan.

Sean dengan malas duduk di sofa, menatap lekat Yuliana yang dibaringkan di ranjang pasien.

Wajahnya terlihat tenang, namun sesungguhnya ia tengah gugup. Jemarinya bergerak menandakan ketidaknyamanan.

"Dua kali istriku hamil, namun ini pertama kalinya bagiku ke sini, sialnya bulan menemani istriku," batinnya merasakan sesak di dada.

Ia merasa bersalah, namun juga penasaran ingin mengetahui bagaimana anaknya di sana.

"Sayang, andaikan itu kamu. Mungkin aku akan paling semangat menemani kamu," batinnya memandang lekat wajah Yuliana yang seolah berubah dengan wajah Clara.

Sean mengambil dan membuang nafas kasar, ia memilih mengeluarkan ponselnya. Berusaha menjauhkan dari rasa penasarannya dari pemeriksaan itu.

Sean mengirim pesan kabar pada sang istri, namun dalam sekejap membuatnya kecewa melihat pesannya hanya centang satu.

"Apa ponselnya kehabisan daya?" batinnya merasa itu yang terjadi.

Sean berusaha kembali mengutak-atik ponselnya, mencari sesuatu yang bisa dikerjakan. Namun, suara monitor medis yang ia pahami adalah detak jantung, menghancurkan pertahanannya.

"Nah, ini detak jantungnya ya nyonya," ucap sang dokter memperdengarkan suara yang sangat merdu bagi Sean.

Tanpa sadar, pria itu bangkit mendengar lebih jelas dan menatap layar monitor yang memperlihatkan gambar calon anaknya di sana.

"Nah Tuan, anda penasaran kan? Lihatlah anak anda. Detak jantungnya sudah ada, bagian wajah, tangan dan kakinya mulai muncul," jelas sang dokter kembali mengarahkan detak jantung yang berirama halus itu.

Bola mata Sean memerah menatap layar monitor. Perasaan hangat hadir dalam benaknya mendengar suara detak jantung itu.

Pria itu ingin menjerit bahagia. 'Apakah ini sudah waktunya ia menjadi ayah'. Namun, saat melihat Yuliana perasaan bersalah itu kembali muncul.

Entah bagaimana sedihnya Clara, saat satu-satunya orang yang diharapkan, sudah tidak berpihak pada keputusannya.

Tangan Sean mengepal kuat, memperlihatkan urat tegang dalam tubuhnya. Berusaha mengendalikan perasaan bahagianya.

1
Hana Agustina
ditunggu upnya thor...
Dwi Tugas L N
lanjut kak
Dwi Tugas L N
👍
Azli Jailani
mksh Thor up nya
Azli Jailani
lanjut Thor
GRL VJAESUKE
lanjut
Azli Jailani
lanjut seru
GRL VJAESUKE
lanjut
Azli Jailani
makin seru Thor
up yg bnyk y Thor
GRL VJAESUKE
please lanjut, seru
Azli Jailani
lanjut Thor lama lama BS jatuh cinta Sean SM ana
Kinara: Ah masa sih ...
Terus pantengin ya
total 1 replies
Yajaira Gaona
Bikin terhanyut. 🌟
Shogo Makishima
Wajib dibaca!
Kinara: Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!