Kata orang menikah adalah ibadah terpanjang. Betul itulah yang dirasakan Elmira. Masalahnya pernikahan yang dia rasakan bukan tentang bahagianya tapi tentang sakit hati saja. Selama 15 tahun menikah..selama itu pula suaminya berselingkuh.
"Maaf..maafkan aku sayang...aku berjanji kan menjadi suami yang lebih baik lagi untukmu"
Akankah Elmira memberi kesempatan lagi saat suaminya telah jauh melewati batas? Ataukah harus menjauh pergi menyambut cinta lain yang menunggu di depannya?
Ini karya pertamaku..dan ini tidak mudah..mohon dukungan dan sarannya yaa..terima kasih..I love u🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElHi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pak Jeffry
"Masalahnya saya tidak bisa menjelaskan kepada kamu alasan sebenarnya saya mau kamu pindah kos," ujar Jeffry dalam hati yang tentu saja tidak bisa didengar Elmira.
Beberapa menit berlalu mereka sudah menyelesaikan makannya. Waktunya pulang dan tentu saja karena Elmira bersama Jeffry, maka pulang ke kos pun diantar oleh Jeffry.
"Saya biasa naik ojek saja pak, tidak perlu repot-repot," tolak Elmira.
"Tidak, saya tidak merasa repot sama sekali. Kali ini saya yang jadi ojek kamu," tegas Jeffry.
Elmira sebenarnya merasa sungkan terhadap bosnya itu tapi Jeffry bukanlah tipe orang yang suka dibantah. Jadi menurut saja kali ini akan lebih baik.
"Berhenti disini saja pak. Kos saya masuk ke gang kecil depan itu. Maaf merepotkan bapak sekali lagi terima kasih pak," ucap Elmira terakhir kalinya sebelum berpamitan. Sungguh dia tidak enak hati.
"Kalau sekali saja repot maka harus diulang berkali-kali agar terbiasa tidak repot," jawab Jeffry seketika membuat Elmira tercengang.
"Maksudnya...bagaimana ya pak?"
"Ah tidak lupakan saja, masuklah segera ke kos. Sepertinya akan hujan. Good job El, saya senang pencapaian kamu beberapa waktu ini," ucapnya pada Elmira.
"Berkat support bapak juga. Selamat malam, saya permisi," pamit Elmira.
Jeffry hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah hari itu, mereka pun terlibat lebih banyak acara bersama karena project pengenalan produk baru perusahaan yang akan segera launching. Bahkan Jeffry pun sesekali menjemput Elmira di kos nya demi langsung berangkat bersama ke suatu acara tanpa mampir dulu ke kantor untuk menghemat waktu.
Hubungan antara keduanya pun terlihat lebih santai dan tidak terlalu formal lagi seperti halnya atasan dan bawahan. Lebih seperti rekan tim. Bahkan Jeffry yang notabene seorang atasan yang dingin dan kaku sekarang bisa melontarkan gurauan-gurauan yang membuat keduanya lebih akrab.
Suatu pagi saat Elmira sampai ke kantor lebih pagi daripada yang lain karena dia pun tidak ada acara di luar kantor, staf HRD yang bernama Luna menghampirinya di ruangan.
"Pagi mbak El. Saya hanya ingin sampaikan kalau pak Jeffry tempo hari meminta bantuan saya untuk mencarikan mbak El kos an di dekat kantor. Saya kemarin sudah selesai lihat-lihat mbak. Saya rasa mbak El juga suka dengan pilihan saya. Ini yang terbaik menurut saya. Tapi jika mbak El kurang suka nanti bisa saya carikan lagi mbak," papar Luna.
"Boleh Bu Luna, saya bisa lihat kapan Bu?" tanya Elmira.
"Nanti sepulang kerja ya, saya antar kesana. Mbak tidak ada jadwal acara keluar kantor kan?" jawab Luna.
"Aman Bu," balas Elmira.
Maka selesai jam kantor, mereka berdua pergi melihat bakal kos baru Elmira yang berada tidak jauh dari lokasi kantor. Kurang lebih sekitar 15 menit saja berjalan kaki.
"Ini Bu?" tanya Elmira saat tiba di depan kos itu. Yaa...bagus sih, modern pula. Tapi....harga sewanya ya pasti juga tinggi Bu kalau seperti ini." lemas Elmira karena yang dia lihat ternyata bukan rumah kos biasa tetapi merupakan sebuah hunian mirip apartemen kecil.
"Tenang mbak, yang penting mbak Elmira suka dulu. Kita lihat dalamnya ya. Kalau tentang sewanya, kan Pak Jeffry sudah memutuskan memberi tambahan insentif sewa tempat tinggal untuk mbak El. Besarannya juga sudah disetujui antara Pak Jeffry dan HRD," Luna mencoba menjelaskan.
"Baik Bu Luna, saya ikut saja Bu keputusan HRD dan Pak Jeffry," pasrah Elmira.
"Wah dalamnya ternyata lebih luas dan homy ya Bu Luna," puji Elmira.
Luna tersenyum dan mengangguk, "Jadi bagaimana mbak Luna?"
-------------BERSAMBUNG------------