Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayah yang datang
Luffy tersenyum mendengar semuanya perkataan Zevan, ia mengajak anak itu untuk jalan-jalan di sekitar tempat nya tinggal. Zevan pun terlihat senang di ajak jalan oleh Luffy.
Ia seakan lupa dengan pesan yang di sampaikan oleh bunda nya, untuk tidak pernah ikut dengan orang yang tidak di kenal. namun Zevan merasa jika Luffy adalah orang baik.
"Zevan, mau beli apa?" tanya Luffy memegang tangan Zevan, kedua nya sedang ada di mall.
"aku mau beli mainan mobil, apa bisa?" tanya Zevan karena ia belum mengenal siapa yang mengajak ia jalan.
"boleh, ambil saja semua mainan yang Zevan mau" kata Luffy tersenyum.
"benar kah?" tanya Zevan meyakinkan.
"iya, ayo setelah itu kita akan beli baju untuk Zevan" kata Luffy mengajak Zevan ke toko mainan.
Zevan pun mengambil mainan yang memang ia suka, ia hanya mengambil satu kotak Lego dan mobil mainan remote.
"itu saja, tidak mau yang lain?" tanya Luffy meyakinkan.
"iya, tidak boleh beli terlalu banyak kata bunda, nanti tidak di mainkan kan sayang" ucap Zevan membuat Luffy terharu melihat nya.
"kamu sangat pintar" ucap Luffy membayar belanjaan Zevan.
"ternyata kamu mengajar kan banyak hal baik pada anak kita Zahra, maaf kan aku, aku membiarkan kalian hidup susah, dan kenapa kamu harus pergi dan menyembunyikan Zevan dari ku, mudah mudahan ada jalan keluar nya untuk kita semua" ucap Luffy yakin jika Zevan adalah putra nya.
Luffy pun mengajak Zevan untuk membeli keperluan nya, karena ia tidak ada waktu untuk berlama-lama, karena takut nanti nya Zahra tau, terlebih tadi Zevan bilang jika mereka tinggal bersama seorang remaja.
Tidak lama Luffy pun mengantar Zevan kembali ke rumah kontrakan nya, ia membawa masuk semua belanjaan Zevan, dan menaruh nya di dalam kamar. Setelah itu ia juga menyiapkan makan siang untuk Zevan, supaya anak itu mudah untuk mengambil nya nanti.
"Zevan ayah pulang dulu ya" kata Luffy pamit pada Zevan yang sedang bermain mobil baru nya.
"ayah?" tanya Zevan bingung.
"iya, om Luffy adalah ayah Zevan, jadi panggil ayah ya" Luffy sangat percaya Zevan putra nya yang di bawa pergi oleh Zahra saat masih dalam kandungan. wajah Zevan sangat mirip dengan nya.
"ayah Zevan, benar kah?, ayah kenapa tidak tinggal di sini saja" ucap Zevan menatap dengan polosnya pada Luffy.
"maaf kan ayah ya, suatu hari nanti ayah akan jemput Zevan, kita akan tinggal bersama" kata Luffy mengusap rambut hitam Zevan.
"kenapa harus suatu hari, kenapa tidak sekarang aja?" tanya Zevan karena ia begitu ingin bersama ayah nya.
"ayah harus menyelesaikan pekerjaan ayah dulu, jika sudah selesai baru ayah akan menjemput Zevan dan bunda" ucap Luffy yang sedang jongkok di depan Zevan.
"om Zaki tidak di bawa?" tanya Zevan polos anak itu memang sudah pandai bicara dan tidak cadel tapi ia juga begitu polos seperti anak lain nya.
"pasti nya dibawah lah, masa di tinggal kan di sini" sahut Luffy tersenyum.
dengan berat hati Luffy meninggal kan Zevan sendiri di rumah kontrakan, namun saat ia baru saja masuk ke dalam mobil, ia melihat seorang anak remaja berjalan ke rumah kontrakan Zahra dan masuk ke dalam rumah.
Luffy pun langsung melaju kan mobil kembali ke rumah sakit, karena ia harus menjadi putra nya yang sedang di rawat karena alergi makanan.
"Zevan, dari mana dapat makanan ini?" tanya Zaki menatap Zevan yang sudah duduk di kursi nya.
"ayah yang belikan tadi" sahut Zevan yang memang tidak mau berbohong.
"ayah" kata Zaki dengan alis terangkat satu.
"iya, tadi ayah datang, tapi sudah pergi lagi karena harus kerja, setelah selesai kerja nanti ia akan menjemput kita" Zevan menjelaskan apa yang di katakan oleh Luffy tadi.
"Zevan ingat pesan bunda kan, jangan mau di ajak orang yang tidak di kenal" kata Zaki panik.
"ayah, bukan orang om, dia banyak membelikan barang untuk Zevan" kata Zevan berusaha meyakinkan Zaki.
Zaki pun beranjak dari tempat duduk nya, dan berjalan ke kamar Zahra. Ia pun menatap beberapa paperbag yang ada di kamar Zahra. Seketika ia pun langsung menghubungi Zahra.
Zahra yang sedang di rumah sakit pun langsung pulang mendengar apa yang di katakan oleh Zaki lewat telepon.
"Zaki,, Zevan,,,," teriak Zahra ketika baru sampai di rumah.
Zevan pun langsung berlari menghampirinya bunda yang berdiri di depan pintu rumah.
"bunda" ucap Zevan memeluk bunda nya.
"apa benar tadi ada yang datang?" tanya Zahra lembut.
"iya, ayah nya Zevan yang datang tadi" sahut Zevan tersenyum.
"Zevan pergi bersama nya?" tanya yang memang takut jika Luffy akan membawa Zevan pergi.
"iya, ayah ajak Zevan ke toko yang sangat besar, beli mainan dan keperluan Zevan lainnya" Zevan bercerita tentang kegiatan nya bersama Luffy.
"apa kamu tidak melihat orang nya?" tanya Zahra pada Zaki.
"tidak kak, saat aku datang Zevan sudah menunggu ku dan langsung mengajak makan siang, katanya ada banyak makanan" kata Zaki.
"apa kalian udah makan?" tanya Zahra panik takut itu buka Luffy tapi ia juga terkejut karena Luffy bisa tau tempat nya tinggal.
Zahra pun berjalan ke dapur kecil nya, dan melihat ada beberapa makanan yang tersedia di sana, termasuk opor ayam kesukaan nya. Ia bingung dari mana Luffy tau tempat nya tinggal, tapi apa secepat itu ia mengetahui nya. Karena pria itu ada di rumah sakit tempat ia berkerja.
Namun tidak lama ia mendapat kan telpon dari resepsionis rumah sakit jika tadi ada seseorang yang mencari nya, dan bahkan menanyakan alamat pada nya.
"Zaki tolong kamu beres kan barang mu, kita akan pindah ke perumahan yang di depan rumah sakit" ucap Zahra karena ia masih sibuk saat ini dan ia takut Luffy kembali datang dan membawa Zevan pergi.
"secepat itu kak?" tanya Zaki.
"iya, untuk menghindari ayah Zevan datang lagi, kamu sekolah dan kakak kerja tidak ada yang menjaganya di pagi hari. Kakak takut ia marah karena telah membawa Zevan pergi, dan nanti nya ia akan membawa Zevan dari ku" kata Zahra yang memang khawatir karena ia pergi membawa Zevan dalam kandungan nya.
"pasti ia tetap akan mencari keberadaan kakak dan Zevan kak, itu pasti terjadi" ucap Zaki.
"kakak tau, jadwal kakak di rumah sakit sangat padat untuk minggu ini, setelah itu, kakak tidak akan bersembunyi lagi" ujar Zahra.
"baiklah kalau begitu" sahut Zaki beranjak ke kamar nya.
Dukung author terus ya, terima kasih ♥️