Berceritakan tentang karakter utama kita, yang dipindahkan ke dunia lain. Dia sangat senang sekali mengetahui bahwa, dia telah dipindahkan ke dunia lain, seperti di Komik, Manga, dan Novel yang dulu pernah dia baca. Mereka akan mendapatkan jari emas atau sistem, untuk membantunya menjadi kuat dan tak terkalahkan. Tapi... "APA-APAAN INI!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Naga Merah Mencuri Uang Zane
Zane yang sudah puas mengeksplor goa, dan berhasil mendapatkan apa yang ia butuhkan, ia pun keluar dari goa dan mulai berdiri di atas pohon tinggi lagi.
"Mhuehehe lumayan-lumayan!" Ia menggesek-gesek telapak tangannya dan terlihat senang sekali.
Selagi melihat-lihat inventorinya, terbesit sebuah sesuatu dikepalanya.
"Sistem!" Panggil Zane.
[Ya! Tuan.] Sautnya.
"Hmm... Seperti di novel dan komik tentang sistem yang aku baca, sistemnya bisa menampilkan status pribadiku bukan?" Zane menatap dengan sinis pada sistem.
[Tentu saja bisa tuan! Apa anda ingin melihatnya?]
"Ooooh! Boleh-boleh ayo tunjukkan!" Matanya terbuka lebar dan bersinar-bersinar.
"Aku ingin tau seberapa kuat kah aku sekarang?" Ia sangat bersemangat sekali.
[Analisis....]
Ia menunggu dengan sabar, ia tidak menyangka ia juga bisa melihat status pribadinya seperti di novel dan komik yang sudah ia baca.
[Selesai....]
[Mulai menunjukkan hasil!]
"Woaaaahhh! Inikah statusku? Tapi...."
[Tapi kenapa tuan?] Tanya sistem.
"Ada apa dengan semua tanda tanya itu?" Tanya balik Zane dengan menunjuk ke arah status miliknya.
[I-itu... Umm... Anu.] Nada suaranya terdengar sedikit gemetar.
"Apa itu? Bilang saja." ujarnya.
[M-maaf tuan! Saya tidak bisa mengukur kekuatan anda, saya tidak mampu tuan.] Dengan sedikit takut jikalau Zane bakal marah, sistem pun memberi tahu kebenarannya.
"Jadi begitu ya."
Zane tidak terlihat dia akan marah, namun seperti sudah menebaknya, jadi tidak ada expresi di wajahnya, biasa aja menurutnya gitu.
Ia malah kembali tertuju pada koin emas yang ada di inventorinya.
"Ngomong-ngomong soal uang." Zane mengeluarkan kantong yang berisi koin emas dan beberapa berlian lainnya.
Dengan senyum mesumnya, melihati isi dalam kantong yang berkilau.
"AKU KAYA!" Teriak Zane dengan mengangkat kantong emasnya ke atas kepalanya.
'SRIUK'
Kantong emas yang di pegang oleh Zane, menghilang dari tangannya begitu saja.
"Eh!"
Zane seketika terdiam melihati tangannya, untuk sesaat pandangannya kosong, ia mencoba mencerna apa yang sedang terjadi dengan begitu cepat barusan.
Sebelumnya, pada saat yang sama si naga merah itu setelah menyambar serigala silver di bab sebelumnya, ia membawa serigala itu untuk di makan.
Setelah memakannya sampai habis, dan cuma menyisakan tulang-belulangnya saja, ia menjilati noda dara dicakarnya, selagi menjilati cakarnya ia melihat sesuatu yang berkilau dari kejauhan.
"!!!"
Setelah memfokuskan penglihatannya dan memperhatikan secara seksama, ia dengan jelas melihat kilauan koin emas, dari dalam kantong yang di pegang seseorang yang berdiri di atas pohon.
Naga itu tertarik dengan kilauan emas pada kantong tersebut, ia pun melompat ke atas dan mulai terbang.
Untuk mendapatkan kecepatan terbang yang baik, dibarengi dengan sihirnya, ia berputar-putar dulu di atas sebentar.
Setelah mendapat momentumnya dan menggunakan sihir, ia dengan cepat melaju terbang ke arah kantong emas tersebut.
Naga itu terbang dengan sangat cepat, walaupun badannya besar tapi kecepatannya bukan main, dengan gerakan tepat, cepat, dan akurat.
Tanpa adanya gerakan yang sia-sia, naga merah pun berhasil merampas kantong dari tangannya si Zane.
"KYAAAAA!" Zane berteriak seperti perempuan.
"Bajingan! Kadal itu mencuri uangku!" Zane pun dengan cepat mengejarnya.
Begitulah kenapa Zane mengejar-ngejar si naga merah tersebut.
****
Kembali ke masa sekarang....
"S-siapa kau?" Tanya kapten.
"Aku? A-aku hanya orang lewat." Saut Zane, ia dengan cepat menyembunyikan kantong emas tersebut di belakang punggungnya, dan memasukkannya di inventori.
'Sial sial siaaal!'
'Apa dia melihatnya? Tidak tidak dia tidak melihat! Tapi bagaimana jika dia melihatnya? Kalo begitu aku bunuh saja apa ya?' Ucap Zane dalam hatinya.
Zane tampak panik, bola matanya dengan cepat berputar, mencoba mencari-cari alasan.
'Sial! aku tidak menemukan alasan yang tepat.'
'Ya! Kalo begitu aku bunuh saja lah!'
Itulah yang dipikirkan Zane dalam hatinya, bagaimanakah? nasib sang kapten selanjutnya.
Bersambung....