Terjerat Gairah Sang Pembantu
Halo selamat membaca..
∆∆∆∆
“Bibi yakin mau resign sekarang juga?” tanya Zoya dengan pandangan penuh kecewa pada wanita separuh baya dihadapannya.
Wanita itu terlihat sangat yakin, namanya Bi Vira. “Saya sangat yakin, Nyonya. Karena saya sudah tidak sanggup bekerja lagi,” jawabnya.
Zoya terduduk dibangku meja makan, memijat pelipis kepalanya yang terasa sangat sakit. Sebenarnya Zoya tidak tahu alasan apa yang membuat Bi Vira tiba-tiba saja ingin resign, tanpa aba-aba terlebih dahulu.
“Bibi tahu, saya bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Jadi, pergi secara tiba-tiba begini sungguh membuat saya menjadi kerepotan, Bi. Belum lagi pencari pengganti,” Keluh Zoya kepada Bi Vira yang kini sudah menatap kearahnya.
“Kalau soal itu kalau Nyonya tidak keberatan, saya punya keponakan yang masih muda. Kerjanya lebih giat dan cepat dibandingkan dengan saya ini, Nyonya..” ucap Bi Vira.
“Kalau Nyonya bersedia, Keponakan saya itu sangat siap untuk masuk kerja besok pagi. Saya bisa menjamin kalau Keponakan saya sangat giat melakukan tugas rumah,” jelas Bi Vira.
Padahal memiliki Bi Vira sudah sangat cukup bagi Zoya, mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Tapi, kalau keponakan Bi Vira pasti memiliki sifat tidak jauh darinya.
“Hem, baiklah.. Aku sudah menganggap Bibi sebagai keluarga, jadi aku percaya akan penilaianmu,” ucap Zoya yang mana membuat Bi Vira tersenyum senang.
“Besok saya harap keponakan Bibi sudah datang ke Mansion.. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” kata Zoya
Bi Vira mengangguk mantap sembari menerima amplop sebagai uang santunan yang Zoya berikan untuknya. Lalu segera pergi karna kendaraan yang akan mengantarnya pulang akan segera tiba.
Zoya melirik kearah Lucas yang sedang santai membaca majalah, terlihat sangat tampan.
“Mas..” Panggil Zoya, ia bangkit berjalan mendekati sang suami tercinta.
“Ada apa, sayangku?” Lucas mengarahkan Zoya untuk duduk di pangkuannya.
“Besok akan ada pembantu baru, dia pengganti Bi Vira. Semoga cocok ya sama aku,” ucap Zoya kepada Lucas yang mendengarkan semua dengan baik apa yang ia katakan.
Lucas merapikan rambut Zoya yang berantakan, ia tersenyum simpul kepada Zoya yang juga sama tersenyum.
“Sudahlah, sayang. Berhenti bekerja dan fokus di Mansion saja. Apa kau meragukan kerja kerasku?” tanya Lucas dengan sangat serius.
Zoya memegang tangan Lucas yang ada di pipinya, mengecup lama tangan itu. “Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu, Mas. Hanya saja pekerjaanku ini sangat sayang untuk ditinggalkan,” jelas Zoya.
Lucas hanya menghela napas panjang saja mendengarnya. “Kau sudah sangat jarang memiliki waktu untukku, Zoya. Semua waktumu hanya habis untuk orang-orang itu, tidak bersama suamimu sendiri.”
Ucapan Lucas membuat Zoya termenung. “Sepanjang hari aku hanya kesepian, bahkan di saat aku lelah bekerja.. Aku hanya ingin memelukmu sebagai rasa penenang ku, tapi semua itu sangat sulit untuk ku dapatkan.” kata Lucas lagi.
“Mas.. Setelah aku mendapatkan posisi yang aku inginkan.. Pasti kesibukanku akan berkurang kok, percaya deh..” ucap Zoya, ia mengecup pipi sang suami tercinta.
Sebenarnya hati Zoya sedih mendengar suara keluhan yang Lucas rasakan. Hanya saja Zoya benar-benar takut untuk menggantung hidup dengan Lucas, ia takut mendapatkan kekecewaan yang mendalam.
“Yang sebenarnya kau trauma untuk menggantungkan hidupmu padaku kan, Zoya? Ketahuilah, aku akan membuktikan jika aku tidak akan menjadi seperti Ayahmu.” ucap Lucas dengan penuh keyakinan.
Rasa takut Zoya murni karna tidak mau merasakan hal yang sama seperti sang Ibu rasakan. Dimana disaat itu ibu Zoya tidak memiliki apapun, hanya uang dari ayah sebagai pertahanan hidup. Hal itu membuat Ayah Zoya sepele hingga dengan sangat tega menelantarkan anak-anaknya.
“Istri yang tidak berpenghasilan hanya merepotkan!” Itulah yang Ayah Zoya katakan, bahkan kata-kata itu masih terngiang dibenak Zoya.
“Sayang..” Panggilan Lucas membuat Zoya tersadar, ia langsung bangkit dari pangkuan sang suami. “Apa yang kau pikirkan?”
“Tidak ada, Mas.. Aku mandi dulu,” Zoya berjalan menuju kamar dilantai atas. Lucas hanya diam menatap kepergian Zoya, wanita itu memang selalu menghindar setiap membahas hal serius seperti ini.
~
Zoya menyisir rambut panjangnya, ia menoleh kearah pintu disaat terbuka. Terlihat Lucas berdiri disana menatapnya dengan senyuman manis. Langsung saja Lucas memeluk erat Zoya yang sangat wangi itu, terlebih lagi sehabis mandi seperti ini.
“Wangi banget..” Lucas mencium celah leher sang istri bahkan meninggalkan bekas gigitan kemerahan disana.
Zoya tertawa kecil, ia membawa tangan Lucas menuju dua bongkahan miliknya. “Sudah berhentikan mensnya?” tanya Lucas, ia baru saja berpuasa karna sang istri datang bulan.
“Sudah, Mas mau?” Zoya juga merindukan sentuhan sang suami, sudah lama sekali karena kesibukan yang mendadak.
Lucas tersenyum senang sembari membawa Zoya menuju pelukannya, masih saling posisi bertukar saliva keduanya saling membuka pakaian satu sama lain.
“Satu ronde aja ya, Mas?” Zoya sempat bertanya disaat bahkan Lucas belum memulai.
“Aku takut kecapekan.. Karna besok ada meeting dengan para model lainnya,” Kata Zoya lagi.
Bahkan tadi gairah dari Lucas sudah sangat memuncak, tapi gini seakan reda karna hal yang Zoya katakan. “Satu ronde?” tanya Lucas, ia menghela napas panjang. “Aku tidak akan puas, Zoya. Aku ingin berjam-jam sampai_”
“Mas.. Sudahlah, yang terpenting pelepasan bukan?” Zoya mengubah posisi hingga sekarang berada diatas tubuh Lucas. Menarik celana itu hingga terlepas, keluarlah senjata besar milik Lucas yang menegang.
Zoya melakukan pemanasan pada miliknya sendiri dengan gerakan jari, ia menatap Lucas dengan penuh nafsu lain dengan Lucas yang datar saja.
“Bukan ini yang aku inginkan, Zoya!” Kata Lucas dengan perasaan kesal, Zoya selalu saja sesukanya dan semaunya saja.
Tidak pernah sekalipun Zoya membiarkan Lucas memulai, selalu dirinya yang pertama memulai dan dirinya pula yang mengakhiri. Tidak perduli apakah Lucas sudah pelepasan atau belum, yang terpenting ia sudah mendapatkan dan ingin segera tidur.
Zoya merintih kala senjata Lucas sudah masuk sepenuhnya, ia bergerak keatas kebawah bahkan merintih sendiri. Lucas hanya diam menatap datar saja, semuanya gairah yang ia rasakan sudah terganti dengan perasaan kesal.
“Zoya, sadarlah! Bukan hal seperti ini yang aku inginkan,” ucap Lucas kala tubuh Zoya sudah melengkung sepertinya mendapatkan pelepasan.
“Mas, kau saja yang terlalu lama. Aku capek kalau nurutin kemauan, Mas tau..” Zoya melepaskan senjata Lucas yang bahkan masih menegang sempurna.
Sekalipun belum memakai pakaian kembali, Zoya sudah berbaring menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
“Mas main solo aja.. Besok aku ada kerjaan, maaf ya, sayang.” Zoya memejamkan matanya tanpa mau mendengarkan apa yang ingin Lucas katakan.
“Shi*!” Lucas tidak bisa apapun kecuali menerima saja apa yang Zoya inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Hamiah Miah
suka
2024-12-17
0
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
2024-12-02
0
Safa Almira
syuka
2024-11-16
0