[DI ADAPTASI DARI CHAT STORY SAYA]
[VERSI CHAT STORY DAN NOVEL TENTU BERBEDA. VERSI NOVEL AKAN LEBIH SERU]
Setelah mengalami kecelakaan, Helena Isabella, sang Ratu Film, masuk kedalam sebuah novel dan menjadi Antagonis yang akan mati ditangan protagonis.
"Akh! Bagaimana bisa menyakiti suami imut dan anak menggemaskan!"
sejenak, mari kita selami bagaimana Helena Isabella, Ratu Film yang masuk ke dalam novel, dan berusaha mengubah takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bini'nya Boboiboy Reverse 🔪☠️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
*
*
*
Suasana tampak hening beberapa detik, tapi kemudian terdengar bisik-bisik karyawan di sana.
"Apa dia pikir kami tidak melihat nya jika dia sengaja menabrak Bu Bella?"
"Bukankah dia selalu ingin menjadi pusat perhatian? Selalu membuat masalah."
"Benar, tapi tidak menyangka hari ini dia justru mencari sensasi dengan Bu Bella."
"Biarkan saja, kita lihat bagaimana Bu Bella menghukum Stella."
Stella- wanita yang dengan sengaja menabrak Bella dan menumpahkan jus nya ke kemeja Bella. Wanita itu nampak membungkuk ke arah Bella dan meminta maaf.
"Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja menumpahkan minuman ku." Senyum licik terukir begitu jelas di bibir wanita yang sedang membungkuk itu.
Bella memutar bola matanya malas. Apakah wanita itu pikir dirinya ini bod0h? Bella bersedekap dada, menatap Stella dengan seksama dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Maaf?" Ulang Bella dengan senyum sinis nya.
Stella mengangkat wajahnya. Kemudian dengan suara di buat imut, ia kembali meminta maaf.
"Maafkan saya Bu Bella. Saya akan membersihkan kemeja Anda."
Stella hendak mendekat ke arah Bella, tapi segera Bella menghindar.
Bella menatap tajam ke arah Stella, kemudian melangkah ke salah seorang karyawan yang memegang jus. Tanpa meminta persetujuan, Bella mengambil dua jus itu dan berdiri tepat di hadapan Stella, tanpa basa basi Bella mengguyur wanita itu dengan dua jus.
Sontak semua mata yang memandang membelakkan mata. Bahkan Orion yang berdiri tak jauh dari Bella nampak terkejut.
"Bu Bella, apa maksud Anda ini? Bukankah saya sudah meminta maaf? Bahkan saya berniat untuk membersihkan kemeja Anda dan mengganti rugi."
Bella terkekeh, tersenyum sinis kemudian dengan tatapan remeh menatap Stella.
"Jika hanya mengatakan maaf, aku juga bisa...." Bella menepuk-nepuk pundak Stella. Lalu mencekram nya kuat hingga wanita itu meringis.
"Hanya saja aku tidak buta untuk mengetahui jika kau sengaja melakukan nya."
Stella tampak membeku. Detak jantung nya berdetak lebih cepat, bahkan sekedar untuk meneguk salivanya, rasanya susah. Tekanan yang di berikan Bella terasa dingin dan kuat.
"Ganti rugi?" Bella kembali terkekeh, wanita itu kemudian bersedekap dada. "Bahkan jika kau menjual dirimu sendiri, tidak akan cukup mengganti pakaian ku ini."
Tekanan yang di berikan Bella semakin kuat, membuat nyali Stella ciut seketika.
"Saya benar-benar tidak sengaja, tolong maafkan saya Bu. Saya tidak melihat-"
"Tidak bisa melihat?" Bella memotong dengan cepat. Raut wajahnya di buat terkejut. Wanita itu kemudian melangkah mendekati Orion.
"Dia tidak bisa melihat, itu artinya dia buta. Sayang, kenapa kamu memperkerjakan orang buta?"
Orion menahan diri untuk tidak melayang, bagaimana tidak? Akting Bella dengan mimik wajah di buat imut benar-benar mampu membuatnya melayang.
"Menyedihkan sekali, ternyata dia seorang buta." Celoteh Bella benar-benar membuat seluruh mata memandang tertawa. Kecuali Stella yang menahan amarah.
"Wanita sial4n! Berani sekali dia mempermalukan ku! Lihat saja nanti!" Stella mengepalkan tangannya di masing-masing sisi. Mencoba menahan gejolak amarah nya agar tidak meledak.
"Saya tahu saya salah, tapi saya benar-benar tidak sengaja. Mengapa Anda mempermalukan saya, Bu?" Stella memasang wajah menyedihkan. Berharap simpati semua orang.
Bella merasa merinding melihat akting Stella yang begitu hancur. Dengan tangan yang di lipat di depan dada, Bella memutar bola matanya malas, lalu tersenyum miring.
"Stella... Stella... Semua orang juga tahu aku adalah orang yang kejam. Mempermalukan dirimu bukanlah trik ku. Aku bukanlah orang baik, aku adalah orang jahat,"
"... Bagaimana bisa orang jahat seperti ku memaafkan mu?"
Wajah Stella benar-benar gelap. Dia tidak pernah di permalukan seperti ini. Tidak pernah sampai Wanita yang terkenal jahat ini berani mempermalukan nya.
"Stella, aku bisa menjadi lebih kejam," Bella memeluk lengan Orion. "Sayang, aku ingin kamu memecat dia. Bisa kan?"
"Apa?"
Baik Orion maupun Stella sama-sama terkejut.
"Istri, aku...."
Melihat kebingungan di wajah Orion, Bella mengerutkan dahinya.
"Apa kamu tidak bisa melakukan nya?"
Orion benar-benar tampak bingung, bukan dia tidak bisa memecat Stella. Hanya saja wanita itu adalah sekertaris ayahnya.
"Siapa yang berani memecat sekertaris ku?"
Seluruh pasang mata menatap ke pintu masuk. Seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah dengan setelah jas nya. Melangkah dengan penuh wibawa. Tatapan nya bertemu pandang dengan Bella yang juga tengah menatapnya.
"Erik...."
...***...
"Bagus anak-anak, kalian melakukan nya dengan baik. Sekarang istirahat lebih dulu, pentas nya nanti sedikit lebih siang yaa? Sambil menunggu orang tua kalian datang."
"Iya, Bu guru!!" Sahut serempak anak-anak itu.
"Orion, apa mommy sama ayah kamu datang?" Seorang murid perempuan menghampiri Leon yang sedang duduk di bangku.
Leon mengangguk. "Nanti mommy sama ayah Eyon datang. Ceyi sendiri gimana? Apa mommy sama ayah Ceyi datang?"
Murid perempuan bernama Cerry itu tampak tersenyum masam. Kepala nya menggeleng kecil. Menimbulkan pertanyaan dari Leon.
"Mereka nda datang? Kenapa?" Tanya Leon pada teman nya itu.
"Mereka datang, hanya saja kamu ngga akan bisa melihat nya. Dia selalu ada bareng aku. Mamah dan Papah, mereka selalu ngawasin aku, aku tau itu."
Leon mengerutkan keningnya. Bocah laki-laki itu tidak mengerti apa yang di katakan teman perempuan nya.
"Maksud Ceyi?"
Ceyi tersenyum, tapi Leon tau itu bukan senyum kebahagiaan. Terlebih melihat teman nya berkaca-kaca.
"Leon banyak tanya, mereka datang atau tidak, itu tidak penting!" Sahut bocah itu tampak kesal.
Leon juga ikut bangun berdiri dan berhadapan dengan Cerry.
"Apanya yang nda penting? kehadiran mereka justru akan buat kita jadi semakin semangat!"
Cerry hanya memutar bola matanya malas, kemudian melenggang pergi.
"Eyon, apa kamu belum tau? Celi tuh udah nda punya papa dan mama."
Leon terdiam mencerna apa yang di katakan teman nya yang lain.
"Jadi, Ceyi yatim piatu?"
q jadi greget masih belum keluar drama yg seru y