Kisah Om Naren - Nara kita kemas di sini ya!!!
Menduda???
Bukanlah hal yanh diinginkan oleh Naren. Istrinya yang cantik sudahlah cukup baginya. Namun Asanya yang membumbung tinggi nyatanya tak seindah realita. Nadia Maheswari adalah kekasih sekaligus istri dari seorang Narendra. Kisah cinta yang di kemas Epik.
Namun Perceraian itu mengakibatkan kehidupan Naren berjarak. Bercerai bukan berarti dia akan menikah kembali. Tapi karena anak ingusan itu Naren pada akhirnya harus di hadapkan pada pernikahan kembali.
Dapatkah Naren menerima pernikahan keduanya dengan bayang - bayang masa lalu???? Di mana cintanya untuk Nadia masihlah sangat besar???!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
🕊 Aku tidak tahu bagaimana cara membahagiakanmu! Yang aku tahu aku adalah lelaki yang memiliki banyak kekurangan. Semoga kamu tidak menyesal telah mengenalku. Kamu tahu bahwa perempuan yang ku cintai saja memilih berselingkuh dia bahkan sangat mengenalku dengan baik. Tapi, nyatanya hal itu tidak cukup baginya untuk selalu berada di sisiku. Kita dua insan yang baru saja saling kenal karena kesalahan kuharap aku bisa memahamimu 🕊
Pesan itu di kirimkan oleh Narendra pada Nara. Nara membuka pesan itu, dia juga merasa bersalah pada Naren sebenarnya. Akan tetapi, egonya itu terlalu kekanakan.
" Aku tidak mau gonta ganti suami kelak jika sudah menikah! Ku harap Om tidak mengacaukan kehidupanku," balas Nara dengan mencebik. Dia merasa bersalah jika harus sekasar itu pada Narendra. Lelaki itu sudah mencoba memahami sikap egois Nara selama ini.
" Sudah mau menikah denganku??!" tanya Narendra beralih pada panggilan seluler.
" Om sudah menghabiskan banyak uang! Bagaimana aku menolak lagi? Om Pasti sengaja mengirimkan gambar hantaran itu!" rajuk Nara membuat Naren tersenyum kecil.
" Aku ingin memastikan bahwa kamu mau menikah denganku Nara. Jika tidak maka aku akan membuang semua barang - barang itu. Beruntung kamu mengatakan menikah," jawab Narendra dengan puas akan jawaban Nara. Setidaknya perempuan muda itu tak menolak dirinya seperti tadi siang.
" Aku akan pergi tidur! Jangan bicara terus!" seru Nara dengan senyuman tanpa Naren tahu. Naren mengangguk saja layaknya Nara bisa memahami saja apa yang dia lakukan.
Malam itu adalah malam terakhir mereka menJadi pasangan tidak halal. Hari ini mereka akan menggelar akad untuk menggapai ikatan halal dan menjalin kedekatan daripada hanya sekedar hubungan panggilan Om dan bocah.
Sahhhhhh!!!!!
Agaknya kata Sah sudah membuat Nara menangis di pelukan Ummi dan kakaknya. Nara sebenarnya tidak menginginkan skenario kehidupan yang seperti ini tapi kejadian malam itu membuatnya takut akan sebuah dosa yang telah mereka lakukan.
" Dek ... Setelah ini apapun itu jika adek ingin bertindak serta melakukan apapun harus seizin suami. Tidak boleh mengambil keputusan sendiri. Akan menambah dosa! Adek menikah ingin menambah pahala kan???" ujar Zifa kepada adiknya.
Nasehat itu terngiang - ngiang di telinga Nara. Bahkan saat ini dia sedang di hadapan Naren. Seharusnya Nara sudah menyalami suaminya. Akan tetapi, dia malah melakukan hal yang di luar nalar. Dia malah terbengong di tempat. Hingga akhirnya Naren membisikinya dengan kalimat ajaib yang membuat Nara melotot sempurna.
Apakah sudah terbayang - bayang malam pertama sehingga aku yang di hadapanmu tak terlihat!
" Om Naren!" selorohnya sambil mencubit Naren. Lelaki itu mengaduh karena cubitan Nara yang berasa panas dan sakit.
" Aduh! Sakit Nara ... " keluhnya dengan mimik wajah kesakitan. Sehingga mengundang perhatian keluarga.
" Eh ... Nara kalau perut suaminya sakit ajak istirahat saja dulu! Tamunya biar kami yang handle!" seru Natasya yang tak lain adalah bibinya. Nara dan Naren mengangguk bersamaan.
" Iya Tante !" Mereka pun beranjak dari sana untuk menuju kamar Nara.
Nara berjalan dengan ribetnya jarik yang dia pakai. Sungguh melepas masa lajangnya sàt ini bukanlah keinginan utama.
Ceklek!
" Masuklah Om!" seru Nara.
" Aku suamimu Nara! Bisakah kamu merubah panggilan itu??" tanyanya dengan penuh harap agar Nara menjawab iya.
" Tapi ... " gelagap Nara apalagi saat merasakan tubuhnya melayang ke udara. Narendra sudah menggendongnya dan membawa Nara Masuk.
Sesampainya di kamar ...
" Mulai nanti rubahlah panggilan itu! Aku suamimu Nara bukan Om-mu," ujar Narendra sekali lagi.
" Eh, mana bisa Om?! Aku sedang tidak ingin merubah apapun," jawabnya dengan tidak suka.
" Kamu yang memilih menikah denganku! Maka kamu harus berkomitmen dengan baik Nara! Aku tidak ingin banyak perdebatan. Menikah maka selamanya mampu berkomitmen sebab aku tidak mau gagal kembali," terangnya kemudian merebahkan tubuhnya di samping Nara dengan memejamkan mata tanpa kembali mengatakan apapun.
semangat untuk up date nya
semoga author sehat selalu jadi bisa up date tiap hari
semangat untuk up date nya
double up date nya di tunggu thor
lanjut thor
semangat untuk up date nya