Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.
Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.
Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Tidak Tahu Malu
Rahayu kesal karena ia selalu gagal mendekati Elang. Bukan hanya El, putranya saja tidak bisa ia dekati untuk menjadi pendukungnya agar jalannya menjadi istri Elang semakin mudah.
"Ada apa? Kenapa wajah mu cemberut seperti itu?" Siska, teman Rahayu bertanya. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu restoran mewah.
"Tidak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan ku." Rahayu tidak ingin teman-temannya tahu kalau ia gagal menggoda seorang pria. Bagaimanapun selama ini seorang rahayu tidak pernah gagal menghancurkan pernikahan wanita lain.
"Aku heran pada mu. Keluarga mu kaya, kakak perempuan mu juga sudah menikah dengan pria kaya raya dan secara otomatis hanya kau satu-satunya yang biayai ayah mu. Tapi kenapa kau malah merepotkan diri mu untuk bekerja."
"Siska benar. Jika itu aku, mungkin aku tidak akan mau bekerja dan hanya akan menikmati kehidupan tenang ku."
Rahayu tertawa kecil. Senang menjadi pusat rasa iri teman-temannya atau wanita lain. Ya, inilah yang dia inginkan ketika memutuskan bekerja di dunia modeling. Dia ingin menjadi pusat rasa iri orang-orang.
"Menjadi model adalah keinginan ku sejak dulu. Jadi, aku akan melakukan segala cara agar bisa menjadi model internasional." Rahayu berkata dengan sangat percaya diri. Ia yakin kalau dirinya akan menjadi model terkenal.
Tidak, hal tersebut tidak akan pernah terjadi karena Rahayu tidak pantas menjadi model. Alasan ia tetap bisa menjadi model bukan karena kemampuannya tapi karena ia menjual tubuhnya pada pria yang bisa membantunya tetap menjadi model. Itu juga alasan kenapa El tidak pernah mendengar nama Rahayu atau karyanya.
"Betapa beruntungnya kedua om dan tante memiliki putri seperti mu."
Lagi-lagi Rahayu mendapatkan pujian dan hal tersebut membuatnya bahagia.
"Apa kalian sudah mendengar berita tentang Elang Aksara Sanjaya?"
"Berita apa?"
Rahayu juga fokus mendengarkan. Mungkin saja dia bisa mendapatkan informasi penting.
"Perusahaanya masuk ke dalam 100 perusahaan terbesar dan terpengaruh di indonesia. Kalau tidak salah dia menduduki tingkat ke 10 di indonesia."
Rahayu dan teman-temannya terkejut mendengar berita tersebut. Tentu saja masing-masing dari mereka memiliki tekat untuk menjadikan Elang yang terkenal duda tampan dan kaya sebagai suami mereka.
Kini Rahayu bahkan semakin bertekad untuk mendapatkan Elang. Jika dia berhasil, maka akan semakin banyak wanita yang menatap iri padanya. Memikirkan hal tersebut membuat Rahayu bahagia.
Ketika Rahayu dan teman-temannya sibuk membicarakan Elang. Mereka dibuat terkejut dengan kehadiran Selatan dengan seorang wanita cantik yang anggun. Keduanya duduk tidak jauh dari kursi mereka dan secara otomatis mendengar percakapan keduanya.
***
Hari ini Adel memutuskan menerima ajakan makan siang di restoran setelah berulang kali menolak ajakan Selatan. Bukan tanpa sebab ia menolak karena tidak ingin bertengkar kembali dengan El.
Namun, penolakan itu tidak bisa berlangsung lama sebab Ata selalu memasang eskpresi sedih. Tidak sanggup melihat kesedihan di wajah Ata, akhirnya Adel mengiyakan ajakan putra angkatnya itu.
"Gimana sekolahnya hari ini?" Adel tidak menyadari kalau keberadaanya di tatap oleh beberapa mata penasaran.
"Lancar, Bun. Kalau nanti Ata dapat juara satu Ata bolehkan minta hadiah?"
"Oke. Kamu mau apa?" Adel tidak keberatan memberikan hadiah pada Selatan. Malah senang jika putra angkatnya tersebut bisa menduduki juara kelas sebab selama ini Selatan selalu berada di peringkat terakhir di kelasnya.
"Nanti kalau udah dapat peringkat satu bakal Ata kasih tau, Bun."
Adel mengangguk setuju dan keduanya memulai makan siang mereka setelah pelayan mengantar pesanan.
Saat keduanya makan. Rahayu dan teman-temannya tidak bisa melepaskan pandangan mereka. Bahkan sekarang mereka mulai berpikir kalau sebenarnya El sudah menikah namun tidak mempublikasikannya. Kalau tidak, Selatan yang terkenal sangat sulit di dekati dan menolak ibu tiri tidak mungkin bisa sedekat ini pada seorang wanita yang dia panggil 'bunda'.
Tentu saja teman-teman Rahayu memutuskan untuk tidak mengharapkan El lagi karena mereka tidak suka jadi pelakor. Tapi tidak dengan Rahayu yang malah semakin termotivasi merebut El menjadi miliknya.
***
Waktu berlalu dengan cepat. Kini Rahayu telah sampai di kediamannya. Ia sudah tidak sabar mendengar kabar dari orang yang ia bayar untuk mendapatkan informasi Adel secara terperinci.
"Halo, aku sudah mengirim informasinya ke email mu." Telpon yang Rahayu tunggu akhirnya datang.
"Bagus. Aku akan mengirim bayaran mu."
Setelah itu Rahayu langsung membuka email dan membaca informasi tentang Adel. Ia awalnya terkejut namun tertawa mengejek ketika selesai membaca seluruh infomasi Adel.
"Hanya seorang janda yang mandul. Yah tidak heran kenapa suaminya menikah lagi. Sepertinya aku bisa memanfaatkan mereka untuk mengganggunya. Jadi aku tetap bersih dan bisa fokus merebut Elang. Setelah mendapatkan Elang akan ku singkirkan Selatan sialan itu. Jadi hanya anak yang ku lahirkan yang akan menjadi pewaris Sanjaya."
Setelah memikirkan hal tersebut Rahayu tertawa bahagia. Ia yakin kali ini rencananya akan berhasil karena ia tidak pernah gagal atau bahkan kalah.
***
Kehidupan Rei dan Sifa juga tetap baik. Perusahaan yang pria itu pimpin masih berdiri kokoh dan kehidupan rumah tangga mereka berjalan harmonis.
Sifa yang melihat itu tertawa bahagia. Apalagi ketika mengingat sumpah serapah Adel akan pernikahan mereka. Nyatanya hal tersebut tidak pernah terjadi. Kini Sifa yakin dia benar dan Tuhan tidak akan menghukumnya sebab ia juga membantu Rai dengan melahirkan seorang putra yang sehat.
"Ada apa, Sayang? Kenapa kau tertawa sangat bahagia?"
Rei baru saja selesai mandi dan melihat istri cantiknya tertawa bahagia. Ia juga merasa puas dengan pernikahannya sempat sedikit menyesal setelah bertemu Adel yang semakin cantik, anggun dan kaya. Tentu saja ada perasaan ingin mencari tahu kehidupan Adel sekarang, namun belum sempat ia lakukan karena sibuk bekerja.
"Aku hanya sedang menertawakan kesombongan Adel yang dulu menyumpahi pernikahan kita. Nyatanya kita tetap hidup bahagia. Perusahaan yang Mas pimpin tetap sejahtera dan kita juga sudah memiliki anak yang tampan." Sifa lagi-lagi tertawa penuh kemenangan.
Rei ikut tertawa. Ia juga merasa Adel terlalu konyol.
"Siapa dia yang berhak menyumpahi kita. Lagi pula hubungan kita tidak salah. Kita bersatu karena takdir dan aku berhasil memberi Mas anak. Sedangkan dia wanita yang berdosa karena gagal memberikan Mas anak apalagi asal usulnya yang tidak jelas. Bisa jadi kemandulannya adalah hukuman dari ibunya yang menyakiti wanita lain."
Sifa menganggap perbuatannya benar sedangkan perbuatan orang lain salah. Bahkan menuduh Adel dengan hal yang tidak-tidak. Bebar-benar definisi wanita tidak punya rasa malu.
"Mungkin saja sekarang dia menjadi wanita miskin atau bekerja sebagai pembantu."
Sifa belum pernah bertemu Adel setelah kehebohan yang terjadi di pernikahan mereka dulu. Ditambah lagi dulu ia berhasil menghasut para penanam saham yang pernah bekerja sama dengan Adel untuk tidak membantu wanita itu saat menemui mereka. Sifa semakin yakin hidup Adel benar-benar menderita.
Rei terdiam. Ia merasa tertampar dengan perkataan Sifa tentang kondisi Adel. Andai wanita itu tahu kalau kekayaan Adel sudah berada satu tingkat di atasnya, mungkin Sifa akan terkena serangan jantung.
"Ada apa, Mas? Kenapa diam? Apa Mas tidak suka aku menjelekan wanita mandul itu?" Sifa cemburu. Ia pikir Rei masih mencintai Adel. "Jangan bilang Mas masih mencintai wanita mandul itu?"
"Tidak, Sayang. Mas hanya kepikiran pekerjaan. Mas hanya mencintai mu dan wanita mandul itu sudah lama mas buang dari pikiran mas." Rai tidak ingin bertengkar dan ia juga memutuskan untuk menyembunyikan pertemuannya dengan Adel beberapa waktu laku dari Sifa.
"Syukurlah. Jika sampai Mas masih memikirkannya aku akan membuat Mas kehilangan aku dan anak kita."
"Tidak akan pernah, Sayang. Jadi jangan mengatakan hal-hal buruk itu."
"Hm."
Biar aja lukman merasakan sakit hatinya.. Tega membuang anak2 nya demi pelakor.. Yg di posisi anak sungguh miris.. Enak aja klau minta maaf semua selesai.. Makin byk org berbuat salah klau gt..