"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Pria itu benar-benar sangat ramah, selalu menegur, dan selalu mengulas senyum dan menanyakan kabar setiap kali bertemu. Dari pertemuan pertemanan awal yang tidak sengaja itu membuat jeony sering pergi ke sawah hanya untuk memperhatikan alfarad yang melakukan aktivitas sore bersama para santri yang lain.
"Lho! Lo sudah ada di jo?"pria itu kaget dengan kehadirannya. Alfarad meninggalkan santri lain dan menghampirinya.
"Sudah sedari tadi!"Tanya alfarad dan hal itu mendapat anggukan dari jeony.
"Lo, mau bikin sesuatu?"tanya jeony sembari mengalihkan perhatian kepada alfarad ketika bertanya, lalu mendapat anggukan darinya. Pria tersebut duduk dengan menjaga jarak.
"Mau bikin jalan buat orang kampung, kalau mau ke masjid biar nggak memutar terlalu jauh"ucap alfarad.
"Kamu baik!"
"Tuhan menyuruh kita berbuat baik kepada sesama. Bukankah hal seperti itu juga ada dulu di agamamu!"ujar alfarad
"Maaf aku muslim bukan agama lain"sahut jeony
"Alhamdulillah. Maaf gue kira lo beda agama!"jawab alfarad sembari meminta maaf.
"Ya tidak apa-apa. Aku mengenal agama tapi tidak mengenal tuhan"Sahut joeny dengan mendengkus kesal.
Saat itu juga, alfarad yang mendengarkan itu seketika terbelalak. Mereka terdiam sejenak. Jeony yang tahu alfarad memperhatikannya tetapi ia abaikan.
"Lo bukan tidak mempercayai adanya tuhan. Lo cuman sedang kecewa dengan takdir yang tidak sesuai dengan keinginanmu"ucap alfarad dan membuat jeony tersenyum masam.
Binar kekaguman pada alfarad lenyap dalam sekejap. Ia menatap pria itu sinis dan bertanya.
"Kalau tuhan memang ada, kenapa dia tidak menolongku"
"Dia menolongmu jeony"
"Kalau dia memang menolongku, dia tidak akan membiarkanku jatuh ke dalam kesengsaraan terus menerus, tanpa jeda!"Ucap jeony penuh dengan penekanan.
"Dia sedang berbicara denganmu, jeony. Dia berusaha memberimu pertolongan, tapi kamu mengabaikannya karena terlalu sibuk meratapi nasib"jawab alfarad, seketika jeony mendengkus kesal.
"Jangan banyak omong kosong. Aku bisa membencimu karena naif"cetus jeony dengan kesal.
"Asal jangan membenci tuhan yang menciptakanmu joeny"ujar alfarad sembari tersenyum.
"Kamu tidak pernah ada diposisiku, karena kamu itu merasa dunia ini sangat adil"jawab jeony sembari mengayuh kursi roda untuk pergi.
"Jeony!"panggil alfarad cukup keras, membuat langkah joeny terhenti dan tanpa menoleh ke belakang.
"Dia ada! Dia menolongmu. Kamu harus mendekat kepada tuhan agar hatimu bisa tenang"lanjut perkataan alfarad.
Akan tetapi, jeony terus melanjutkan mengayuh kursi roda, tetapi, alfarad kembali berseru.
"Kalau dia tidak menolongmu, kamu tidak akan ada disini joeny! Pikirkan itu baik-baik"teriak alfarad.
Joeny mendengarkan teriakan itu, ia menyukai alfarad yang ramah. Tapi kali ini tidak, alfarad terlalu naif, merasa paling suci dan merasa paling pantas menyalahkan jeony. Ia memang terlahir di keluarga muslim, tetapi keadaan yang membuat joeny mengingkari akidahnya."Belum selesai di situ permasalahan" batin jeony sembari terus mengayuh kursi roda sekuat tenaga.
Menjelang tidur malam, ada dua orang pengurus yang biasanya hanya menyapa, kini jeony datang menghampiri. Risa dan Desti, kini mereka duduk di samping kanan dan kirinya.
"Dek, tolong jangan salah paham ya!"ujar desti.
"Ini soal kedekatanmu sama gus alfarad"timpal Risa.
Seketika, jeony mulai gelisah. Kedua tangannya saling mencengkram satu sama lain.
"Banyak yang menggunjingkan kamu karena dekat dengan gus alfarad. Mbak takut kalau hal ini sampai terdengar bunda azka dan pak hadi"ujar desti.
"Kedekatan kalian bisa membuat orang lain salah paham dek"timpal Risa.
Setelah Risa dan desti berbicara, kemudian desti dan risa memandang bingung lalu mereka saling pandang karena tidak mendapatkan jawaban dari perempuan yang duduk di antara mereka berdua.
"Maaf dek, kita berdua sudah membuat kamu nggak nyaman. Soalnya gus alfarad sudah memiliki calon istri yang bernama mbak fiska dek"ucap risa dengan pelan, akan tetapi masih bisa didengar oleh joeny.
Seketika, jeony terkejut karena baru mengetahui hal ini. Dengan segera, jeony mengayuh kursi roda akan tetapi ia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya pada akhirnya jeony jatuh tersungkur.
"Maaf mbak.."ucap jeony yang panik dan segan dengan segala tingkahnya.
Jeony mencengkram kuat ujung baju hingga ia tidak sengaja menabrak tiang tinggi saat jeony tidak fokus mengayuh kursi roda sampai menabrak dinding yang ada dibelakangnya.
"Dek minum dulu dek"ucap risa sambil mengambil air botol di atas meja.
Dengan tangan gemetar, jeony mengambil botol air minum dan meneguk air hingga habis. Joeny harus bisa menekan kepanikan yang ia rasakan, agar ia tidak hilang kendali atau semua akan membenci dirinya dan memperlakukan dirinya seperti orang-orang di lingkungan dulu.
"Makasih mbak"jeony meletakkan botol minum yang sudah kosong. Setelah itu, ia bergegas pergi kekamar untuk mengemas barang-barang untuk ia keluar dari asrama ini.
Tak berselang lama, jeony sudah sampai dikamar dan langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur sembari menutup seluruh tubuh dengan selimut pemberian bunda diva yang selalu jeony simpan. Ia pejamkan mata sejenak, cairan bening mulai keluar berlomba- membasahi pipi chubby.
"Apa yang aku pikirkan! Bodoh sekali diriku. Kamu pikir siapa dirimu? Kamu hanya manusia yang terbuang! Ingat jeony kamu sudah mati, kamu sudah mati. Kamu nggak pantas mendapatkan apapun. Tidak ada orang lain yang mau mengerti tentang dirimu" teriak jeony sejadi-jadinya. Setelah cukup lama jeony melamun, akhirnya, joeny mantap untuk mengemasi beberapa pasang baju dan dimasukkan ke dalam tas belakang yang melekat dengan kursi roda.
"Lebih baik sekarang aku berkemas dan membawa sebagian baju dan segala perlengkapan ke dalam tas dan pergi dari sini" teriak jeony sejadi-jadinya sembari mengusap air mata yang terus berjatuhan.
Rutinitas pagi joeny masih sama dengan hari sebelumnya. Ia menyiram serta merawat tanaman bunda diva dengan sangat baik. Serta, jeony juga tak lupa memberi pupuk organik dan juga mengelap kaca pemilik asrama. Pagi ini tidak ada sapaan dari pak budi pemilik asrama dan bu fatwa sebab, sejak subuh entah mereka pergi kemana. Sejak Desti dan Risa memberitahu fakta menyakitkan tentang hubungan alfarad dengan seorang wanita, joeny lebih suka menyendiri dan selalu menghindar terutama pria itu. Akan tetapi, saat jeony ingin berbalik arah dan kembali ke kamar, tiba-tiba terdengar kembali suara laki-laki yang terus ia hindari.
"Kenapa sepagi ini sudah melamun!"Ucap alfarad
Jeony yang sudah tahu siapa pemilik suara itu, langsung dengan langkah pelan tapi tidak menoleh sedikitpun pun jeony tetap berjalan menuju ke arah kamar untuk mengemasi baju yang sudah ia paking sebelumnya. Akan tetapi, saat jeony hendak masuk kamar, ia sudah di hadang di depan pintu.
"Apa kamu masih marah!"ujar alfarad sembari berjalan mendekat.
Akan tetapi, hal itu tak membuat jeony bergeming dan jeony tetap menundukkan kepala sebagian penghalang kontak mata jeony dan alfarad saat ini.
semangatt thorrr/Drool//Drool/