Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Kamu enggak kenapa-napa kan sayang?" tanya pak Rizky khawatir.
"Enggak kok yah, Rania baik-baik saja." jawabku.
"Kenapa kamu gak bilang, kalau si Ilham kesini. Untung saja, Susi kasih tahu ayah." ucap pak Rizky.
"Jadi, ayah ke sini karena Susi yang ngasih tahu ayah?" tanya Rania.
"Iya, tadi pas ayah di kantor Susi telepon ayah, dia bilang Ilham buat keributan di toko kamu. Jadi ayah buru-buru kesini."
"Ya ampun, Makasih ya Sus." ucap Rania pada Susi.
"Sama-sama Ran." jawab Susi.
Sementara itu, di sisi lain kini Ilham sedang berjalan pulang ke rumahnya sambil terus mengumpat.
"Sial! Kenapa pula aku harus sampai ketahuan. Ini semua gara perempuan itu, dia sudah berani mengacaukan rencanaku." ucap Ilham sembari emosi.
"Aku harus beri pelajaran perempuan itu, enak saja dia, sudah mengacaukan ku dia enak-enakan hidup tenang." ucap Ilham.
Ternyata Ilham hanya pura-pura baik, padahal aslinya dia orang yang sangat jahat.
Ilham menjatuhkan bokonya di sofa, dia tidak pulang ke rumahnya melainkan ke rumah selingkuhan nya Mirna.
"Kamu kenapa sih sayang, perasaan dari tadi mengumpat terus?" tanya Mirna penasaran.
"Aku kesel sayang, tadi tuh Mas ke toko nya Rania. Tapi Mas malah dipukul sama tuh orang tua." ucap Ilham sembari memperlihatkan wajahnya.
"Ya ampun sayang, ngapain juga kamu kesana. Sudah tahu dia tidak mau lagi sama kamu." ketus Mirna tidak suka.
"Sayang, Mas kesana tuh mau merayu Rania lagi supaya dia mau balikan. Kamu gak mau apa hidup enak lagi."
"Ya mau lah Mas, tapi kan dia sudah tidak mau lagi sama kamu."
"Itu dia, Mas bingung harus gimana supaya kita dapat uang lagi."
"Hemmm... Aku ada ide Mas." ucap Mirna sambil tersenyum.
"Apa sayang?" tanya Ilham sembari mendengarkan bisikan Mirna tentang idenya.
Ilham tersenyum sinis, dia sangat menyukai rencana Mirna.
"Kamu memang pintar sayang, tidak sia-sia Mas pacaran sama kamu." ucap Ilham sembari mencolek dagu Mirna.
Mirna yang di puji Ilham pun, merasa senang. Ia sangat bahagia karena Ilham menyukai ide nya.
Tidak seperti biasanya, hari ini Rania pulang Malam. Dia harus mengerjakan tugas yang sangat banyak di toko nya.
"Sus, kamu pulangnya bawa motorkan?" tanya Rania. Susi memang menemani Rania lembur.
"Enggak Ran, tadi motor aku di pakai sama adik aku." ucap Susi.
"Ohh yaudah, kamu pulangnya bareng aku aja. Nanti aku anterin sampe rumah. Kebetulan aku juga sudah lama tidak bertemu tante Erna." ucap Rania.
"Baik ran, Nanti aku kabarin ibu kalau kamu mau mampir."
Akhirnya mereka pulang bersama, perjalanan dari toko ke rumah susi memang tidak terlalu jauh. Hanya saja, mereka harus melewati jalanan yang sepi, apalagi jika sudah malam.
"Ehh Ran, kamu liat itu. Kayaknya orang itu pingsan deh." ucap susi sambil nunjuk kearah depan.
"Ayo, kita lihat saja langsung." ajak Rania.
Rania pun menghentikan mobilnya. Mereka turun dan menghampiri orang tersebut.
"Gimana Sus, dia beneran pingsan kan?" tanya Rania.
"Iya Ran, dia pingsan. terus sekarang gimana, apa kita pergi saja dari sini. Lagian kita juga enggak kenal." ucap Susi.
Tanpa mereka sadari, ada dua orang bertopeng menuju ke arah mereka. Mereka membawa balok kayu dan....
"BUGH! BUGH!
Mereka memukul keduanya sampai pingsan. berbeda sengan susi yang di tinggalkan di jalan, Rania dibawa kabur oleh orang-orang tersebut.
Entah apa yang akan terjadi kepada Rania setelah ini.
