Cinta Ratu Iblis

Rey nampak menyambut kedua nya saat tiba.

Rey pria yang tampan, terlihat berwibawa, jauh sekali jika di bandingkan dengan Zain.

Kiara memiliki tubuh yang perfect , body goals, tinggi ideal, tentu sangat cocok jika berdiri berdampingan dengan Rey.

Mereka pun memasuki resto itu, Zain meminta meja yang berbeda , karna Zain tak ingin mengganggu acara Kiara dan Rey .

Terlihat jika Rey memang pria yang sangat romantis, dengan nada bicara yang tertata rapih, bahasa tubuh yang elegan, wanita mana yang tak mau dengan pria satu ini .

Sementara Zain tetap fokus dengan makan malam nya di meja yang agak berjauhan dengan Kiara.

Zain nampak nya tak peduli dengan perbincangan Kiara dan Rey .

Tak berlama lama dengan perbincangan itu, Rey langsung mengutarakan niat nya, yaitu melamar Kiara .

Dengan membuka sebuah cincin berhiaskan berlian, ia hendak meminang Kiara .

Kiara terdiam, lalu tersenyum sambil berkata

" maaf pak Rey, saya tidak bisa, sepertinya kita hanya rekan biasa pak ".

Rey terdiam dengan raut wajah yang agak kecewa, bertanya mengapa Kiara menolak nya , apa kurangnya seorang Rey bagi Kiara .

Kiara ,mencoba menjelaskan dengan lembut, dan tak ingin menyakiti hati Rey

" Pak Rey , saya rasa saya pernah bilang tentang seseorang yang saat ini telah saya punya, pria itu satu satunya yang saya punya di dunia ini, mana mungkin saya akan meninggalkan dia "

Lalu Rey meyakinkan Kiara, walau mereka sudah menikah, Kiara akan tetap bisa bersama Zain, Rey berjanji akan memberi kehidupan yang layak untuk Zain.

Namun kiara tetap menolak nya, Kiara tegaskan bahwa ia hanya harus hidup dengan Zain, tidak dengan siapapun.

makan malam telah usai, mereka berpisah di resto itu, Kiara dan Zain segera kembali ke rumah nya, sebelum tiba dirumah, mereka berdua berhenti di taman , karna Kiara meminta nya.

" lu kenapa tiba tiba ngajak berhenti di sini, ini sudah malem, mau ngapain lagi sih, belum puas aja habis ngedate juga "

Zain berbicara dengan biasa nya kepada Kiara, keadaan sepertinya mulai normal.

Kiara duduk menghela nafas, menatap langit

" Zain , menurut Zain, apa aku harus hidup bersama orang lain ?"

Kiara memiliki pertanyaan aneh bagi Zain, Zain sendiri hanya menjawabnya dengan nada santai , ya memang sudah seharusnya Kiara bisa hidup dengan orang yang lebih baik

" Yaaa,,,, kalau ada orang lain yang lebih baik, mengajak lu hidup bersama, ya kenapa enggak ?, lagian sudah seharusnya lu dapetin kehidupan yang layak, ya memang nya lu mau terus terusan hidup sama gue ? " .

Begitu Zain, menjelaskan nya saat malam di taman.

" tapi aku gak bisa kalo gak sama Zain. Apa Zain udah bosen ya, atau udah gak mau hidup serumah sama aku ?" .

Dengan menoleh kearah mata Zain, Kiara mengungkapkan isi hatinya itu.

karna Zain tak tahu harus jawab apa, akhir nya Zain membawa Kiara kembali kerumahnya

" Udah yuk, kita pulang, udah malem, besok kerja ".

Di dalam rumah, mereka berdua duduk bersama di sofa, sepertinya kelelahan.

malam sunyi , dingin angin berhembus, tak ada kata yang terucap antara kedua nya.

Zain memecah keheningan, membicarakan soal hubungan Kiara dengan Rey .

Namun Kiara tak ingin membahas itu, baginya Rey hanya atasan nya, Rey hanya rekan kerja.

" Zain, cinta itu seperti apa ?, apakah Zain punya cinta, lalu siapa orang yang Zain cinta ?".

Zain justru melirik ke langit langit rumah, mikir tentang cinta, yang sebenarnya dia pun enggak tau cinta itu apaan.

Alhasil Zain enggak bisa jawab pertanyaan kiara .

Zain bersandar di kursi , dengan dagu menengadah ke atas langit langit rumah, tatapan yang kosong, seperti orang yang kelelahan.

Tiba tiba Kiara berpindah dan duduk di pangkuan Zain, dengan posisi tubuh yang saling berhadapan.

Zain terkejut. Dengan sikap Kiara malam itu, dia tak mengatakan apapun, hanya terkejut.

Kiara menyentuh wajah Zain , menatap mata nya, hingga mereka kini saling bertatapan.....