NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

doctor's procedure ++

Mobil, ayahnya yang menyetir sementara Reiga duduk di kursi sebelahnya.

Reiga merenung sejenak, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi campuran antara kemarahan dan kesedihan. Ia memandang keluar jendela mobil, melihat cahaya kota yang berlalu begitu cepat.

"Jadi setelah kak Casandra menikah, kalian langsung pergi dari rumah?" tanya Reiga,

Regar mengangguk pelan, sambil membelokkan stirnya dengan hati-hati karena jalan berbelok.

"Iya, sebelum Casandra bunuh diri dia sempat kerumah,tapi waktu itu bunda masih tersulut emosi jadi.." Regar berhenti sejenak, merasa sulit untuk melanjutkan ceritanya.

Reiga melihat ke belakang, melihat Yunezza bundanya yang tertidur pulas di kursi belakang. Ia merasa sedih dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tapi kenapa nggak lapor polisi tentang kekerasan Ryzard?" tanya Reiga dengan suara penuh kebingungan.

Regar menghela nafas dengan penuh keputusasaan, suaranya terdengar gemetar saat ia menjawab, "Untuk apa aku melapor polisi? Apa gunanya? Biarkan saja aku tidak peduli dengan urusan itu, dengan segala urusan yang terkait dengan Casandra!" Ucapnya dengan nada acuh tak acuh yang mengiris hati.

Reiga menggulung bibirnya dengan penuh penderitaan, ia menarik kepala ke arah kaca mobil dan memandang pemandangan malam yang gelap gulita. Pemandangan kota yang dulu begitu berkilauan dengan lampu-lampu gemerlap, kini terasa begitu jauh dan asing setelah tujuh tahun berlalu.

Reiga berharap dengan segenap hatinya bahwa ayahnya akan berubah setelah melihat penderitaan yang dialami oleh Casandra. Namun, ia hanya bisa merasakan kekecewaan yang mendalam saat ayahnya tetap saja mengabaikan Casandra hingga akhirnya Casandra menghembuskan nafas terakhirnya di tangan pria bejat itu.

Ia menyadari dengan pahit bahwa Regar hanya mengangkatnya sebagai anak semata karena tak ingin menerima Casandra. Namun, rasa sakit yang tak terelakkan menghantam Reiga ketika ia menyadari bahwa dirinya hanyalah anak angkat yang dianggap sebagai pengganti Casandra oleh Regar, anak angkat yang disayangi oleh Regar dengan sepenuh hati.

Setibanya di rumah, Reiga langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur di kamarnya. Ia memandangi langit-langit kamarnya dengan perasaan janggal atas kematian kakaknya.

Tok tok tok

terdengar ketukan dan pintu perlahan terbuka. Yunezza memasukkan kepalanya melalui celah pintu untuk melihat keadaannya.

"Sayang, Rei mau makan? Biar bunda masakin" tanya Yunezza dengan lembut.

Reiga menggelengkan kepalanya, merasa sangat lelah setelah perjalanan yang melelahkan.

"Ga usah bun, Rei pengen tidur aja" balasnya sambil memejamkan matanya.

"Baiklah, Good night sayang," pamit Yunezza sambil menutup pintu perlahan. Namun, tiba-tiba Reiga duduk tegak di atas ranjang dan memanggil ibunya agar tidak menutup pintu.

"Bunda!" panggilnya, membuat Yunezza terhenti dan memalingkan wajahnya.

"Bunda! Dimana makam kak Casandra?" tanyanya dengan suara berbisik. Dia tahu bahwa jika ayahnya mendengar, pasti tidak akan memberitahunya dan tidak akan mengizinkannya pergi untuk melayat ke makam Casandra.

🍃

Fellora berdiri sendirian di balkon villa yang terletak di luar kamar tidurnya. Angin malam yang sejuk menyapu lembut rambutnya, menciptakan sensasi yang menenangkan. Matanya terpesona oleh keindahan langit yang penuh dengan gemintang.

Tiba-tiba, suara lembut Farka memecah kesunyian.

 "Sayang.. masuk kedalam!," ucapnya dengan penuh kekhawatiran. Fellora mengangguk, memahami kekhawatiran suaminya terhadap kehamilannya.

Dengan perlahan, Fellora berbalik dan melangkah masuk ke dalam kamar. Pintu balkon tertutup rapat, memisahkan dirinya dari keindahan malam yang begitu memukau.

Kamar itu berubah menjadi tempat yang ceria dan penuh kehangatan. Crib bayi yang indah terletak di salah satu sudut kamar, dihiasi dengan hiasan boneka yang menggemaskan dan balon berwarna-warni. Di dinding, tergantung foto hasil USG yang dijadikan mading sebagai pengingat akan kebahagiaan yang akan datang.

Di meja dekat jendela, terdapat kue hias sederhana yang menggoda selera, lengkap dengan makanan ringan yang siap untuk merayakan kebahagiaan mereka mengetahui jenis kelamin bayi pertama mereka.

Fellora mengambil sendok menyendok sepotong kue dengan hati-hati. Dengan penuh kasih sayang, ia menyuapi suaminya,

 "Farka! Makasih banyak udah mau Nerima aku dan debay!." Suaranya lembut dan penuh rasa syukur.

Farka tersenyum haru sambil mengusap air mata di pipi istrinya yang basah ,Cahaya senyumnya memancar dengan penuh kelembutan saat dia mencium lembut perut Fellora, merasakan kehidupan yang berkembang di dalamnya.

"Tidak perlu berterima kasih, sayang," bisiknya dengan penuh kasih sayang.

"Debay!! Popo nungguin kamu loh disini! Sehat-sehat ya!" ucapnya lembut sambil mengusap perut sang istri dengan lembut.

Tiba-tiba, seketika itu juga, Fellora merasakan tendangan kuat dari dalam perutnya yang membuatnya melonjak kaget.

"Ah!" desis Fellora, terpana oleh momen yang tak terduga.

Farka, yang juga meletakkan tangannya di perut sang istri, merasakan getaran kuat itu. Wajahnya terpancar kegembiraan yang tak terkendali.

"Kamu suka popo ya! Nanti kita bagi dua ya ASI nya hhe.." gumam Farka sambil mencium perut Fellora dengan riang gembira.

Fellora merasakan kecemburuan yang merayap dalam dirinya saat melihat Farka dengan penuh cinta mencium perut yang membesar dengan perlahan. Hatinya terasa berat, dipenuhi oleh rasa cemburu yang sulit diungkapkan.

"Ohh... Cuman debaynya doang yang dicium?" protes Fellora dengan suara yang sedikit bergetar, bibirnya terlipat dalam ekspresi cemburu.

Farka merasakan tegangan di udara saat ia mendongak dan menatap tajam ke arah istrinya. Ia segera bergerak merangkul pinggang istrinya, merasakan kehangatan tubuhnya yang membalas pelukan. Dia mendekatkan bibirnya perlahan ke bibir lembut milik Fellora, membiarkan kelembutan mereka saling bersatu.

Saat itu, aroma manis dari kue yang mereka nikmati sebelumnya masih terasa di udara. Rasanya begitu menggoda, membuat Farka merasakan kecanduan yang tak terbendung. Namun, dia dengan hati-hati melepaskan ciumannya, memberi ruang bagi Fellora untuk mengekspresikan dirinya.

"Mau.. dilanjut yang disuruh dokter Olive?" tanya Farka dengan mata berbinar penuh antusiasme, menunjukkan keinginannya bersama istrinya.

Fellora merasa tersipu malu, mengendurkan pelukannya dan berjalan pergi menuju sisi ranjang. Wajahnya merah padam, mencerminkan kecanggungan yang dirasakannya.

"Apasih!" ucapnya dengan suara terbata-bata, kebingungan dan kegugupan terpancar jelas dari wajahnya.

Fellora segera masuk ke dalam selimut, menutupi tubuhnya dalam upaya untuk meredakan rasa malu yang melanda. Namun, sebelum dia sepenuhnya tenggelam dalam kenyamanan selimut, Farka dengan perlahan ikut menyelinap masuk ke dalamnya.

"Kalau kamu kabur, berarti setuju ya!" ucap Farka dengan nada canda, menunjukkan sisi jahilnya yang tak pernah pudar.

Dengan gerakan yang mengalun menggoda, tubuh Farka menyatu dengan lekuk selimut seperti ulat yang meliuk-liuk, membangkitkan tawa geli dari Fellora di sampingnya. Mereka berdua saling tersenyum di ranjang besar itu, menatap satu sama lain.

Fellora bersandar ke punggung ranjang, matanya terpaku pada sosok Farka di depannya yang mulai menarik perhatiannya dengan pesona yang tak terbantahkan.

 Kepala Farka bersender ke ceruk Fellora, menyampaikan pesan-pesan manis kepada sang jabang bayi yang bersemayam di dalam rahim Fellora.

"Debay kita main yuk!!," bisik Farka dengan lembut, disambut oleh jawaban imut dari Fellora yang terdengar seperti suara anak kecil.

"Yups popo. Ayo main!" balas Fellora, sorot matanya penuh keceriaan, menyentuh hati Farka dengan kepolosannya. Tanpa bisa menahannya lagi, Farka merasakan gairahnya meletup-letup.

Tangan gagah Farka merayapi resleting dress Fellora dari belakang, membebaskan tubuh indah istrinya sebelum merasakan kenikmatan yang terpancar dari dalam dirinya saat mencicipi benda kembar di depannya sebelum menjadi santapan calon anaknya nanti.

 Fellora merespons dengan sensualitas yang membangkitkan hasrat dalam diri Farka.

"Ssayang..." desah Fellora dengan suara yang memancarkan kehangatan, tubuhnya terasa panas penuh dengan erangan yang tertahan.

Farka mencium lembut leher Fellora, memahami keinginan dalam dirinya, lalu melepaskan pakaian menyisakan bentuk tubuhnya yang atletis dihiasi beberapa kotak roti. Bibirnya bertemu dengan bibir manis beraroma strawberry milik istrinya, menciptakan sensasi yang tak terlupakan.

Fellora merasakan kehangatan cinta dari sang suami, menikmati setiap sentuhan lembut yang memberikan kepuasan tak terkira.

Nafasnya memburu saat Farka menyentuhnya dengan penuh hasrat, seperti ingin menandai setiap inci tubuhnya dengan kehangatan cinta.

Dengan jari-jemari yang ramping, Farka memainkan jenjang kaki cantik sang istri, menyebabkan Fellora tak henti mengeluarkan desahan yang menggairahkan setiap kali sentuhan Farka menyusuri tubuhnya dengan penuh kelembutan.

“Sudah basah sayang,” ucap Farka sambil tersenyum penuh arti ketika farka mengecek miss yang dia telusuri menggunakan tangannya.

Fellora menggigit bibir bawahnya, memegang erat sprai ranjangnya, menahan gelora hasrat yang memuncak di dalam dirinya.

Lalu, tangan Fellora mulai merayu suaminya yang berada di hadapannya, matanya berbinar menatap penuh keinginan wajah kesatria yang begitu memeson itu.

“cepatlah sayang...,” desis pelan Fellora, menyesuaikan napasnya, menantikan Farka untuk memulai permainan mereka dengan segera.

Rahang Farka mengeras, membantu istrinya membuka dressnya sementara tubuh mereka berdua terbujur telanjang, memancarkan gairah yang melanda seluruh ruangan.

Kedua tangan mereka berpadu, dengan tangan Fellora sesekali meremas tangan Farka saat sang suami memasuki rahasia yang paling dalam, desahan erotis meluncur dari bibir merah muda Fellora, memikat Farka dengan suaranya yang memikat.

“Sssayang...” erang Fellora, merespons setiap gerakan sang suami yang membuai hatinya.

“sama-sama ya sayang,” ujar Farka sambil mengakselerasi gerakannya, hingga akhirnya puncak kenikmatan mereka diraih, membanjiri kedua insan yang terbaring di atas ranjang, menghiasi tubuh mereka dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh.

Fellora lelah terjatuh ke dalam pelukan hangat dada lebar Farka, keduanya sama-sama kelelahan setelah bermain hampir sepanjang malam, menjelang mentari pagi yang mulai merekah.

......Bersambung......

jangan lupa komentarnya bijak dalam membaca hhhe maaf agak susah menuliskan 🙏🏻😭 astaghfirullah

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!