NovelToon NovelToon
Hasrat Seorang Gangster

Hasrat Seorang Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Persaingan Mafia
Popularitas:330.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: linda huang

Darson Rodriquez seorang gangster yang menculik Gracia Vanessa, dan dijadikan sebagai pemuas ranjang selama tiga hari. Gracia yang dijual ibu tirinya harus menerima penderitaan yang tiada akhir.

Bagaimana Gracia bisa terlepas dari genggaman Darson yang berniat menjadikan dirinya sebagai simpanan? bukan tanpa sebab bos gangster tersebut sengaja gadis itu berada di sisinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Gracia mulai membuka matanya, merasakan cahaya yang redup masuk melalui kelopak matanya yang berat. Kepalanya berdenyut nyeri, dan tubuhnya terasa lemah saat ia berusaha bangkit dari lantai dingin. Matanya yang masih buram perlahan menyesuaikan diri dengan kegelapan di ruangan itu.

Dengan susah payah, Gracia berdiri, merasa linglung dan panik. "Aku di mana? Apa yang terjadi?" gumam Gracia dengan suara serak sambil menepuk kepalanya, mencoba mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Pikirannya terasa kabur, seolah-olah ada sesuatu yang penting yang hilang dari ingatannya.

Ia melihat sekeliling, mencoba memahami situasi dan tempatnya berada. Ruangan itu gelap dan sunyi, dengan hanya sedikit cahaya yang masuk melalui celah kecil di atas.

Gracia berjalan terhuyung mendekati pintu, berharap menemukan jalan keluar dari tempat yang tidak dikenalnya ini. Ketika ia mencoba membuka pintu, ia merasakan bahwa pintu itu terkunci rapat dari luar.

"Buka pintu! Apakah ada orang di luar? Di mana tempat ini?" teriak Gracia dengan putus asa, menggedor pintu dengan tangannya yang gemetar.

Suaranya menggema di ruangan kosong, namun hanya kesunyian yang menjawab.Detik demi detik berlalu tanpa ada jawaban atau tanda-tanda kehidupan dari luar.

Gracia merasakan gelombang kepanikan semakin menguasai dirinya. Ia mencoba mengingat bagaimana ia bisa sampai di tempat ini, tetapi pikirannya tetap kabur dan tidak memberikan jawaban.

Ia kemudian duduk di dekat pintu, menekuk lututnya dan memeluknya erat. Dengan kepala bersandar di lutut, Gracia berusaha memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

"Terakhir aku ingat, aku sedang keluar mencari sesuatu. Kenapa aku bisa di sini? Siapa yang menculikku?" gumam Gracia, mencoba mengurai benang kusut dalam pikirannya.

Pikirannya melayang pada satu nama, "Alice?" batinnya berbisik, mengingat kembali semua kejadian terakhir saat ia bertemu dengan mantan suaminya. Alice, mantan suaminya yang licik dan manipulatif.

"Kalau dia pelakunya, aku yakin dia pasti masuk ke rumah itu dan menjadi istri Darson," pikir Gracia dengan getir. Rasa pengkhianatan semakin menggerogoti hatinya."Darson, tidak mungkin kau tidak bisa membedakan kami. Kita telah lama bersama," batin Gracia, merasakan kemarahan dan kekecewaan membara di dalam dirinya. "Kecuali kalau kau memang tidak berniat menyelamatkan aku dan lebih memilih mantanmu!"

"Darson, hidup matiku tergantung padamu, Walau kami sangat mirip dari suara dan ketinggian kami juga sama. Tapi aku yakin kau bukan tipe pria yang bodoh. Kecuali kalau tergila-gila pada tubuhnya," ucap Gracia.

Suara desahan keluar dari mulut Alice yang sedang bercinta dengan Darson di kamar yang gelap gulita. Keringat mengalir di tubuh mereka, membuat kulit mereka licin dan sensitif terhadap setiap sentuhan.

"Darson...," Alice mengcengkeram tangan suaminya, merasakan kenikmatan yang luar biasa setiap kali ia bergerak maju mundur.

Kamar gelap itu dipenuhi dengan suara desahan dan napas berat mereka, menciptakan simfoni yang intim dan menggairahkan. Setiap gerakan, setiap sentuhan, membawa mereka lebih dekat ke puncak kenikmatan yang mereka dambakan.

Setiap malam, Darson menyetubuhi istrinya dengan brutal seakan tidak pernah puas.

Suara deras hujan di luar seakan menambah suasana mencekam di dalam ruangan itu.

Darson menekan tubuh Alice ke kasur, cengkeramannya kasar di pergelangan tangannya. Ia mengabaikan rasa sakit yang dirasakan oleh Alice. Setiap sentuhan dari Darson terasa seperti luka baru bagi Alice, namun dia hanya bisa menggigit bibirnya untuk menahan jeritannya.

Malam itu, Darson semakin brutal. Tangan besarnya menjelajahi tubuh Alice dengan cara yang kasar, meninggalkan bekas merah di kulit halusnya. Setiap gerakan Darson penuh dengan kekerasan, seakan-akan dia ingin menyiksa wanita itu.

Alice merasa seperti boneka yang dipermainkan, tak ada lagi kenikmatan yang dirasakannya, hanya penderitaan. Alice menggigit bibirnya lebih keras lagi, darah mulai mengalir dari sudut mulutnya. Namun Darson tak peduli. Dia terus mengejar kepuasan pribadinya, mengabaikan rasa sakit yang dirasakan oleh Alice. Mereka bergumul selama beberapa jam, hingga Alice merasa tubuhnya tak mampu lagi menahan rasa sakit yang luar biasa itu.

Saat akhirnya selesai, Darson meninggalkan Alice yang terkulai lemah di kasur. Tubuhnya penuh dengan luka dan memar, napasnya tersengal-sengal. Air mata mengalir di pipinya, bercampur dengan keringat dan darah.

"Darson sangat kuat dan juga kasar, sepertinya aku bisa mati kalau setiap malam dia melakukannya. Bagian intimku sakit sekali.," Dalam suasana gelap, Alice pun tertidur pulas.

Tiba-tiba saja, kedua kakinya dilebarkan dan benda keras dan panjang itu menusuk ke bagian intimnya, membangunkan Alice yang terkejut dan kesakitan.

"Darson, tolong...," rintih Alice dengan suara parau, namun suaminya tak mendengarkan. Darson, yang tak peduli dengan penderitaan istrinya, melanjutkan goyangan pinggul dengan cepat.

"Ahhh!" teriak Alice, matanya terpejam erat, mencoba menahan rasa sakit yang menghantam tubuhnya.

"Darson, sakit!" rintihan Alice terdengar semakin menyayat hati, tapi Darson hanya mempercepat ritmenya. Tangannya mencengkeram pinggul Alice dengan kuat.

Alice menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai mengalir.Darson semakin tenggelam dalam sensasi yang dirasakannya, sementara Alice hanya bisa merasakan rasa sakit yang semakin parah. Setiap dorongan terasa seperti siksaan yang tak berujung, membuat tubuhnya menggigil dan bergetar.

Setelah beberapa jam yang terasa seperti neraka bagi Alice, Darson akhirnya selesai. Dia menarik dirinya dari tubuh Alice dengan kasar, meninggalkan istrinya yang terkulai lemah dan bergetar di tempat tidur. Tubuh Alice penuh dengan luka dan memar, napasnya tersengal-sengal, sementara air mata terus mengalir di pipinya.

Keesokan harinya, Alice yang menyamar sebagai Gracia, melangkah dengan tertatih-tatih dan wajah yang pucat menghampiri Darson yang sedang sarapan. Setiap langkah terasa menyakitkan, mengingatkan dirinya pada malam penuh penderitaan yang baru saja dilewatinya.

"Darson, tolong panggilkan dokter!" pintanya dengan suara lemah saat dia duduk di ruang makan itu. Wajahnya penuh kesakitan, matanya berkaca-kaca.

Darson menatap Alice dengan pandangan dingin, lalu melanjutkan makannya dengan lahap. "Kamu bisa panggil sendiri!" jawabnya tanpa empati, seakan-akan permintaan Alice hanyalah gangguan kecil dalam rutinitasnya.

Alice merasa tubuhnya semakin lemah. Dia menelan ludah, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk berbicara lagi. "Aku kesakitan, sepertinya aku terluka parah. Apa bisa malam ini...," ucapnya yang terhenti, suaranya hampir tak terdengar.

Darson bangkit dari kursinya dengan cepat dan kasar. Dia menjambak rambut Alice, menariknya sehingga Alice harus mendongak menatap wajah suaminya yang penuh amarah. "Gracia Vanessa, sebagai istri, kau tidak berhak untuk menolak. Kalau kau menolak, aku bisa membawa wanita lain ke rumah untuk melampiaskan hasratku. Di luar masih banyak wanita yang lebih cantik dan seksi darimu," ujar Darson dengan nada mengancam, matanya menyala penuh kebencian.

Alice merasa sakit luar biasa dari cengkeraman Darson di rambutnya. "Darson, sakit!" rintihnya, air mata mulai mengalir deras dari matanya. Betapa sakitnya melihat sifat suaminya yang begitu kejam dan tidak berperasaan.

Darson melepaskan cengkeramannya dengan kasar, membuat Alice hampir jatuh dari kursinya. Alice terisak, tubuhnya gemetar karena ketakutan dan rasa sakit.

1
Anisah Nisah
Zack bukannya pengacaranya Darson y Thor yg d minta untuk merebut hak asuh max
Bu Kus
max sungguh sayang banget sama papa Nic gak rela kalo papa Nic nya di salah kan .semakin seru aja lanjut thro makasih
Isnanun
😭😭😭😭😭😭 yg kuat ya Max
Al Vian
lanjut thor
Nabil abshor
luar biasa,,,, recomend bgt buat di baca,,,,, sedih dpt,nangisnya drotos mili,bahagianya ada,ini novel pol epic pkknya,,,,, 😘😘😘
Lisa Halik
mak8n seru thor
Aditya HP/bunda lia
Senangnyaaaaaaa ..... mati kau darsono ...
nurzia aeni
seru thor lanjut,,,biar darson menyerah hdp.dlm penyesalan dan tekanan dr kata2 ankny
indah Febriani
jadi ikutan 😭😭
yuning
mewek 😭😭😭😭
wiemay
nyesek
Bu Kus
bikin nyesek aja e semoga kelak max jadi laki laki yang kuat dan bisa bertanggung jawap
nurzia aeni
nah ini yg sy suka thor kesaksian max,,biar gk bertele2 alurnya,,biar darson menyesal dan dpt penyakit kelamin yg bahaya,,mati jg gk apa2 sxan buat darson
Anisah Nisah
semoga saja nanti Gracia sama Nic laki" yg bisa menghargai perempuan
Al Vian
lanjut thor
Aisyah Nuha
jdi ikutan 😭😭😭😭
Lisa Halik
thorrrr
Anisah Nisah
divinisi suami yg ga boleh d pertahankan suami kaya gitu mending buang ajalah kasian juga sama Gracia tertekan terus
Anisah Nisah
aq tau yg sering melakukan hb dengan alice itu pasti bukan Darson melainkan anak buahnya makanya setiap mau melakukan hb d minta untuk mematikan lampunya
Isnanun
ayo Max keluarkan isi hati mu berkata dengan jujur Max
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!