NovelToon NovelToon
Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: She Amoy

Pernikahan Raina dan Riko menjadi kacau karena kehadiran mantan kekasih Raina. Terlebih lagi, Riko yang sangat pencemburu membuat Raina tidak nyaman dan goyah. Riko melakukan apapun karena tidak ingin kehilangan istrinya. Namun, rasa cemburu yang berlebihan itu perlahan-lahan membawa bencana. Dari kehidupan yang serba ada menjadi tidak punya apa-apa. Ketakutan Riko terhadap banyak hal membuat kehidupannya menjadi konyol. Begitu pun dengan istrinya Raina, Ia mulai mempertimbangkan kelanjutan pernikahan mereka. Masa depan yang diinginkan Raina menjadi berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Amoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Tentangmu

“Lagi cari siapa, Pak?” Aku memberanikan bertanya pada pria yang kupanggil ‘Pak’ itu meskipun terkesan sangat tua.

“Jalan-jalan aja, lagi cari angin. Kamu sendiri? Mana teman-teman panitia yang lain?”

“Udah pada tidur.” Kujawab seperlunya sambil merasakan tiupan angin yang menyibak syalku. Aku bingung harus bersikap bagaimana. Meskipun aku sudah tahu kalau pria ini memiliki jabatan yang cukup tinggi di kantor pusat, tapi gayanya terlihat santai. Berjalan-jalan sendirian di tepi pantai tanpa ada teman. Tidak seperti kepala Sub Divisi kami yang selalu ditemani dua orang staf, seolah-olah mereka adalah pengawal.

“Kamu dari Sub Divisi mana? Karyawan tetap?”

“Dari Tangerang Pak, saya juga masih karyawan kontrak. Masih baru juga di sini, jelasku.

“Hemm … begitu ya. Raina kan namamu?”

“Iya Pak!”

Kami meneruskan langkah dengan pelan. Tidak terasa sudah menjauhi posisi hotel di mana kami menginap.

“Duduk yuk, tuh ada warung kecil, sekalian minum kopi.” Krisna mengajakku dengan suaranya yang lembut.

Aku semakin gugup. Bagaimana jika ada peserta atau karyawan lain yang melihat. Aku tidak mau menjadi bahan gunjingan. Seorang karyawan kontrak jalan-jalan dengan kepala divisi. Bahaya.

Tapi kaki ini justru tergerak mengikuti langkahnya. Kami pun memesan dua gelas kopi panas. Pria duduk di depanku dan menatap dengan tajam.

“Kenapa? Kok kayaknya gelisah gitu?”

“Enggak Pak, takut karyawan lain lihat. Nanti suka digosipin,” kujawab sambil tersenyum.

“Takut ada yang marah kali. Mungkin pacar kamu!”

“Enggak kok Pak.” Aku tersipu.

“Pak, maaf, boleh nanya?” Aku memberanikan diri membuka percakapan. Setelah lima menit berlalu tanpa kata-kata. Hanya gemuruh ombak yang memecah telinga.

“Iya, silakan saja, bebas kok!” Krisna mengangkat gelas kopinya sambil menunggu pertanyaanku.

“Boleh tahu usia Bapak berapa? Dari tadi saya bingung harus manggil apa. Kalau ‘Mas’ takut nggak sopan, kalau ‘Pak’ takut ketuaan.” Aku tersenyum malu-malu dengan pertanyaanku sendiri.

“Coba tebak berapa usia saya?”

“Hemm … 30 atau 31?”

“Salah. Usia saya itu menjelang empat puluh. Jadi wajarlah kalau dipanggil ‘Bapak’. Bukan karena jabatan ya, tapi karena saya memang sudah tua. He he he.”

Prediksiku meleset. Aku tidak menyangka dengan usianya yang sudah sangat matang. Wajahnya tidak menunjukkan angka kelahirannya. Sepertinya, pria ini rajin berolah raga.

“Oh gitu Pak. Ibu … nggak ikut ke sini?” sengaja kupancing pertanyaan itu untuk melihat statusnya beristri atau tidak. Sebab beberapa peserta lain yang rumahnya dekat, sengaja mengajak istrinya untuk datang sekadar menemani makan malam.

“Belum punya. Saya ini terlalu sibuk mikirin kerjaan. Di kantor pusat juga, jarang duduk di ruangan. Setiap hari pasti keliling ke lapangan atau kadang-kadang menemani bos-bos untuk rapat di luar. Maklumlah, namanya juga karyawan rendahan, harus mau ngerjain apa aja. Ya nggak?” Diminumnya kembali kopi yang sudah hampir habis itu.

Aku mendengarkan ceritanya. Ia tidak pernah bercerita soal jabatannya sebagai kepala divisi keuangan. Aku pun pura-pura tidak tahu soal itu. Ia lebih banyak menceritakan urusan pekerjaan. Ada yang dirasa janggal dalam percakapan kami. Benarkah ia belum menikah?

Sejak tadi kuperhatikan jemarinya setiap dia mengangkat gelas. Memang tak ada benda melingkar di sana. Tak ada ponsel yang berbunyi dari saku celananya. Biasanya, jika pria sudah beristri, malam-malam begini pasti ditelepon, untuk memastikan keberadaan suaminya.

Tidak semua istri begitu kali ya. Ini hanya pendapat pribadiku saja. Agak aneh dia usianya yang mendekati 40 tapi belum menikah. Kaya, tampan, dan terlihat baik. Kurang apa laki-laki yang ada di hadapanku ini. Apa mungkin dia benar-benar sibuk atau terlalu pemilih dalam mencari pasangan?

“Kita ke hotel lagi yuk? I am so tired!” Krisna mengajakku kembali ke hotel Mercure yang cukup megah itu. Hotel tua dengan banyak sejarah di dalamnya.

Aku berjalan di belakang Krisna. Masih saja khawatir dengan karyawan lain yang mungkin melihat kami. Meskipun yang kulakukan tidak ada yang salah. Dia pria lajang, begitu pun aku. Tetapi mengingat jabatannya, sepertinya aku perlu berhati-hati.

Kami menaiki lift yang sama. Dan aku keluar terlebih dahulu. Ada senyum yang mengembang ketika aku pamit malam itu. Segera kutepiskan berbagai imajinasi liar yang mulai hadir di kepala. Aku tak ingin berhubungan lagi dengan pria manapun. Tujuan hidupku saat itu hanya untuk Aksa dan Ibu.

Kulepaskan syal dan pakaian setibanya di dalam kamar. Dini masih tertidur dengan pulas. Rupanya anak itu benar-benar kelelahan. Aku berganti pakaian dengan piyama polos berbahan katun. Tak terasa malam semakin larut, mata ini justru semakin terjaga. Tak ada rasa kantuk yang mendera.

Kubuka ponsel di samping meja tempat tidur. Ada satu pesan dari Ago.

“Na, temenin ngopi dong!”

“Na, Raina!”

“Na… tidur ya?”

“Na.. ya udah deh. Met tidur ya. Sweet dream Beb!”

Pesan itu masuk satu jam yang lalu. Tak kubalas pesan dari Ago. Sengaja. Sebab aku merasa harus menjaga jarak dari Ago padaku.

Sejak aku masuk ke perusaahaan ini, Ago sudah menunjukkan sikap yang berbeda. Dia begitu perhatian. Mulai dari membelikan makanan, mengantar pulang, sampai membelikan mainan untuk Aksa. Tapi dia tak pernah menyatakan perasaan apapun. Kebaikannya kuanggap sebagai bentuk perhatian dari seorang teman.

Setiap aku bertanya padanya, apakah dia sudah memiliki pacar atau istri, dia tidak pernah menjawab dengan jelas. Akhirnya aku tidak pernah bertanya lagi.

Dini pernah bilang kalau Ago itu selalu sendirian. Kalaupun berkumpul dengan karyawan perempuan, biasanya ia berkumpul dengan ibu-ibu yang lebih tua. Belum pernah juga terlihat istrinya datang, meskipun di cabang kami sering diadakan acara untuk keluarga karyawan.

Jadi kesimpulan kami adalah, Ago itu pria bebas.

Sudah lewat pukul 12 malam. Belum juga kupejamkan mata ini. Seolah pikiranku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu.

Aku menegakkan kepala, bangun dari gaya rebahan di tempat tidur itu. Kulangkahkan kaki menuju laptop kesayanganku. Portal perusahaan terbuka, aku masuk dengan login ID karyawan.

Kutulis nama Krisna Aditya di kolom pencarian karyawan.

Krisna Aditya-Usia 36 tahun-Lahir di Pakistan-Jabatan Kepala Divisi Keuangan-Masa kerja 8 tahun-

Ternyata dia sudah lama bekerja. Sebagai karyawan baru, wajarlah kalau aku tidak tahu. Apalagi jumlah karyawan di kantor pusat pun cukup banyak. Kubiarkan laptop tetap terbuka, seolah masih ingin mencari segala sesuatu tentang Krisna. Ah kenapa aku begini? Aku seperti menemukan seseorang yang dapat melindungiku.

Tidak ada data nomor ponsel karyawan di portal itu. Eh, tapi untuk apa? Kenapa aku berpikir sejauh itu. Kalaupun aku bisa dapat nomor telepon Krisna, tak mungkin juga aku menghubunginya.

1
pembaca setia
bagus ih ceritanya. ayo lanjutkan Thor
Fathan
lanjut thor
Fathan
bagus banget ceritanya. relate sama kehidupan nyata dan gak lebay.
Fathan
pusing banget tuh anak
Fathan
bodoh
Fathan
tinggalin ajaaa
Fathan
rAina bodoh
Fathan
ngeselin rikooo
Fathan
menarik nih, seru
Fathan
rapi bahasanya
pembaca setia
ceritanya menarik. mengungkap sebuah kejujuran perasaan penulis. Bahasa rapi dan minim typo. rekomendid novelnya
Sunshine🤎
1 like+subscribe untuk karya mu Thor. semangat trus sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain, dan jangan lupa promosiin karya agar popularitas meningkat/Good/
SheAmoy: makasih kakak
total 1 replies
anggita
like👍+☝iklan buat author.
SheAmoy: makasih kak
SheAmoy: makasih banyak kakak
total 2 replies
SheAmoy
thanks kak
Necesito dormir(눈‸눈)
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
SheAmoy: makasih kaka
total 1 replies
Black Jack
Saya benar-benar tenggelam dalam imajinasi penulis.
pembaca setia: menarik banget nih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!