Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Hari pernikahan Rere dan Edward tiba, hari dimana pasangan itu akhirnya SAH menjadi sepasang suami istri.

Acara yang di adakan pun tak sederhana yang di pikirkan Rere, Edward telah membuat acara yang mewah di ballroom hotel.

Dengan banyak di hadiri para tamu undangan dan saksi keduanya memperlihatkan wajah bahagia keduanya setelah menjadi sepasang suami istri.

"Selamat tuan, saya harap anda akan bahagia selamanya" Ucap Tom memberikan selamat.

"Terimakasih kembali, aku tak akan bisa sejauh ini tanpa dukungan mu" Balas Edward.

"Anda pantas bahagia tuan, sekali lagi selamat" Lanjut Tom lagi.

Dan kali ini Tom tidak seperti biasanya dimana Tom membawa istrinya yang cantik meski usia nya sudah tidak muda lagi.

Tom dan sang istri yaitu Cate hadir mereka memberikan kado juga untuk bos mereka yang sedang berbahagia.

"Selamat Edd" Cate istri Tom tiba-tiba memeluk Edward.

Edward yang di peluk itu tentu saja menerima pelukan itu, Cate adalah wanita yang lembut dan Edward menyayangi Cate seperti ibunya sendiri.

"Terimakasih Ibu" Ucap Edward membalas pelukan nya.

Cate melepaskan pelukan nya dan menatap Edward yang tersenyum padanya.

"Bahagia selalu, Ibu harap kamu selalu bahagia dan untuk kamu sayang (melirik Rere) jangan buat Edd sedih, jangan tinggalkan Edd yang manis. Oke" Kata Cate pada Rere.

"iya, pasti bu" Balas Rere tersenyum.

Dan setelah itu giliran Rere mendapatkan pelukan dari istri Tom.

Lama keduanya berpelukan, setelah itu pelukan nya terlepas dan Cate pun kembali ke tempat duduk nya bersama sang suami.

"Edd sudah menikah, Putra kita juga pasti sudah menikah" Ucap Cate.

"Kamu benar sayang, aku Daniel kita juga pasti sudah memberikan cucu pada kita" Balas Tom lagi.

"Aku merindukan nya" Cate memeluk sang suami.

Tom mengusap punggung istrinya, banyak hal yang sudah mereka lewati bersama bahkan keputusan untuk hidup berdua hanya karena mereka tak ingin kembali kehilangan.

Rere masih melihat ke arah Tom dan Cate yang sedang duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.

"Anak-anak nya kemana? Aku nggak lihat" Bisik Rere bertanya.

"Tom tak punya anak" Balas Edward cepat.

Hah?

"kenapa?" Tanya Rere.

"Tanyakan saja" Balas Edward yang membuat Rere jengkel.

Jawaban Edward yang menyebalkan itu sangat menjengkelkan, tapi Rere masih penasaran dengan Tom dan istrinya yang tidak punya anak.

Melihat Rere yang bete padanya Edward pun akhirnya menjelaskan jika Tom memang tidak memiliki anak.

Sebenarnya Tom dan Cate pernah punya anak, tapi sayang nya anak mereka meninggal di usia 10 tahun saat mereka sedang berliburan tak hanya itu rahim Cate pun di angkat karena penyakit nya.

"Jika masih ada Daniel akan seusia ku, kami bersahabat" Jelas Edward.

Rere manggut-manggut saja, kini dia menjadi tahu kenapa Tom begitu baik pada Edward.

Bukan karena Edward adalah bos nya tapi karena Edward membuat Tom mengingat anak nya, dan melihat pertumbuhan Edward sampai saat ini membuat Tom dan istrinya bahagia.

"Ayo, aku akan mengenalkan mu pada yang lainnya" Ajak Edward sambil mengulurkan tangan nya.

Dan Rere menerima uluran tangan suaminya, lalu keduanya berjalan menemui para tamu undangan nya.

Kebanyakan dari tamu undangan adalah kolega Edward, dan beberapa teman Daddy nya sedangkan untuk teman nya Edward sengaja tak mengundang karena dia tidak mau teman-teman yang suka membuli nya mengingatkan nya pada kejadian pembelian lagi.

Di acara pernikahan Edward dan Rere ada sepasang mata yang terus menatap tajam ke arah pengantin baru.

Sepasang mata yang tak lain adalah Andre yang memang sengaja hadir untuk melihat kebahagiaan Mantan istrinya.

Tak henti-hentinya Andre mengumpat karena melihat kebahagiaan Rere yang terpancar di wajah cantik mantan istrinya itu.

"Harusnya aku yang ada di posisi si pincang itu, dia tidak pantas" ucap Andre sambil mengepalkan tangannya.

Andre terus melihat ke arah Rere hingga fokus Andre pun teralihkan karena dia mendapatkan telepon dari Maminya.

"Halo"

"Dree, kenapa ATM Mami tidak bisa digunakan, ini Mami lagi belanja loh sayang" tanya Mami Della di seberang telepon.

"Seharusnya Mami Jangan tanya padaku tapi tanyakan pada diri Mami sendiri karena ATM itu sudah dibekukan karena kesalahan Mami sendiri" balas Andre cepat.

A-apa!

"Kenapa kamu melakukan itu, jangan bercanda Dree gara-gara kamu Mami harus menahan malu di depan teman-teman mami karena ATM yang biasa di gunakan tidak bisa membayar semua tagihan belanjaan mami tahu" Kesal Mami Della.

"Pokoknya Mami tidak mau tahu cepat transfer 100 juta untuk membayar belanjaan Mami saat ini, sekarang Dree" tegas Mami Della tak mau tahu

Dan mendengar permintaan maminya yang selalu banyak menuntut itu Andre pun merasa sangat kesal.

Dia tidak akan masalah jika keuangan nya masih seperti dulu, tapi sekarang berbeda dia tidak bisa berpoya-poya seperti biasa lagi.

"Keuangan kita sedang tidak baik-baik saja mi, aku tidak bisa mengirimkan uang yang mami minta jadi sebaiknya mami bisa menghemat uang mami karena aku tidak mau uangku habis terbuang sia-sia oleh kelakuan Mami yang suka belanja barang-barang tidak jelas" lanjut Andre masih dengan suara tegasnya.

" Hei kamu mau jadi anak durhaka, pokoknya Mami nggak mau tahu cepat transfer uang 100 juta untuk mami atau ?ami tidak akan pulang dan mengurusi Papi mu yang penyakitan itu" Ancam Mami Della lagi.

Andre tak menjawab, dia yang sudah jengkel dan merasa pusing dengan segala tuntutan dari Mami nya pun akhirnya mematikan panggilannya sepihak.

Setelah itu Andre memilih untuk mematikan ponselnya agar tidak terus-menerus di teror oleh Maminya untuk membayarkan semua tagihan belanjaan Maminya, enak saja dia yang kerja keras dan Mami nya malah enak-enakan belanja sesuka nya.

"Seperti nya aku melihat pengganggu" Bisik Rere di telinga Edward.

Dan Edward yang melihat sekeliling nya kini sadar jika ada tamu tak di undang yang hadir ke acaranya.

"Aku akan menyuruh keamanan untuk mengusir nya" Ucap Edward tak suka melihat keberadaan Andre di acara nya.

"Aku rasa tak perlu, dia juga akan pergi jika kita semakin mesra" Balas Rere lagi.

Membuat Edward langsung menatap sang istri.

Edward tiba-tiba memeluk Rere, dan langsung mencium pipi Rere di depan semua orang.

Sontak saja langsung terdengar teriakan dan jeritan, dan hal itu juga di saksikan langsung oleh Andre yang semakin merasa marah melihat kemesraan mantan istrinya.

"Dia pergi" Bisik Rere.

"Ya dia memang harus pergi, kehadiran nya hanya membuat masalah" Kata Edward lagi.

"Masalah apa?" Tanya Rere menatap suaminya.

Dan Edward tak menjawab, tidak mungkin dia mengatakan jika dia merasa kesal pada Andre bukan tanpa sebab tapi karena Andre adalah mantan suami pertama dari istrinya.

Edward hanya takut Rere masih menyukai Andre, meski kenyataan nya itu tidak lah mungkin tapi tetap saja Edward masih memiliki ketakutan itu.

"Apa kamu cemburu?" Tanya Rere menatap sang suami.

"Aku cemburu? Tentu saja tidak. Untuk apa aku cemburu yang menjadi suami mu itu aku bukan dia" Balas Edward sewot.

"iya sih, tapi kenapa mukanya kaya marah gitu" Rere masih ingin menggoda suaminya.

Dan Edward tak membalas lagi, dia malah mengajak Rere untuk kembali duduk karena Edward ingin di suapi makan.

Gengsi Edward masih tinggi, dia masih belum bisa menurunkan ego nya untuk mengakui perasaan nya yang sudah begitu dalam pada Rere.