Setelah setahun menjalani pernikahan Palsu, Rendi tidak tahu jika Devi mengandung putranya. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dev dengan Rendy setelah kelahiran putranya itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembaran ku
"Devi, aku menyuruhnya untuk pergi meninggalkan negara ini karena aku tidak mau ia menjadi penghalang bagimu. Selain itu aku lakukan itu agar Devi bisa hidup tenang bersama puteranya, tapi aku tidak menyangka jika pesawat yang di tumpanginya akan mengalami kecelakaan," ucap Darius
Ia kemudian menunjukkan sebuah berita kecelakaan pesawat kepada Rendy.
"Jadi anakku juga ikut tewas???" ucapnya
Darius mengangguk, " Maafkan aku Ren,"
Seketika raut wajah Rendy berubah pucat, ia hampir saja jatuh pingsan saat membaca kabar kematian Devi dan putranya.
"Apa kau bilang!" tiba-tiba Ed berdiri di belakang mereka dengan wajah tegang
Pemuda itu segera menarik Darius dan mengintimidasinya.
"Apa saja yang sudah kau katakan padanya hingga ia mau mendengarkan mu!" seru Ed lagi
"Aku hanya bilang dia akan aman jika pergi meninggalkan kota ini, karena aku yakin keluarga kalian akan mengambil putranya dan memisahkan ia dengan anaknya," jawab Darius
" Dasar iblis, Sudah ku duga, mulut berbisa mu ini sebaiknya kau jaga atau aku akan menutupnya untuk selama-lamanya!" hardik Edward
Semua orang tampak menoleh kearah mereka. Membuat Rendy buru-buru memisahkan mereka berdua.
"Sudah cukup Ed!" seru Rendy berusaha memisahkan keduanya
"Jika terjadi sesuatu dengan Dev, aku tidak akan membiarkan mu bernafas!" ancam Ed
"Cukup Ed!" teriak Rendy dengan nada tinggi
Ed kemudian melepaskan Darius dan pergi meninggalkannya.
"Suatu saat kau akan menyesal karena lebih mempercayai baj*ngan itu Ren!" ucap Ed sebelum pergi
Darius segera menghampiri Rendy dan membisikkan sesuatu padanya.
"Sebaiknya kita ke lokasi kejadian saja untuk mengecek apakah Dev selamat atau tidak," sahut Darius
Rendy pun setuju, ia segera mengajak Darius untuk mencari keberadaan Devi.
Ed tidak mau ketinggalan, ia pun menyusul mereka dengan menggunakan motor sportnya.
Rendy menghentikan mobilnya di rumah sakit tempat dimana para korban jatuhnya pesawat di rawat. Ia segera menemui seorang petugas SAR untuk menanyakan nama-nama korban.
Seketika tubuhnya kembali lemas saat nama Devi dan buah hatinya ada di list nama korban meninggal.
"Apa yang terjadi?" tanya Ed dengan wajah panik
Rendy segera memberikan kertas' yang di pegangnya kepada Ed
"Arrghhh!!" seru Edward saat melihat nama Devi dan Al ada di sana.
**********
Lima tahun kemudian ....
Seorang pria tampak berjalan gontai dengan wajah kusut. Sebuah mobil melesat dengan cepat hingga nyaris menabraknya.
*ciiit!!
Beruntung seorang anak lelaki langsung menariknya hingga ia berhasil selamat.
"Apa kamu baik-baik saja??" tanya bocah itu
Pria itu mengangguk.
"Terimakasih," ucap pria itu
"Ok,"
Bocah lima tahun itu hanya mengangkat jempolnya kemudian meninggalkan pria itu.
"Tunggu sebentar nak!" seru pria itu
Bocah itu segera berhenti dan menoleh kearahnya.
"Iya ada apa?" jawabnya dengan sedikit angkuh
Lelaki itu mengambil dompetnya dan mengambil selembar uang seratus ribu dan memberikannya kepadanya, namun anak kecil itu langsung menolaknya.
"Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya. lagi pula Aku ikhlas membantumu, jadi jangan pernah menilai ku dengan uang," jawabnya
Pria itu tertawa mendengarnya.
"Wah kau mengingatkan aku dengan seseorang?" jawabnya
"Jangan bilang dia mirip denganku?" sahut bocah itu
Pria itu melirik kearah bocah lima tahun itu. Ia kembali tertawa saat melihat gaya bocah itu yang begitu mirip dengannya.
"Kenapa kau selalu menirukan aku?" tanya pria itu
"Jangan sombong, bukannya kamu yang meniru ku!" sahutnya dengan angkuh
"Oh my God kenapa dia benar-benar mirip denganku!" gumam pria itu
"Maaf aku sibuk jika tidak ada yang ingin kau bicarakan denganku Aku harus pergi," jawab bocah 5 tahun itu membuat pria itu kembali terkesiap mendengarnya
"Wah dia bahkan menghapal kata-kata ku!" pekiknya
Ia terus memperhatikan bocah itu yang melenggang pergi meninggalkannya.
Gaya berjalannya sangat mirip dengannya, begitu pula dengan gaya bicaranya hingga membuat ia berkali-kali berpikir jika bocah 5 tahun itu adalah kembarannya atau mungkin reinkarnasi dari dirinya.
Karena penasaran pria itu pun diam-diam membuntuti bocah itu.
Ia menghentikan langkahnya saat bocah 5 tahun itu mengetuk sebuah pintu rumah.
Sebenarnya dia ingin menunggu bocah itu lebih lama karena ia penasaran siapa orang tua dari bocah yang sangat mirip dengannya itu. Namun handphonenya terus bergetar hingga membuat Ia pun segera mengangkat ponselnya itu dan pergi meninggalkan bocah 5 tahun itu.
Tidak dak lama seorang wanita mudah keluar bukan pintu.
"Kemana saja kamu Al kenapa jam segini kamu baru pulang?" tanya wanita itu dengan lembut
"Maaf Ibu, tadi aju menolong seorang pria tua yang linglung. Sepertinya ia sedang depresi hingga nyaris tertabrak mobil. Maaf sudah membuat mu khawatir, aku tidak akan mengulangi lagi," jawab bocah itu
Devi mengusap lembut wajah putranya itu.
"It's Ok sayang," jawab Devi
"Mama, kenapa kita harus tinggal di sini, kenapa kita tidak tinggal di rumah nenek lagi?"
"Karena di sini kampung halaman ibu, dan ibu juga dapat pekerjaan di kota ini. Selain itu kita tidak bisa tinggal di rumah nenek lagi karena di sudah meninggal," jawab Devi
"Baiklah, apa aku juga harus pindah sekolah di tempat mama mengajar?"
"Iya sayang, nanti kalau kamu tidak bersama ibu siapa yang akan melindungi mama?"
"Tentu saja aku akan melindungi mu mama," jawab Al kemudian memeluknya erat.
"Terimakasih sayang, mama bangga punya anak seperti mu," jawab Devi
"Aku juga bangga punya mama seperti mu,"
#Taman Kanak-kanak Tunas Harapan
*POV Devi
Aku tidak menyangka akan kembali lagi ke kota ini, kota yang selama ini sudah aku tinggalkan demi tetap bersama putraku.
Kota ini pula yang memberiku harapan hidup setelah semua yang kumiliki kembali menghilang.
Beruntung aku diterima sebagai guru di sekolah dasar ini. Aku jadi bisa melanjutkan hidupku bersama Al.
Pagi ini adalah hari pertamaku bekerja. Alhamdulillah Al juga bisa ikut sekolah di sini sehingga aku bisa dengan mudah memantaunya.
Ibu kepala sekolah dan guru-guru disini begitu baik dan sangat welcome saat menyambut kedatanganku.
"Perhatian semua, hari ini Ibu akan memperkenalkan guru baru kalian?" ucap Bu Dewi kepala sekolah SD Harapan
"Silakan bu Devi, perkenalkan dirimu," imbuhnya
Akupun segera memperkenalkan diri, di depan murid-muridku.
Hari ini berjalan lancar, dan aku begitu senang bisa menjadi guru di sini.
Suara bel panjang berbunyi membuat anak-anak berlarian keluar kelas. Sekarang jam pulang sekolah sehingga anak-anak begitu bersemangat untuk pulang.
Ku lihat seorang anak tampak masih betah di tempat duduknya. Bukannya pulang ia malah mengeluarkan mainannya dan mulai bermain di kelas, membuat ku penasaran.
"Kamu tidak pulang?"
Anak itu menggeleng.
"Kenapa?"
"Karena ayah dan ibuku sibuk, aku tidak mau pulang kalau sopirku yang menjemput ku," jawab anak itu
Benar saja, saat aku lihat seorang pria memasuki kelas, gadis kecil itu segera berlari dan bersembunyi.
"Jangan beritahu aku di sini," ucapnya kemudian masuk kedalam lemari.
Seorang pria bertubuh tegap memasuki kelas dan menanyakan tentang bocah itu padaku.
"Selamat siang Bu, apa nona Adelia sudah keluar kelas?" tanya pria itu
"Maaf bapak siapa?" tanyaku
"Aku sopirnya, kebetulan aku bertugas untuk menjemputnya," jawab pria itu
"Maaf saya guru baru di sini, jadi aku belum hafal semua anak-anak,"
Lelaki itu mengedarkan pandangannya dan mencari kesudut ruangan. Saat tak menemukan siapapun di sana ia pun berpamitan.
Melihat Sang Sopir keluar bocah itu keluar dari dalam lemari.
"Jika kamu tidak mau dijemput oleh sopir, lalu kamu pulang dengan siapa?" tanyaku
"Aku bisa pulang sendiri," jawab gadis kecil itu kemudian mengambil tas sekolahnya.
Karena tak tega aku pun menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dan ia pun tidak keberatan.
Siang itu aku mengantar gadis kecil itu menggunakan taksi.
Betapa terkejutnya aku saat mengetahui rumah tinggal gadis kecil itu.
"Rumah Mas Rendy, apakah dia anak Mas Rendy??"
pantas saja mereka mendukung kesaksian Devi
giliran perselingkuhannya dengan Nayla terbongkar eeeh dia langsung pura-pura sok alim dan merasa jika semua aset yang ia terima itu adalah murni miliknya
soookooor
rasain noooh
kok jadi curiga neeeh