NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Bertemu Lionel

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Flashback

Liona baru saja keluar dari kamar mandi. Liona tidak sadar ada seseorang yang mengamati dan membututinya.

Berjalan pelan dia menyusuri lorong hotel yang terasa sepi. Masih beberapa langkah Liona berjalan. Dari belakang ada membekap mulut dan menariknya mundur masuk ke toilet hotel.

Jantung Liona sungguh rasanya akan terlepas. Ketika sadar bahwa itu adalah aksi dari Lionel.

Lionel Akhirnya dapat kesempatan setelah sekian waktu menunggu waktu yang pas.

Mencuri-curi waktu saat semua orang masih menikmati akan suasana acara pernikahannya.

Kedua orang tuanya sedang berbincang-bincang dengan kolega bisnisnya.

Mertuanyapun sedang melakukan hal yang sama.

Lionel bersama Aurelin saat ini. Aurelin sedang berbincang dengan teman-temannya. Lionel izin keluar kepada Aurelin beralasan izin ke kamar mandi. Aurelin pun mengizinkannya.

Alasan sebenarnya adalah untuk mengejar Liona yang dilihatnya baru saja keluar dari acara. Entah Liona akan pergi kemana.

Lionel takut Liona akan pergi sebelum mereka sempat berbicara.

Melihat situasi dia berjalan cepat ke arah Liona keluar. Ternyata Liona masuk ke kamar mandi hotel yang telah dia sewa untuk memenuhi permintaan ibunya.

Lionel sebelum melakukan aksinya itu dia mengendap-mengendap. Setelah Liona berjalan menjauhi kamar mandi dia ikut berjalan kebelakang dengan hati-hati agar tidak diketahui.

Setelah itu dia bekap mulut Liona dan menggeret Liona untuk masuk ke dalam kamar mandi hotel bagian wanita.

Ditutupnya pintu kamar mandi itu asal oleh Lionel karena melihat tingkah Liona.

Yang awalnya memegang tangan Liona dengan erat karena terlihat Liona selalu menjauhinya dan mau kabur.

Sekarang mengukung Liona dengan kedua tangan berada di kedua sisi Liona. Balik badan Lionapun dinding kamar mandi sehingga Liona tidak bisa kemana-mana

"Lepasin aku Nel, aku mau keluar."

Pinta Liona kepada Lionel.

"Nggak, aku nggak akan aku lepasin, kamu Na."

"Liona kamu kemana saja, aku cari kamu kemana-mana."

"Akhirnya kita bisa ketemunya Na, aku sungguh merasa bahagia."

"Aku rasanya gila Na cari-cari kamu."

"Tapi nggak gila kan, buktinya kamu bisa menikah."

"Aku ingin menjelaskan ke kamu."

"Mengenai hubungan kita." ucap Lionel menjelaskan

"Aku tidak mau mengakhiri hubungan kita."

"Hubungan apa, kita saja belum memulai apa maksudmu tidak mau mengakhiri, kita sebelumnya tidak pernah menjalin hubungan." ucap Liona menyadarkan

"Aku akan ceraikan Aurelin segera, ayo kita kabur ke tempat yang tidak mengenali kita Na."

"Gila kamu Lionel."

"Iya aku gila karena kamu." teriak Lionel dia tidak peduli jika orang-orang mendengar teriakannya Lionel tidak peduli.

"Ayo Na kita pergi dari sini."

"Kalau kamu takut aku tidak ada uang saat kita kabur, tenang saja Na, aku dari dulu sudah menyiapkan simpanan uang yang aku niatkan buat kita Na bahkan rumah yang aku buatkan buat kamu."

"Sadar kamu itu baru saja menikah Nel, Kamu itu sudah suami orang, ingat Aurelin isterimu."

"Yang berhak atas itu adalah isterimu Nel."

Cara terakhir yang dilakukan oleh Liona agar Lionel bisa melepaskan cekalan tangannya. Dia menggigit tangan Lionel.

Terlepas dari kungkungannya. Liona mencoba segera berlari menjauhi Lionel. Namun berhasil ditangkap oleh Lionel.

Mencium bekas gigitan Liona ditangannya Lionel berkata.

"Ingat Na kamu itu punya aku, akan akan melakukan apa saja agar kita bisa bersama."

Dipeluknya paksa tubuh Liona oleh Lionel, Liona tentubtidak tinggal diam, dia mencoba sekuat tenaga memberontak lepas dari pelukan Lionel dan berteriak meminta tolong.

Tak hanya memaksa pelukan Lionel juga berusaha mengarahkan bibirnya bertemu bibir Liona. Meencoba mencium bibir Liona.

Nasib baik datang pada Liona akhirnya. Ada bantuan datang ketika dia sudah terdesak.

"Sial*n, Bangs*t Lo Lionel." teriakan keras dari suara pria. Warna suara yang terdengar familiar bagi Liona.

Setelah mendengar hal itu. Liona merasa tidak ada pelukan paksa dari Lionel.

Liona terkejut melihat tubuh Lionel yang jatuh di lantai yang tak jauh darinya. Tuxedo yang di pakai nampak kusut.

Masih memproses apa yang baru saja terjadi. Zafran yang melakukan hal tadi.

Badan Liona sungguh tanpa dia sadari menggigil ketakutan dan sangat lemas.

Zafran tanpa basa-basi dan minta izin kepadanya langsung menggendong Liona pergi menjauh dari Lionel.

Dia tak berani melihat Lionel. Rasa yang masih ada untuk Lionel pun sekarang lenyap karena ulah Lionel seperti ini. Rasa sukanya hilang berganti rasa benci kepada Lionel.

Tanpa sadar Liona memeluk leher Zafran, menyembunyikan wajahnya di dada Lionel, mencari perlindungan ke Zafran ketika dia mencoba mengintip Lionel.

Melihat kilatan murka Lionel sedang saling menatap ke arah Zafran.

Entah apa yang dibicarakan Zafran sebelum meninggalkan Lionel. Yang Liona tangkap adalah bentuk ancaman Zafran kepada Lionel.

********

Akhirnya dia bisa keluar dari sana dengan bantuan Zafran.

Zafran membawanya di taman hotel. Taman yang berisi beberapa pasangan.

Didudukannya Liona dibangku taman itu dengan hati-hati.

"Na, kamu nggak papa."tanya Zafran yang nampak sangat khawatir kepada Liona

"Nggak papa makasih ya tolong aku tadi..." ucap lirih Liona

Melepaskan Jasnya dan disampirkan ke bahu Liona agar Liona tidak kedinginan. Malam itu angin malam tampak berhembus membawa dinginnya malam.

"Aku kasih tahu Rio ya....." tanya Zafran

"Jangan, aku nggak mau Rio khawatir."

"Janji Zaf, kamu nggak akan ceritain hal tadi kepada Rio atau siapapun itu ya, aku nggak mau jadi masalah." Pinta Liona

"Tapi aku tetap ngabarin Rio, bahwa kamu sama aku."

Lionapun mengangguk.

Zafran menelepon Rio mengabari bahwa Liona bersamanya jadi Rio tak perlu khawatir.

Sebenernya Zafran tidak setuju tapi Zafran mencoba menghargai keputusan Liona.

Zafran menyodorkan beberapa kudapan coklat yang dibungkus kecil-kecil kepada Liona dan sebungkus coklat yang telah dibukanya untuk Liona.

"Na, ini."

"Terimakasih Zafran." Liona mengambil coklat yang ada di tangan Zafran dan memakan coklat yang telah di buka oleh Zafran.

"Sama-sama." Zafranpun juga melakukan hal yang sama, memakan sebungkus coklat yang berada di kantung celananya.

Mereka menikmati coklat itu dengan diam.

Sebenernya Zafran ingin tahu apa hubungan Liona dan Lionel. Mereka seperti sudah mengenal satu sama lain.

Zafran akan mencari informasi sendiri. Namun Liona membuka suaranya, memberi tahu kejadian tadi

"Kamu pasti penasaran kan tentang hal tadi...." Tanya Liona dengan wajah yang memandang ke arah depan. Memandang anak-anak yang tengah berlarian di taman itu.

Zafran pun menoleh ke arah Liona. Mendengarkan dengan seksama apa yang diucapkan Liona. Walupun tentu saja dia sangat cemburu ketika Liona membahas mengenai Lionel.

"Aku dan Lionel adalah teman sekelas waktu kami kuliah dulu. Kami tidak sering atau mungkin jarang sekali berinteraksi meskipun kami adalah teman sekelas."

"Dia lumayan populer di kampus. Banyak gadis yang menyukainya, akupun termasuk salah satu diantaranya mereka." Liona tertawa hambar

"Dari penampilan dan pembawaannya saja aku tahu dia adalah orang berada dan aku sadar diri, dulu aku adalah gadis miskin untuk makan saja susah. Membayar kuliah saja aku sambi dengan bekerja karena ditempatku lumayan sulit mengajukan beasiswa dan aku sadari aku bukan tergolong pintar."

"Terlalu berani untuk aku menyukainya. Aku hanya berani menyukainya diam-diam hingga waktu yang lama."

"Ternyata perasaanku itu bersambut, Lionel secara tersirat menyatakan perasaannya padaku sebelum waktu wisuda."

"Tentu aku merasa antara percaya tidak percaya. Seorang Lionel menyukaiku. Dia ingin mengatakan sesuatu juga ketika kami habis acara wisuda."

"Namun kutunggu-tunggu ke tempat temu kami, aku ketika mencoba mencari aku lihat dia dengan seorang gadis. Yang aku baru tahu sekarang gadis itu adalah Aurelin."

"Kami memang menyatakan perasaan yang kita rasakan tapi kami tidak ada hubungannya setelah itu karena aku harus pergi ke luar pulau untuk memperbaiki kehidupan keluarga kami."

"Lalu bagaimana perasaanmu dengan Lionel sekarang Na. Apalagi sekarang Lionel berstatus suami orang." Tanya Zafran hati-hati.

"Tentu saja menghilangkan perasaan secara tiba-tiba itu sulit, tapi bukan berarti aku tidak bisa, Aku harus melenyapkan perasaan itu. Aku dan Lionel tidak berjodoh. Apalagi kejadian hari ini, Aku tidak menyangka Lionel bisa melakukan hal nekat seperti itu. Membuat rasaku tiba-tiba lenyap berganti rasa ilfill dan biasa saja padanya." ucap Liona dengan tegas.

"Siapa tahu setelah ini, Tuhan mengirimkan jodoh terbaik untukku, iya kan Zafran." Ucap Liona menoleh wajahnya memandang Zafran dengan tersenyum hingga lesung pipinya nampak.

"Pasti itu Na." Aku harap jodohmu itu aku Na, kata hati Zafran berbisik dan berdoa dalam hati.

Untuk merubah suasana akan hal itu, Zafran mencoba mengajak Liona mengobrol dan membuat lelucon lucu.

Zafran sangat suka akan senyum dan tawa lepas dari Liona hingga menampilkan lesung pipi di wajahnya.

"Hei kamu harusnya manggil aku kakak atau mbak seperti Rio adikku." ujar Liona

"Aku baru tahu ternyata bahwa kamu seumuran Rio bahkan jarak setahun dari Rio. Beberapa kali dia sering bercerita tentangmu."

"Aku nggak mau, kamu bukan kakak dan mbak aku, kamu itu adal-."

"Adal apa?" tanya Liona

"Adalah teman." hidup lanjut Zafran dalam hati.

Bunyi nada dering telpon dari hp Liona menghentikan percakapan mereka. Yang menelepon ternyata Ayahnya. Mengabari untuk Liona siap-siap karena mereka akan pulang di rumah mereka yang berada di sini.

Ayahnya memberi tahu langsung saja ke tempat parkiran untuk Liona nanti bertemu jadi tidak usah mencari-cari lagi dan langsung pulang. Tasnya juga sudah dibawa oleh Rio adikknya.

Zafranpun bangkit dan mengantar Liona ke tempat parkiran. Liona tidak enak kepada Zafran karena lokasi parking dan taman juga lumayan jauh.

"Aku bisa sendiri Zaf."

"Aku nggak tenang Na, kalau kamu jalan sendiri, aku khawatir nanti ada kejadian yang tidak diinginkan."

"Baik kalau gitu, kalau kakinya pegal-pegal ditanggung sendiri ya."

"Siap."

Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran.

Hingga 5 menit kemudian mereka telah sampai. Terlihat ayah dan Rio berada di sekitar mobil Mas Rendi.

Liona pun menghampirinya disusul oleh Zafran.

"Permisi Om."

"Saya Zafran Om." Zafran mengenalkan diri ke ayahnya.

"Zafran yah, teman Rio." ucap Rio menambahkan

Lalu obrolan ringan terjadi kepada Zafran, ayah Liona, dan Rio.

Suara nada dering telpon dari Zafran menjeda percakapan mereka. Seperti ada suatu hal yang penting. Zafran izin pamit ke ayah dan yang lainnya.

"Na, aku pergi dulu ya." pamit Zafran kepada Liona

"Iya hati-hati ya." ucap Liona tanpa sadar melambaikan tangannya ke arah Zafran.

Zafran pun membalas lambaian tangan Liona dengan senyum cerah di wajahnya.

Setelah Zafran tak nampak dari penglihatan. Segera Liona naik ke mobil dan Mobilpun telah dijalankan oleh Mas Rendi.

"Cie cie ada gebetan." ucap Rio menggoda Liona

"Apaansih dek....mulai.... mulai reseknya..." ucap Liona

"Ganteng lho Na...." ucap Mas Rendi ikutan menggoda

"Hih mas ikut-ikutan Rio. Mbak suamimu mbak." Liona mengadu kepada Mbaknya.

"Emang beneran ganteng dia Na, siapa tadi Namanya Zaf...Zaf...."

"Zafran." jawab Liona

"Iya Zafran, cuit cuit, siapa tahu jodohnya Liona Bu."

"Hus...dah jangan gitu Ya..." ucap ibu

menenangahi.

"Tapi Ibu setuju kan laki-laki yang bareng sama Liona itu tadi ganteng."

"Iya ganteng."

"Nah itu Na deketin...."

"Dah cukup kalian." ucap ayahnya membuat godaan mereka berhenti.

Syukurlah berhenti godaan mereka. Tak terasa sampailah ke rumah mereka. Lionapun segera beres-beres dan tidur.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!