NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:158k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Terlihat ada beberapa orang berpakaian serba hitam seperti jas hujan membabat semak belukar di belakang rumah Surya, mereka juga membabat tanaman obat juga sayur mayur yang di tanam Surya dan Darmi.

Andre bergidik ngeri membayangkan jika lehernya yang di tebas oleh samurai itu.

"Kejar mereka, mereka pasti kabur ke sana." kata salah seorang memerintahkan yang lainnya. Beberapa orang yang di perintahkan lari kearah hutan. Terdengar oleh Surya suara seseorang yang sepertinya tidak asing di telinganya. ia mengerutkan kening mengingat suara siapa itu.

"Suara siapa itu, sepertinya aku tidak asing dengan suara itu." gumam Surya pelan.

Saat orang-orang itu sedang membabat habis tanaman Surya, Andre melihat logo bintang 6 yang berada di kedua sisi samurai itu. Ia mengingat pernah melihat logo yang sama pada pisau kecil yang ia lihat di kamar Lintang. ketika ia membuka kotak berisi barang-barang milik Lintang, ia melihat disana ada pisau kecil dengan logo bintang 6 berwarna merah.

"Apa Lintang ada hubungan dengan orang-orang itu?" gumam Andre. Tapi ia segera menepis pikirannya. Gadis sepolos Lintang tidak mungkin memiliki hubungan dengan orang-orang pemuja iblis itu. Itu pasti pisau biasa, atau Lintang pernah menemukannya di jalan.

"Kita turun Ndre, mereka semua sudah pergi." Ajak Surya. Mereka lalu turun dan mengendap-endap menuju rumah. Ketika berada di dalam rumah, lampu sudah hidup kembali. Tapi keadaan rumah terlihat sangat berantakan. Semua barang berserakan di lantai. Surya menuju ke kamar sholat, ia membuka pintu lemari. Ia melihat jika lemarinya masih seperti awal. Berarti mereka tidak menyentuh lemari itu, dan bisa di pastikan bahwa Darmi aman di bawah sana.

"Gimana Bu Darmi pak?' tanya Andre ketika Surya keluar dari kamar sholat.

"Aman, sekarang kita menuju ke bukit belakang kelurahan. Kita lewat jalan setapak di kebun kopi warga saja, disana sepertinya lebih aman. Karena jika lewat depan takutnya kita bertemu dengan mereka." ajak Surya. Andre hanya mengikuti Surya dari belakang. Mereka sengaja tidak menutup pintu rumah dan membiarkannya terbuka agar orang-orang itu tidak curiga.

"Pak, aku takut ketemu setan di jalan." ucap Andre, keringat di pelipisnya keluar sebesar biji jagung karena ketakutan.

"Andre, fokuskan tujuanmu, jangan pikirkan sesuatu yang membuatmu tidak fokus. setan tidak akan berani mendekat jika kita berani." ucap Surya. Andre mengangguk dan kembali semangat.

Ketika mereka melewati persimpangan jalan yang 1 sisi menuju ke kampung sebelah dan sisi lainnya menuju ke bukit belakang kelurahan, mereka beristirahat sejenak untuk minum. "Istirahat dulu ndre." kata Surya, ia duduk di bawah pohon kopi kemudian menenggak air pada botol minum yang ia bawa.

"Pak, sepertinya mereka mengetahui jika orang yang mengintip ritual mereka kemarin malam bersembunyi di rumah bapak, nggak mungkin kan mereka menyatroni rumah bapak tanpa tujuan yang jelas." kata Andre sambil mengusap peluhnya di kening. Surya pun mengangguk setuju. Ia berpikir hal yang sama seperti Andre. Kalau begitu kita tidak aman lagi berada di rumah itu." kata Surya. Ia kemudian berpikir untuk bersembunyi di tempat yang aman. Ia akan menghubungi Lintang malam ini juga agar ia tidak kembali lagi ke desa ini. Disini sudah berbahaya bagi keluarga nya.

"Pak, lihat disana." Andre menunjuk kearah gedung kosong yang berada di belakang kelurahan.

Surya dan Andre yang baru sampai di belakang gedung kelurahan bersandar di dinding. Surya mengarahkan atensinya kearah telunjuk Andre. Mereka melihat beberapa orang berpakaian serba hitam keluar dari ruangan tersebut. Mereka berjumlah yang sepertinya lebih dari 20 orang.

"Kita sembunyi di balik pagar." kata Surya menarik tangan Andre. Mereka bersembunyi di balik pagar pembatas yang hanya terbuat dari bambu dan di tutupi oleh karung karung berisi kulit kopi.

"Mereka sepertinya selesai melakukan ritual pak." kata Andre karena melihat orang-orang itu pergi meninggalkan ruangan gelap itu. Surya hanya menganggukkan kepalanya dan masih menatap kepergian orang-orang itu.

Ketika mereka semua sudah pergi menjauhi gedung tersebut. Andre dan Surya memakai jubah hitam seperti milik orang-orang tersebut. Mereka takut jika orang-orang itu hanya menjebak mereka berdua untuk mendekati gedung itu, dan saat mereka mendekati gedung orang-orang itu akan menangkap Andre dan Surya.

"Sudah." kata Surya menoleh kearah Andre. Andre menganggukkan kepalanya.

mereka berjalan biasa saja mendekati gedung kosong tersebut, mereka tidak ingin membuat para pemuja iblis itu curiga, jika benar ini hanya jebakan agar bisa mengeksekusi dirinya dan Surya.

mereka berdua mendekati gedung yang sudah gelap tersebut dan menekan handle pintu hingga pintu itu terbuka.

Surya merasa curiga karena pintu itu tidak di kunci, ia mengerutkan keningnya dan menahan Andre yang akan masuk.

"Sepertinya ini benar jebakan ndre, mereka pasti sedang memantau kita sekarang." bisik Surya pelan. Andre mengangguk paham dan kembali melangkah masuk. Mereka sudah mengatur strategi sebelumnya jika memang ini hanya jebakan. keyakinannya sebelumnya jika orang-orang itu tidak mengenali dirinya dan Surya yang memakai pakaian seperti mereka, kini menjadi rasa psimis. Ia yakin jika penyamaran ini pasti telah di ketahui orang-orang itu.

Di dalam ruangan itu terlihat terang dengan cahaya remang-remang berwarna orenge dari lampu bohlam sebagai penerangan.

Mereka menatap ke sekeliling dan melihat ada sebuah peti mati di tengah-tengah ruangan itu. Andre dan Surya mendekati peti itu. Dan terkejut ketika melihat ada jasad seorang wanita yang terlihat sudah hancur dan mengeluarkan bau busuk hingga membuat Andre ingin muntah.

"Huwek." Andre menahan rasa mualnya karena tidak ingin muntah di dalam ruangan pemujaan itu. Di sekitarnya terdapat sesaji lengkap yang di letakkan di sebuah meja disana ada baskom stainless yang terdapat cairan berwarna merah pekat. Andre mendekati baskom tersebut dan mengendusnya. Tercium bau amis dan anyir khas darah.

Huweeek.

Lagi-lagi Andre ingin muntah melihatnya.

"apa ini mau mereka minum, huwek cuih. Najis. Benar-benar iblis mereka semua ini." kata Andre dengan nada yang jijik.

Surya sedang duduk bersila untuk memfokuskan pikiran nya, ia ingin memanggil bantuan karena merasa ini harus segera di bongkar. Siapa yang memulai ini semua, dulu desanya sangat damai tidak ada hal klenik seperti ini.

Ketika Andre sedang memperhatikan Surya, diluar angin berhembus dengan sangat kencang.

dan beberapa saat kemudian Andre melihat sesosok macan putih tiba-tiba sudah berada di depan Surya. Andre mengucek matanya berkali-kali, ia belum pernah melihat macan berwarna putih dengan tubuh yang amat sangat besar seperti ini. Ia sedikit takut dengan tatapan tajam macan tersebut kearah.

"Jangan takut ndre. Namanya Banggali. Dia bukan harimau biasa, selama ini dia yang selalu menjaga bapak." kata Surya memberi tahu pada Andre. Andre sedikit lega mendengar penjelasan dari Surya. Atensinya kembali kepada Banggali yang bersimpuh di depannya.

"Ada apa tuanku memanggilku?" tanya harimau putih itu. Andre kembali di buat takjub karena bisa melihat sendiri harimau yang bisa berbicara.

"Siapa wanita dalam peti mati itu? Dan, kau tau apa yang terjadi di kampungku saat ini?" tanya Surya sambil mengusap kepala Banggali.

ketika menunggu jawaban dari Banggali, mereka mendengar suara tapak kaki dari luar. "Naik ke punggungku tuan, disini tidak aman. Aku akan membawa kalian ke tempat yang aman. cepat naik sekarang." kata Banggali dan memposisikan tubuhnya yang siap untuk mereka naiki. Setelah mereka berdua naik, Banggali berdiri hingga tubuh mereka hampir menyentuh langit langit ruangan.

"Pejamkan mata kalian." kata harimau itu. Surya dan Andre langsung memejamkan matanya dan

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!