aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.
apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?
🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Ivander menatapku penuh harap dengan tatapan penuh kasih sayang dan kehangatan. “Bagaimana sayang? Apa terlalu sulit untukmu?” tanya Ivander dengan menggenggam tanganku. Saat menatapnya sangat sulit untuk berkata tidak sehingga aku pun memenuhi keinginannya. “Baiklah suamiku maksudku sayang” jawabku dengan gugup.
Ivander tersenyum cerah dan senang mendengarnya. “Sayang, terimakasih sudah mau memanggilku seperti itu” katanya dengan senyum senang. Ivander berdiri dan mengambil air untukku. Dia mengarahkannya padaku. “Sayang, maaf aku lama pergi karena menyiapkan air hangat untukmu. Sekarang aku akan membantumu menyeka wajahmu jika kamu mau. Sebentar lagi pelayan akan mengisi bak mandi dan kamu bisa mandi dengan nyaman” ucapnya sambil memperhatikanku.
“Terimakasih sayang, aku bisa melakukannya sendiri. Maaf aku membuatmu khawatir, akhir-akhir ini aku merasa takut jika kamu jauh dariku” ucapku dengan ekspresi sedih.
Aku menyentuh tangannya yang sedang membawa air hangat di depanku. Dia menatapku dengan tatapan yang tak pernah kulihat sebelumnya. “Istriku, aku janji tidak akan membuatmu takut lagi. Aku akan selalu ada untukmu meski di sela kesibukanku. Aku akan selalu meluangkan waktu untukmu” Ivander mengatakannya dengan sungguh-sungguh.
Aku pun tersenyum dan mengangguk. Kemudian aku pun membasuh wajahku dengan air yang disiapkan olehnya. Aku tidak pernah merasa sangat bahagia dengan orang lain seperti saat bersama dengannya. Ivander menggendongku kembali ke ranjang dan membawakan makanan untuk sarapan sembari meminta para pelayan menyiapkan air hangat di bak mandi.
Aku masih belum ingin makan di saat tubuhku belum merasa nyaman sehingga aku menunggu mereka mengisi bak mandi dan membersihkan tubuhku ini.
Mereka melakukannya dengan cepat dan tepat sehingga aku pun tidak menunggu lama. Ivander menggendongku kembali ke kamar mandi. Meski merasa malu namun aku tidak bisa menolak bantuannya. Dia membantuku melepaskan pakaianku dan dia pun ikut masuk ke dalam bak mandi.
“Sayang.. aku akan membantumu menggosok punggungmu” ucapnya dengan suara yang rendah. Dia duduk di belakangku dan mulai menyentuh pundakku dari belakang. “Ukh! Geli sayang” ucapku tak biasa. Aku sangat malu, untuk pertama kalinya aku mandi dengan orang lain dan itu pun seorang pria. Meskipun begitu aku merasa tidak masalah karena dia adalah Ivander. Aku tidak akan pernah membayangkan jika itu orang lain dan tak ada keinginan untuk itu.
“Tidak apa-apa sayang, mungkin kamu belum terbiasa. Bagaimana jika aku menyentuh yang lain?” katanya dengan suara yang berat. “Cup” Ivander mencium pundakku dengan lembut. “Hmph! Sayang, jangan seperti itu! Geli” ucapku tak bisa menahan diriku.
Sesuatu yang aneh kembali kurasakan, bagian bawahku semakin merasa tergelitik. Dia menyentuhnya di sana dengan alibi ingin membersihkannya namun sentuhannya terasa sangat nikmat hingga aku tidak bisa berfikir jernih. “Hngh!” Ivander terus menyentuhnya dan mencium belakang leherku.
“Sayang, aku ingin mendengar suara itu lebih banyak. Kamu membuat suara yang indah seperti musik bagiku” katanya sambil mendekap ku erat.
Aku bisa merasakan tubuhnya yang menempel di belakangku. Lengannya yang melingkar mendesak dadaku dan menggeseknya setiap dia bergerak. “Mmhh.. sayang. Bukankah kita hanya akan mandi? Apa yang kamu lakukan?” ucapku merasa semakin terhanyut oleh sentuhannya.
“Hmm.. aku akan membuatmu merasa lebih baik sayang. Lihat, dibawah sini terasa hangat” katanya dengan bisikkan nakal. Ivander mencium telingaku dan tangannya terus menyentuh bagian sensitif ku.
Aku tidak bisa berfikir jernih dan terus merasakan sentuhan yang semakin tak terkendali. Ivander menyentuhnya dan menggerakkan tangannya dengan perlahan dan intens. Saat dia melakukannya aku merasakan sesuatu yang keras menggosok di belakangku. Terasa hangat dan semakin membuat ingin terus di sentuh olehnya.
Ivander mencondongkan tubuhnya dan menggesekkan tubuhnya lebih dekat. Tangannya bergerak semakin cepat dan memburu. “Sayang, aku tidak pernah merasa cukup. Aku sangat ingin menyentuhmu lagi dan lagi. Kamu membuatku gila dengan nafsu” katanya dengan suara rendah. Bibirnya menyentuh leherku. Dia menciumnya dan menghisapnya hingga meninggalkan semakin banyak tanda merah di sana.
Sentuhannya semakin cepat dan gerakan tubuhnya yang menggesek semakin memburu. Ivander sangat ingin melakukannya lebih namun ia tidak ingin membuatku merasa sakit di saat tubuhku masih terasa sakit.
“Ah.. sayang” desahku semakin hampir sampai di puncak. Ivander masih menggosokkan miliknya di belakangku dan tangannya masih menyentuhku. Aku sangat ingin menciumnya sehingga aku pun menoleh ke belakang.
“Suamiku, cium aku” ucapku merasa sangat dekat dengan batasku. Ivander meraih wajahku dengan tangan satunya dan menariknya lalu mencium bibirku lebih dalam dari sebelumnya. Posisi yang sulit namun terasa semakin nikmat saat bibir kami saling melumat. Lidahnya beradu dengan lidahku dan semakin memburu gerakan tangannya. Aku semakin tidak bisa menahan diriku dan sampailah di batasku.
“Haa.. hngh.. haa” nafasku tak beraturan setelah sampai di puncak kenikmatan. Tubuhku bergerak dan menegang namun di sertai dengan kenikmatan. Aku pun merasakan sesuatu yang hangat di belakangku saat Ivander pun merasakan kenikmatan di waktu yang sama.
Hari itu terasa sangat panjang. Mandi bersama yang hangat menjadi panas oleh hasrat yang semakin membara. Setelah itu Ivander tersipu dan melanjutkan membantu menyelesaikan mandi kami yang sempat tertunda.
Kemudian dia kembali menggendongku ke ranjang, dia menutupi tubuhku dengan handuk yang tebal. Dia membantuku berganti pakaian dan membantu mengeringkan rambutku.
Dia benar-benar pria yang sangat baik dan perhatian. Setelahnya kami pun makan sarapan bersama.
Sarapan yang sederhana dan minuman hangat di hidangkan kembali karena sebelumnya sudah dingin karena kami berada di kamar mandi cukup lama.
Dia duduk di sampingku dan menyuapiku seolah dunianya hanya berfokus padaku. “Sayang, kamu juga makan ya” ucapku mengarahkan roti ke mulutnya. Ivander tersenyum dan membuka sedikit mulutnya dan menerima makanan yang ku suapi tersebut.
“Cup” Ivander mencium jariku yang tak sengaja menyentuh bibirnya saat menyuapinya. “Sa.. sayang? Apa yang kamu lakukan?” Ivander menjilat jariku dengan tatapan yang penuh dengan nafsu.
Tubuhku bereaksi setiap kali Ivander menggodaku dan menatapku dengan tatapan itu. “Kenapa sayang? Apa kamu merasakan sesuatu?” tanyanya dengan ekspresi yang masih menggoda. “Ugh!” aku merasa tergelitik dengan setiap sentuhan lidahnya.
Sret!..
Dia berhenti begitu saja saat berhasil membuatku merasa tergoda olehnya. Dia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan menyuapiku makanan dan membiarkanku merasa di permainkan.
Namun aku merasa lega karena aku tidak perlu menurutinya dan membantunya dengan melakukannya lagi, dimana tubuhku sekarang sedang merasa lelah dan pegal di beberapa titik tertentu. Apalagi di bawah sana rasanya sedikit perih.
Hari itu aku baru mengetahui sisi Ivander yang kuat dan mempunyai hasrat yang besar dan sulit untuk menahannya. Dia memiliki stamina yang hebat. Meski aku tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya namun yang kurasakan saat ini membuktikan bahwa dia pria yang pintar dalam hal itu.