Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Perdana Menteri Xue terbangun dari tidurnya, pria paruh baya itu terlihat sangat marah, karena mendengar keributan yang berada di luar paviliun yang ditinggalinya, dengan langkah tegas pria tua itu pun segera keluar dari dalam paviliun miliknya, untuk mencari tahu masalah yang terjadi di kediamannya, sehingga membuat para prajurit dan juga pelayan terus berteriak sejak pagi tadi.
Beberapa orang prajurit yang melihat kedatangan dari majikan mereka pun segera menunduk, salah seorang diantara mereka langsung berlari menyambut Perdana Menteri Xue dan memberitahu pria paruh baya itu jika saat ini tepat di depan paviliun miliknya telah ditemukan 10 mayat pria berpakaian hitam dalam kondisi yang sangat mengenaskan, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka sayatan.
Mendengar hal itu Perdana Menteri Xue pun bergegas melihat ke tempat kejadian, matanya terbelalak kaget saat melihat salah satu dari orang kepercayaannya, saat ini telah mati dengan sangat tragis.
Perdana Menteri Xue benar-benar tidak menyangka jika kedua selir Kaisar itu memiliki kekuatan tersembunyi, sehingga bisa melenyapkan orang-orang yang dikirimnya untuk membunuh kedua orang selir itu.
Hingga akhirnya Perdana Menteri Xue pun berfikir, jika ini ada campur tangan dari Kaisar Wei Huang yang melindungi kedua selirnya itu. Hal itu tentu membuat wajah Perdana Menteri Xue semakin menghitam, dia benar-benar sangat marah, namun dia pun tak bisa berbuat gegabah terhadap orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu.
Dengan segera perdana menteri Xue pun memerintahkan kepada para prajuritnya, untuk segera membuang ke 10 jasad orang yang telah mati itu ke dalam hutan dan segera membersihkan tempat itu secepatnya.
Perdana Menteri Xue segera bergegas kembali ke paviliun miliknya, dia berencana untuk kembali mengunjungi Sang Putri, untuk memberitahu kegagalan yang dialami oleh anak buahnya.
.
.
Sedangkan di istana kekaisaran saat ini, Kaisar Wei Huang tengah Mendengarkan informasi yang dibawa oleh salah seorang prajurit miliknya, dia benar-benar tak habis fikir jika ada orang-orang yang berani menyusup ke dalam istananya dan berniat untuk menghabisi selir yang baru saja dinikahinya beberapa bulan yang lalu.
Awalnya Kaisar Wei Huang berfikir jika orang-orang itu hanya ingin melenyapkan selir Xiao Xia, namun setelah mendengar ucapan dari para prajurit, bahwa mereka semua juga menemukan jejak di sepanjang kediaman selir Feng Ling, akhirnya Kaisar Wei Huang pun mengerti, jika ini merupakan rencana dari permaisurinya untuk melenyapkan kedua selir itu.
Setelah berganti pakaian, akhirnya Kaisar Wei Huang pun segera menuju ke penjara bawah tanah diikuti oleh Kasim dan juga beberapa orang prajuritnya, hari ini dia harus mengintrogasi ke-10 orang penyusup itu untuk mengetahui siapa sebenarnya orang yang telah mengirim mereka.
Akhirnya setelah melewati jalan yang cukup panjang, Kaisar Wei Huang pun sampai di tempat di mana ke-10 orang itu telah dikurung, dalam kondisi yang sangat mengenaskan, tangan dan juga kaki Mereka diikat, dan saat ini Mereka pun digantung dalam posisi kepala di bawah.
Para prajurit sengaja memberikan hukuman itu kepada kesepuluh orang penyusup, karena terus mengamuk dan berteriak sejak semalam, sehingga membuat para prajurit pun akhirnya kesal dan memberikan siksaan kepada kesepuluh orang penyusup itu.
Kehadiran Kaisar Wei Huang membuat ke-10 orang penyusup itu pun ketakutan, mereka bukan tak tahu jika selama ini Kaisar Wei Huang tidak pernah berbaik hati terhadap orang lain, terlebih jika itu adalah orang-orang yang berniat buruk terhadap dirinya, sudah pasti Kaisar Wei Huang akan segera memberikan hukuman yang sangat berat.
"Berikan zhen cambuk!" ucap Kaisar Wei Huang kepada salah seorang prajurit yang sejak tadi mengikutinya, kemudian prajurit itu pun segera keluar dari sel tempat di mana ke-10 orang penyusup itu dikurung, untuk segera mengambil benda yang diinginkan oleh sang Kaisar.
Kaisar Wei Huang segera mendatangi salah seorang dari penyusup itu dan bertanya, "Siapa orang yang telah mengirim kalian?" tanya sang kaisar dengan sangat dingin.
Tapi sepertinya orang-orang itu tidak ingin mengatakan kebenaran kepada sang kaisar, mereka tetap tutup mulut dan mendelik ke arah sang Kaisar, sambil meludah di hadapannya.
"Jika kau berfikir, aku akan memberitahu siapa orang yang telah mengirimku? maka kau salah besar! Aku bahkan rela kehilangan nyawa." ucap salah seorang dari penyusup itu.
Kaisar Wei Huang hanya menyunggingkan senyuman sinisnya, kemudian dia pun segera mengambil cambuk dari tangan prajurit yang tadi disuruhnya dan bersiap melayangkan serangan kepada penyusup yang berani mengacuhkan pertanyaannya.
Ctar...
Ctar...
Terdengar suara cambuk yang digunakan oleh kaisar Wei Huang mengenai tubuh salah seorang penyusup yang tidak mau membuka mulut itu. Kaisar Wei Huang menyiksa kesepuluh orang penyusup itu dengan tanpa perasaan, mereka yang selama ini menganggap jika sang Kaisar merupakan seorang yang takut kepada permaisurinya adalah hal yang salah, nyatanya Kaisar hanya butuh waktu yang tepat untuk bisa melengserkan sang permaisuri dari singgasananya.
Setelah merasa cukup bermain-main dengan ke-10 orang penyusup itu, akhirnya Kaisar Wei Huang pun meminta agar para prajuritnya mempersiapkan bahan-bahan yang diminta olehnya yaitu pisau, air, cuka dan juga garam.
Mendengar apa yang diminta oleh kaisar Wei Huang, membuat ke-10 orang yang saat ini tengah terluka itu pun semakin bergidik ngeri, sepertinya mereka tidak akan bisa meloloskan diri dari hukuman yang akan diberikan oleh kaisar Wei Huang.
Jika saja sang Kaisar langsung memenggal kepala mereka, mungkin ke-10 orang itu pun tidak akan merasa takut, tapi nyatanya Kaisar dari kekaisaran Jiahu itu tidak berniat untuk langsung membunuh ke-10 orang penyusup yang memasuki istananya, tanpa membuat mereka kesakitan.
Setelah semua yang dia minta ada di depan mata, Kaisar Wei Huang pun segera menjalankan rencana yang ada di otak kecilnya, dengan sangat perlahan-lahan, dia pun menyayat tubuh salah seorang dari kesepuluh penyusup itu, hingga teriakan demi teriakan menggema dari penjara bawah tanah.
Namun hal itu tidak membuat Kaisar Wei Huang menghentikan tindakannya, dia terus saja menyayat satu persatu tubuh dari kesepuluh orang penyusup itu, sambil sesekali menyiramkan air garam maupun cuka ke dalam tubuh orang itu.
Aaargh...
Aaaargh...
"Bunuh saja aku, kaisar sialan!" ucap salah seorang dari kesepuluh penyusup itu, sepertinya dia sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit dan juga perih yang ada di dalam tubuhnya.
Kaisar Wei Huang yang mendengar umpatan dari penyusup itu pun hanya menyunggingkan senyuman sinisnya, kemudian dia pun segera mengambil ember yang berisi air dan melarutkan garam ke dalam air itu.
Dan menyiramkan nya pada tubuh orang-orang yang tengah terluka, sehingga jeritan demi jeritan pun kembali terdengar hingga memekakkan telinga.
"Cincang tubuh mereka semua dan pastikan mereka masih hidup ketika kalian menyiksa dan juga memotong satu persatu bagian dari anggota tubuhnya!" ucap Kaisar Wei Huang memberikan perintah kepada para prajuritnya.
Sementara dia sendiri saat ini akan segera menuju aula rapat, setelah kejadian semalam di mana paviliun kedua selirnya telah diserang oleh orang-orang yang tidak dikenal, mulai saat ini Kaisar Wei Huang akan menambah kembali pengamanan prajurit di istananya.