NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16 - LunArbi

Happy Reading

..

...

Satu minggu ..

Sudah selam satu minggu ini Nino akhirnya kembali menjadi asisten Arbian. Hal itu sontak membuat Laura kegirangan setengah mati. Lihat saja saat ini , wanita itu terus menerus menatap kearah Nino seraya menopangkan dagu dengan satu tangannya.

" ngapain sih kamu ngeliatin saya kayak gitu ?"

" aduh pak Nino ini. Saya tuh seneng banget tau akhirnya bapak kembali kesini lagi. Saya jadi ga bosen kayak waktu pak Nino ngambek waktu itu." Jawab Laras.

" ngambek ? Siapa yang ngambek ?"

" siapa lagi? Iya pak Nino lah , kemarin tiba tiba ngundurin diri coba karena apa kalo bukan karena ngambek."

" ck , terserah kamu lah."

Nino beranjak dari tempatnya dengan dokumen ditangannya lalu berjalan menuju ruang CEO. Setelah mengetuk ia langsung masuk.

" ada apa Nin ?" Tanya Arbian.

" ini " mengangkat dokumen yang ia bawa. "Tanda tanganin" ucapnya.

Arbian mengangguk , lalu langsung membubuhi dokumen itu dengan goresannya.

●●●

Di kampus , Luna tengah berbincang dengan seorang dokter. Sepertinya ia akan mulai mengurus tempat ia untuk magang nanti , makanya agar tidak salah langkah ia lebih dulu bertanya pada dosennya.

" jadi gimana Lun ? Sudah ada bayangan mau magang di perusahaan mana ?" Tanya Dosen itu seraya membenarkan kacamatanya yang melorot.

Luna memberi senyuman tipis lalu menggeleng , " belum pak , masih mencari ."

" sebetulnya Lun , tanpa mencari nama kamu sudah mendapat sebuah undangan khusus dari sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan pihak kampus."

Mata Luna berbinar , " benarkah ? Perusahaan mana pak ?"

" Arkatama Group" jawab Dosen itu membuat binaran di mata Luna perlahan menghilang.

" Arkatama Group?" Ujarnya memastikan pendengarannya tidak salah. Namun sialnya dosen itu justru mengangguk seraya tersenyum.

" apa tidak ada perusahaan lain lagi pak ." Dosen itu menggeleng.

" maaf Lun , tidak ada . Bukannya perusahaan itu cukup bagus bahkan banyak kok mahasiswa yang ingin magang disana."

" hmm . Kalo gitu saya coba fikirkan lagi pak. Atau nanti saya coba mengirim Cv ke perusahaan lainnya."

" huh.. baiklah Lun."

" kalau begitu , saya permisi undur diri pak."

" silahkan"

Luna keluar dari ruangan tersebut, ia langsung membuang napasnya kasar. Kenapa harus Arkatama pikirnya. Jika saja itu perusahaan lain , dia pasti akan langsung menyetujuinya.

" oh god. Apa harus ngambil cuti dulu ? Ini melelahkan." Keluhnya namun detik selanjutnya ia langsung menggeleng brutal . " enggak . Enggak . Apaan cuti ? Lo harus wisuda tepat waktu Luna." Tekatnya.

Luna melanjutkan langkahnya , berjalan menunduk menyusuri jalanan. Ingatannya terpental pada lusa yang lalu.

#flashback

" abang ..." rengeknya.

" abang ... ayolah .. ya .. ya " rengeknya lagi.

" gak mau dek , ga mau ." Tolak Keanu tegas.

" kenapa sih bang Luna ga boleh magang ditempat abang? Itu kan perusahaan abang sendiri." Keluhnya.

" justru itu dek , abang ga mau nantinya malah dianggap gak profesional karena nerima kamu dengan gampang."

" yaudah sih kita pura pura ga saling kenal aja."

" mana bisa adik ku sayang , kan satu kantor udah tau siapa kamu dari dulu." Jawab Keanu. " lagian kenapa ga di perusahaan Cowok kamu aja sih , si Bian." Lanjutnya.

Wajah Luna mendadak berubah , moodnya langsung buruk karena abangnya malah membahas orang yang sedang dia hindari.

" ga bisalah , nanti juga di kira ga profesional."

" lain cerita dek "

" sama aja abang."

#flashback Off

●●●

Ting ! Notifikasi dari ponsel Arbian terus saja berbunyi menandakan banyaknya pesan singkat yang masuk. Bahkan beberapa kali terdengar nada dering yang menandakan seseorang tengah menghubunginya.

Disudut sofa , Nino yang sejak beberapa menit lalu masih berada didalam ruangan Arbian itu mengernyitkan keningnya melihat tingkah sahabatnya itu.

" lo kenapa ?"

" hah ? Gue gapapa kok" tentu saja Arbian berbohong.

" ponsel lo sejak tadi terus bunyi , ga coba lu balesin pesannya atau coba telpon balik aja." Ucap Nino memberi saran.

" biarin ga penting juga."

" oh oke deh terserah kalo gitu."

" iya, oh iya Nin. Siang nanti lo makan siang di kafe lo ?"tanyanya .

" hmm , kenapa ? Lo mau ikut ?" Tawar Nino. Arbian menggeleng " enggak , gue ada janji sama seseorang." Jawabnya.

" Sisil ?" Nino tersenyum miring.

" iya Nin. Sorry gue,--"

" ga masalah kok. Gue sih sekarang terserah aja lo mau deket sama siapa. Toh , pendapat gue juga ga bakal ngaruh kan buat hidup lo. Gue ga bakal ngelarang-ngelarang lo lagi mau deket dengan siapapun." Ujar Nino memotong ucapan Arbian.

Arbian tersenyum mendengarnya itu artinya pelan pelan para sahabatnya bisa menerima keberadaan Sisil lagi di tengah tengah mereka.

" Nin , thank's gue pikir lo masih sebenci itu dengan Sisil"

" hahaa... Arbian , gue emang masih sebenci itu kok sama dia" senyum diwajah Arbian surut.

" gue tekankan sekali lagi , gue udah ga perduli pilihan lo mau jatuh cinta ke siapapun itu emang bukan urusan gue kok. Dan maaf karena sebelumnya gue selalu ikut campur urusan percintaan lo. Karena ya , gue lakuin itu juga buat kebaikan lo . Tapi mungkin lo udah kecintaan banget lah ya sama dia , jadi gue bisa apa." Jabar Nino.

" lagi pula , Luna kayaknya emang bakal lebih bahagia kok sama Dean. Lo ga lupakan kalo Dean lagi gencar deketin Luna sekarang ini. Dan gue , bakal dukung itu. Adik gue dengan sahabat gue , sangat cocok ." Lanjut nya.

Mendengar itu entah kenapa perasaan Arbian jadi tak menentu, Dean dengan Luna ? Ah rasanya itu benar benar tak cocok untuk di dengar. Bukan kah akan lebih cocok mendengar Arbi dan Luna atau Bian dan Luna . Ah , kenapa hatinya terasa begitu panas.

Disatu sisi , Nino tersenyum miring melihat gelagat sahabat didepannya itu. Lihat bagaimana cara Arbian mengepalkan tangannya seolah tengah meremukan sesuatu di dalam genggamanny. Bahkan buku buku jarinya terlihat memutih.

Oh god, Nino semakin yakin Arbian memang sudah mencintai Luna bukan hanya sekedar menepati janji nya pada almarhum Albian untuk menjaga gadis itu saja namun pemuda itu tetap denial merasa masih mencintai cinta pertamanya.

" huh.. sudah jam makan siang." Nino berdiri seraya mengusap pakaiannya dari debu. " gue mau cek kafe dulu , gue usahain buat on time sampe sini."

Arbian masih mematung di tempat duduknya hingga tak lama dering ponsel Nino berbunyi tepat saat pemuda itu hendak membuka pintu ruangan.

Kringg...

📞 Dean calling..

" iya halo yan kenapa ?"

" Nin , tolong kosongin satu meja buat gue ya. Gue mau makan siang bareng Luna di kafe lo." Jawab Dean.

" Lo mau makan siang bareng Luna , yan ?" Nino sengaja sedikit mengeraskan suaranya agar semakin didengar oleh Arbian . Ia sejenak melirik pada sahabatnya itu , dan benar saja kedua tangan pemuda itu mengepal sempurna. Ingin sekali rasanya Nino mentertawakan nya saat ini tapi ia urungkan.

" iya Nino "

" oke sip , nanti gue hubungin karyawan gue. Soalnya gue masih di kantor Arbian sekarang."

" oke thanks"

" iya sama sama , udah kek sama siapa aja lo."

" hahaa. , yaudah gue matiin dulu telponnya soalnya lagi dijalan ini."

" oke."

Nino kembali meletakkan ponselnya kedalam sakunya. Saat hendak menyentuh handle pintu ia berbalik menatap Arbian sejenak.

" yakin ga mau ikut ke kafe gue aja ?" Tawarnya lagi.

" enggak" jawab Arbian ketus.

Nino hanya mengangkat bahunya lalu membalik tubuhnya lagi dan kali ini sungguh pergi meninggalkan ruangan itu.

Setelah tubuh Nino lenyap dari pandangannya. Arbian mengeram tertahan entahlah dirinya tengah merasa kesal yang teramat walau entah apa sebabnya.

" Arrghhhhhh"

Setelah meluapkan emosinya dia meraih ponselnya dan mengetik sesuatu di room chat milik Sisil.

✉To Sisil : siap siap , gue otw kesana

Setelah pesan itu terkirim ia kembali memasukkan ponselnya kedalam sakunya lagi. Dan entah sadar atau tidak , panggilan yang iya berikan pada Sisil kini tak lagi menggunakan aku-kamu melainkan Lo-gue.

Setelah beberapa menit , mobilnya sudah berada di tempat yang Arbian tuju. Di depan lobi Sisil sudah menunggunya bahkan gadis itu kini sudah melambaikan tangannya. Tak lama melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam mobil Arbian.

"Kita mau makan dimana Ar ?"

" terserah" jawab Arbian acuh. Moodnya benar benar buruk saat ini.

Mendengar jawaban yang tak biasa itu membuat Sisil sontak menoleh kearah Arbian dengan kening berkerut. Ia dapat melihat raut wajah Arbian yang kini tengah memandang jalanan dengan tajam. Sepertinya mood laki laki itu sedang buruk.

" Arbian , kamu kenapa?" Suara lembut nan mendayu dayu itu berhasil mengalihkan pandangan Arbian , bahkan raut wajahnya yang tadi begitu tajam kini sedikit mengendur.

" gak kok , gak papa." Jawab Arbian.

"Serius ?"

" iya serius kok." Arbian tersenyum. " jadi , kita mau makan dimana hm ?"

" tempat biasa aja kali ya , aku kangen sama pastanya." Jawab Sisil antusias.

" oke kita kesana."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!