NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benar-Benar Datang

"Aku belum ingin menikah" akhirnya Lea menjawab pertanyaan Henry dengan lirih, ia seolah tak punya tenaga.

"Bibi menikah saja dengan paman Henry" seloroh Amora, membuat Lea kaget dan menoleh ke arahnya dengan tatapan tak biasa. Henry hanya tersenyum, ia sama sekali tidak kaget dengan yang di ucapkan Amora.

"Sepertinya nona butuh istirahat, dari tadi nona berbicara melantur" kata Lea

"Aku baik-baik saja bibi, aku tidak butuh istirahat. Bibi menikah saja dengan paman Henry dan tetaplah tinggal disini"

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan nona Amora?" Henry tersenyum pada Lea

Lea menatap Henry dengan tajam, ia kesal dengan laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

Perhatian Amora masih pada Lea, gadis kecil itu sama seperti Henry yang sedang menunggu jawabannya.

"Diamlah... " ucap Lea dengan suara tertahan dan melototkan matanya pada Henry, namun Henry seolah tidak takut dengan Lea. Justru ia merasa gemas melihat ekspresi Lea

Amora terlihat bingung, menatap Henry dan Lea secara bergantian. Kenapa dua orang dewasa yang di hadapannya ini hanya saling diam dan menatap, pikirnya.

"Apa nona makannya sudah selesai?"

"Sudah bibi, pudingnya sudah habis tak tersisa" Amora memperlihatkan piring nya yang kosong.

"Sini biar bibi cuci" Lea mengambil alih piring dan berlalu ke dapur.

Amora dan Henry menatap punggung Lea hingga bayangan wanita itu tak terlihat lagi.

"Paman... " panggil Amora dengan berbisik, ia mencondongkan badannya kedepan supaya lebih memudahkan dirinya dengan Henry

"Ada apa nona?" Henry pun ikut berbisik dan mencondongkan badannya.

"Bagaimana, apa paman mau menikah bibi Lea?"

"Paman mau-mau saja nona, tapi sepertinya bibi Lea tidak mau dengan paman" Laki-laki itu menunjukkan wajah memelas nya, ia sepertinya sengaja membuat Amora simpatik terhadap nya.

"Itu masalah gampang, paman tidak perlu bersedih. Nanti aku akan membantu paman" ucapnya dengan meyakinkan

"Benarkah?" mata Henry berbinar seperti mendapatkan undian

"Iya paman, kalau begitu aku ke kamar dulu ya paman" pamit Amora

"Iya nona, terimakasih"

•••

Hari terasa begitu cepat, kini petang sudah menyambut. Beberapa karyawan di perusahaan milik orang tua Nathan sudah pulang, hanya ada security dan office boy yang masih belum pulang.

Tapi tidak dengan Nathan, ia justru kembali ke kantor di saat petang. Ia baru saja menemui kliennya di luar dan kembali ke perusahaan untuk menyimpan beberapa dokumen di ruangannya.

"Tuan Nathan kemari lagi? saya pikir langsung pulang kerumah" tanya salah satu security

"Saya kemari hanya ingin menyimpan beberapa dokumen saja" jawab Nathan tersenyum

Nathan masuk ke dalam ruangannya, dan menyimpan beberapa dokumen yang tadi ia bawa untuk menemui klien. Senyum terukir di bibirnya yang tipis. Ia berhasil memenangkan tender yang lumayan besar. Papa Zio pasti akan bangga dengannya.

Setelah menyimpan semua dokumen, kini Nathan berlalu ke luar ruangan dan hendak ke tempat parkir untuk mengambil mobilnya.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di jalan tak sengaja melihat sebuah toko kue, ia pun berhenti sejenak hendak membeli kue untuk adiknya, Tania. Sekalipun ia sering berdebat dengan Tania, tapi ia sangat menyayangi adiknya. Selisih usia Nathan dan adiknya hanya sebelas bulan. Papa Zio dan mama Moza butuh waktu hampir dua belas tahun untuk memiliki anak, hingga akhirnya lahir lah Nathan. Papa Zio dan mama Moza tak melakukan program keluarga berencana karena mereka memang ingin memiliki anak lagi. Mereka takut ketika melakukan program keluarga berencana akan sulit lagi untuk memiliki anak. Hingga pada akhirnya ketika Nathan baru berusia tiga bulan, mama Moza di ketahui hamil lagi.

Nathan sudah sampai di rumahnya, tak ada yang menyambut nya karena mamanya belum kembali dari Jerman. Ya... biasanya mama Moza selalu menyambut nya ketika ia pulang dari kantor.

Tania tak terlihat, karena ia sedang berada di kamarnya. Wanita itu tengah berendam di kamar mandi sehingga ketika ia tak mendengar ada orang yang mengetuk pintu kamarnya. Orang itu tak lain ialah Nathan.

Laki-laki itu masuk ke kamar adiknya yang ternyata tidak di kunci. Ia meletakkan bungkusan kue di atas nakas samping tempat tidur lalu ia keluar dan kembali ke kamarnya sendiri untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Tania terlihat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono yang menutupi tubuhnya. Ia duduk di depan meja rias kemudian mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hair dryer. Di pantulan cermin ia melihat ada bungkusan di atas meja nakas. Ia penasaran dan beranjak berdiri mengambil bungkusan tersebut. Tania membuka bungkusan itu yang ternyata berisi roti. Bibirnya kini tersungging ke atas, merasa senang dengan isi di dalamnya.

•••

Nathan dan Tania kini berada di ruang makan. Ketika Nathan hendak mengambil makanan, Tania justru menahan tangan kakaknya itu.

"Biar aku saja yang mengambilkan makanan untukmu"

"Kau kenapa? apa kau sedang kesambet? hantu mana yang telah merasukimu?" seloroh Nathan

"Yang merasuki ku bukan hantu, tapi kue" ucap Tania seraya mengambilkan makanan untuk kakaknya, tak lupa ia pun menyematkan senyumannya

"Kue? maksudmu?" Nathan menautkan alisnya

"Kau ini, aku kerasukan kue yang kau belikan untukku" ia masih saja tersenyum

Nathan menahan tawanya, "Hanya kue saja kau sedari tadi tersenyum begitu padaku, bagaimana jika aku memberimu berlian. Bisa-bisa kau selalu tersenyum seperti orang gila"seru Nathan

" Kau ini menyebalkan" Tania mencubit lengan Nathan, tapi yang di cubit hanya tertawa.

"Aku hanya becanda" Nathan masih tertawa

"Terimakasih ya kuenya. Kau tak perlu memberiku berlian, aku tak membutuhkannya. Cukup kau belikan makanan kesukaanku saja"

"Kebanyakan wanita menyukai berlian, tapi kenapa kau tidak?" Nathan merasa heran dengan adiknya. Tania bahkan mamanya tak suka dengan berlian ataupun barang-barang branded lainnya. Mereka memang punya, tp hanya beberapa dan itu pun jarang sekali di pakai

"Aku bukan bagian dari wanita pecinta berlian, aku lebih suka makanan karena bisa membuatku kenyang. Sedangkan berlian hanya untuk di pandang saja, jadi buat apa? tak ada gunanya" jelas Tania, Nathan hanya menganggukkan kepala nya

"Kau sering beli makanan, dan selalu kau makan habis tak tersisa. Tapi kenapa badanmu tetap kurus?"

Tania sibuk mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya, ia nampak berpikir dengan pertanyaan yang kakaknya lontarkan.

"Entahlah" jawab Tania dengan santai setelah menelan makanannya

"Bukannya waktu itu kau pernah mencoba untuk diet? sudah kurus tapi mau diet. Seperti apa nanti bentuk tubuhmu" ledek Nathan

Sebenarnya tubuh Tania tidak begitu kurus. Bisa di bilang tubuhnya itu ideal, impian para wanita. Tinggi badannya pun sekitar 175 cm. Namun Nathan selalu saja meledek adiknya, karena ia tak mau adiknya itu melakukan diet.

"Sebenarnya bukan diet, tapi.... "

"Apa?" Nathan penasaran karena Tania tak melanjutkan ucapannya

"Lupakan saja, tidak penting"

•••

Catherine sedang menikmati makan malam bersama suami dan kedua anaknya. Seperti biasa di ruang makan nampak ramai karena mereka selalu menyelipkan obrolan. Terlebih lagi Alexa dan Kelvin selalu saja berdebat meskipun itu hal sepele.

"Tidak usah buru-buru, aku tidak meminta makananmu" seru Kelvin yang melihat kakaknya makan dengan ter buru-buru

"Aku buru-buru karena harus mengerjakan tugas sekolah, lagi pula mau aku buru-buru atau tidak apa masalahnya?" ketus Alexa

"Sudah tahu ada tugas sekolah kenapa tadi pulangnya hampir petang?" Kelvin melirik pada kakaknya

" Kau ini, aku pulang hampir petang karena ada tugas kelompok. kau pikir aku bersama teman-teman ku pergi bermain?" seru Alexa

"Ber... "

"Kelvin sudah, kasihan kakakmu" Catherine menyela perkataan Kelvin.

"Lanjutkan makanmu Alexa, papa tahu kau sedang banyak tugas akhir-akhir ini jadi kau jangan sampai telat makan ya nak" ucap Richard

"Iya pa.. "

"Pa, apa kau tau? tadi siang Nilam datang ke sekolah untuk menghadiri rapat orang tua siswa"

"Benarkah?" Richard seolah tak percaya

"Iya pa, walaupun dia datang terlambat"

"Jadi bibi Nilam benar-benar datang ke sekolah ma?" tanya Kelvin, ia ikut menimpali pembicaraan orang tuanya.

"Iya sayang" Catherine menganggukkan kepalanya

^_^ jangan lupa dukungan vote dan likenya ya teman-teman

Maaf jika kata-kata atau kalimatnya kurang menarik, karena ini karya pertamaku dan aku masih belajar.

Terimakasih^_^

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!