gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
"Selesai? ". Tanya ku pada Daffa.
Daffa tersenyum ke arah ku lalu menganggukkan kepala nya, itu tanda nya ia sudah kenyang.
Selesai makan aku dan Daffa hendak pergi untuk pulang ke rumah, dan tak lupa aku membayar makanan kami terlebih dulu.
Setelah itu kami berdua pun berlalu pergi dari warung mang Bud untuk pulang ke rumah.
Sesampai nya di rumah aku membuka pintu, seperti nya Ibu sudah pulang karna pintu sudah tidak di kunci dari luar.
" Assalamu'alaikum ". Ucap ku saat sudah masuk rumah.
" Walaikumsalam ". Jawab Ibu yang duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV.
Aku pun duduk di samping ibu dan menyuruh Daffa untuk mengganti pakaian nya terlebih dulu.
Saat aku dan Ibu sedang asik menonton TV, ponsel ku berdering tanda nya ada yang menelpon, ku lihat ponsel yang ku letakkan di atas meja, ku lihat nama yang tertera di layar ponsel, ternyata cika yang menelpon ku.
Aku pun menjawab panggilan nya, Cika meminta ku untuk ketemuan di cafe tempat biasa kami bertemu.
Setelah mengajak ku, dan aku menyetujui nya Cika pun mematikan sambungan telpon.
Aku pamit pergi kepada Ibu, setelah Ibu memberi izin aku pun berlalu pergi dari rumah.
Setelah menempuh jarak waktu kurang lebih setengah jam, akhir nya sampai juga di cafe tempat biasa kami datang.
Kali ini aku yang datang lebih dulu dari Cika, teryata saat dia menelpon ku ia sedang berada di rumah saudara nya.
" Ayu". Panggil Cika saat ia sudah berada di dalam cafe, aku dan Cika pun saling cupika cupiki .
Aku hanya membalas nya dengan tersenyum, lalu duduk lagi di kursi.
"Udah lama ya? ". Tanya Cika pada ku, yang melihat sudah ada minuman di meja.
" Baru sih, minuman gw juga baru datang! ". Jelas ku pada Cika.
Kami bercerita perihal rumah tangga masing-masing, menanyakan kabar suami kami masing-masing.
Dan kini pembahasan kami tentang aku yang ingin membuka usaha jual baju, seperti butik lah, tapi ini usaha yang ingin ku lakukan tidak hanya untuk menarik pelanggan yang kaya saja, namun harus bisa menarik yang biasa-biasa juga.
" Gimana jadi gak? ". Tanya Cika pada ku.
Aku masih menimang-nimang, menunggu waktu yang tepat, aku tak ingin ter buru-buru karna biaya awal nya lumayan besar.
" Jadi sih tapi nanti dulu". Kata ku.
Obrolan kami terus berlanjut, saat kami sedang asik mengobrol ponsel Cika berdering.
"Sebentar ya Yu, Paksu nelpon! ". Cika menjawab telpon dari suami nya Aldi.
Selesai menerima telpon Cika pun meletakkan ponsel nya ke atas meja.
" Kenapa Cik? ". Tanya ku penasaran.
" Kata nya dia sedang berada di daerah ini, dan akan menyusul ku sekalian nanti pulang bareng. Dia sedang membahas kerja sama dengan klien di dekat sini! ". Jelas Cika memberi tahu kalau Aldi suami nya akan datang.
Aku dan Cika memakan makan yang sudah kami pesan dan baru saja sampai di meja kami.
Aldi datang saat mereka sedang menyantap makanan mereka.
" Hay. Sayang".Aldi mencium pipi kiri dan kanan Cika, Cika tersenyum manis mendapat perlakuan dari suami nya Aldi. Lalu ia ikut duduk di samping Cika istri nya.
"Ayu, apa kabar? ". Tanya Aldi saat ia sudah duduk di kursi.
Ayu yang melihat keromantisan Cika dan Aldi merasa sangat bahagia dengan rumah tangga mereka berdua.
" Alhamdulillah baik, lo sendiri? ". Jawab dan tanya balik Ayu pada teman sekaligua suami dari sahabat nya.
"Baik juga". Balas Aldi menjawab pertanyaan Ayu.
Mereka pun makan sambil mengobrol juga, membahas masa-masa sekolah mereka dulu, sampai pada akhir nya pembahasan tentang Arga yang sudah pulang ke Indonesia, dan kata nya akn menetap di sini.
Ayu baru tau ternyata Arga belum menikah juga sampai sekarang, dan lebih parah nya Aldi bilang jika ia belum menikah itu karna diri nya.
" Tapi Di, sekarang aku sudah menikah lagi! ". Jelas ku pada Aldi.
Aldi paham dengan keadaan ku, sebelum nya ia juga sudah memberi tahu tentang pernikahan kedua ku pada Arga, dan Arga menerima itu semua perlahan tapi pasti Arga mencoba menerima semua ini.
Aku bersyukur jika Arga menerima semua ini, dan aku berdoa semoga ia mendapatkan wanita yang lebih baik dan mencintai nya dengan tulus.
Tak terasa terbatas mereka sudah lama berada di cafe, dan makanan mereka pun habis ludes, kini Cika, Aldi dan juga aku akan pulang ke rumah masing-masing.
Cika dan Aldi menawarkan untuk mengantar ku, namun aku menolak nya, untuk tidak repot-repot. Kami pun berpisah saat sudah keluar cafe, tak perlu menunggu lama aku memesan grab untuk cepat sampai ke rumah.
Widia pov.
" Akkkkk!". Teriak Widia sambil melemparkan semua yang ada di meja rias nya, setiap kali dia pulang ke rumah, keadaan rumah pasti berantakan oleh nya.
Karna ia selalu mengingat jika Raka menikah lagi dengan wanita lain, apa lagi mereka semakin hari semakin romantis saja.
Dada Widia sesak, air mata yang terus saja mengalir deras di pipi nya, setiap hari selalu saja seperti itu, menangis...menangis dan terus saja menangis tampa henti.
"Ya Allah..., kenapa seperti ini, hiks...hiks...hiks...!". Widia terduduk lemas di lantai sambil menundukkan kepala di kedua lutut nya.
Lama ia menangisi nasib nya, sempat terbesit di dalam relung hati nya, ini tidak adil.
"Tidak...tidak...tidak, aku tidak boleh seperti ini. tapi bagai mana ya Allah, aku harus apa? ". Widia bertanya-tanya pada diri nya sendiri.
Lelah nya berperang dengan fikiran nya, melamun menatap kosong ke depan, mata yang sudah bengkak dan keadaan yang sudah seperti orang gila saja.
Widia pun akhir nya ke kamar mandi, lagi dan lagi di kamar mandi Widia kembali meneteskan air mata nya sehingga membuat waktu mandi nya lebih lama lagi.
Setelah puas menangis di dalam kamar mandi kini ia keluar dan memakai baju santai, lalu ia merebahkan tubuh nya di atas kasur, lelah nya karna menangis terus menerus perlahan tapi pasti mata Widia mulai terpejam sehingga ia pun tertidur sejenak.
Ayu pov.
Akhir nya sampai juga di rumah, aku turun dari mobil dan tak lupa membayar biaya grab, setelah itu aku turun dari mobil dan berjalan masuk ke lorong rumah.
Sesampai nya di depan pintu, aku mengetuk pintu depan, dan tak lama pintu pun terbuka, ku lihat orang yang membuka pintu dan ternyata itu adalah Daffa putra ku, Daffa menyambut ku dengan tersenyum manis.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘