NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Adrian yang kini sudah berada di mobilnya, langsung menghubungi pimpinan kantor yang tadi ia temui. “Apa benar ada karyawati bernama Binar?”

“Benar, Pak, dia belum lama kami rekrut menjadi Office Girl. Ada apa, Pak?” tanya pimpinan tersebut.

Adrian lalu meminta untuk tak memberitahu siapa pemilik kantor kepada Binar, hingga ada beberapa hal yang ia sampaikan pada pimpinan kantor tersebut, sebelum akhirnya mengakhiri panggilan teleponnya.

Apa yang ia lihat di lift ternyata tak salah. Untungnya, ia bisa menjaga diri untuk tak langsung memanggil Binar. Kalau tidak, wanita itu sudah pasti akan kabur lagi.

“Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Jangan sampai Binar tahu dia kerja di mana. Aku harus gerak cepat,” gumamnya.

Perasaan shock dan campur aduk masih ia rasakan. Di satu sisi ia bahagia akhirnya bisa menemukan istrinya. Meski di sisi lain, ia cukup tertegun karena Binar sampai harus bekerja jadi Office girl, di perusahaannya sendiri.

Sementara itu, Binar yang baru saja selesai istirahat, dipanggil oleh pimpinan ke ruangannya.

“Siang, Pak,” sapanya setelah mengetuk pintu.

Setelah mempersilakan duduk, lelaki yang menjadi pimpinan kantor tersebut mengutarakan sesuatu hal, terkait dengan penawaran kerja untuk Binar.

“Apa, Pak? Saya jadi admin operasional? Apa saya tidak salah dengar? Apa Bapak tidak salah orang juga? Karena saat itu saya melamar kerja sebagai Office girl,” ujar Binar tak percaya.

Lelaki itu kemudian menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan Binar lebih sesuai untuk menjadi admin operasional di kantor tersebut. Tak hanya itu, posisi tersebut juga sedang membutuhkan tambahan karyawan, sehingga dirasa, Binar pantas untuk menempatinya. “Saya lihat, kinerja kamu juga baik selama ini.”

Meski awalnya janggal, tapi Binar cukup senang mendengar kabar ini. Artinya, ia tak akan disuruh-suruh lagi untuk membeli makanan karyawan dan berkutat pada pekerjaan "kasar". Dengan mantap ia menerima penawaran dari sang pimpinan.

Ia lalu diminta untuk mulai bekerja dengan jabatan barunya besok dan tak lagi memakai seragam OG.

Hingga saat pulang ke kos, Binar masih terbayang-bayang akan jabatan barunya, di mana setelah ia menemui kepala personalia tadi sore, ia juga mendapatka informasi akan kenaikan gajinya.

“Lagi pula juga hanya admin, bukan kepala divisi, Bin, jadi kamu tak perlu memikirkannya. Siapa tahu memang ini rezekiku,” tuturnya tak ingin berpikir macam-macam.

***

Keesokan harinya di kantor, Binar yang sedang berpamitan pada Winda, mendapat respons yang tak terlalu positif. Winda yang lebih dulu bekerja, merasa ini tak adil. Apalagi, jenjang pendidikan mereka tak begitu jauh, meski ia hanya lulusan SMA. Pikiran negatif pun muncul dalam benaknya.

“Selamat, ya, Bin,” ucap Winda berlalu pergi meninggalkan temannya itu.

Berusaha tak peduli dengan sikap Winda, Binar bergegas menuju ke mejanya. Sudah ada staf pendamping di sana, yang siap mengajarinya. Hingga di salah satu sudut ruangan, Winda yang tengah membantu karyawan memfotokopi berkas, memandangi Binar dengan tatapan sinisnya.

“Meskipun kamu sudah jadi karyawan di ruangan ini, tapi jangan sekali-kali kamu menyuruhku ya, Bin, aku tidak akan mau!” ketus Winda menghampiri Binar saat akan keluar ruangan.

Dua bulan berlalu, Binar yang dirasa cepat tanggap dalam bekerja, mendapat apresiasi dari pimpinan kantor. Ia kembali dipanggil menghadapnya pagi ini. Lagi-lagi, kabar tak terduga kembali Binar dengar.

“Pak, apa Bapak tidak salah mengambil keputusan? Saya baru 2 bulan menjadi admin operasional, sekarang mau dipindahkan menjadi asisten kepala divisi pemasaran? Bapak serius?” tanya Binar tak percaya.

Meyakinkannya karena kinerja Binar yang dianggap baik, membuat pimpinan kantor ingin Binar mendapat kesempatan berkarir yang lebih baik.

Hal ini bak buah simalakama bagi Binar. Semakin tinggi posisinya di kantor, semakin banyak pula yang tak suka padanya. Winda saja yang awalnya adalah teman baiknya di kantor, kini terlihat memusuhinya.

“Tapi, Pak, apa nantinya tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial di antara karyawan lainnya? Apalagi banyak dari mereka yang lebih lama bekerja di sini, tapi belum mendapat kesempatan naik posisi," tutur Binar.

Memintanya untuk tak memedulikan apa kata orang, sang pimpinan terus meyakinkan jika ia memang pantas mendapatkannya. “Kita coba ya, kalau sekiranya kamu tak mampu, kita bisa atur lagi ini, anggap ini adalah masa percobaan posisi barumu.”

Jika diingat, 1 bulan setelah pengangkatannya menjadi admin operasional, ia memang pernah menyumbangkan ide untuk produk terbaru kantor. Di mana, idenya saat itu cukup memberikan hasil yang bagus pada tingkat penjualan. Untuk itu lah, Binar merasa mungkin hal itu menjadi salah satu alasan ia diminta untuk menjadi asisten kepala divisi.

Hingga ia nekat menerima tawaran tersebut, tak peduli dengan cibiran yang lainnya, karena ia juga butuh pekerjaan ini untuk keberlangsungan hidupnya. Tak hanya itu, ia juga mendapat fasilitas voucher belanja baju-baju kantor di salah satu toko ternama. Meski awalnya ragu menerimanya, tapi sang pimpinan mampu memberikan fakta bahwa hal itu telah menjadi bagian dari reward karyawan berprestasi.  

***

“Aku yakin deh, Mbak, si Binar itu mungkin jadi sugar babynya pimpinan. Masak baru juga jadi Office girl, terus diangkat jadi admin operasional, terus lagi sekarang malah jadi asisten kepala divisi pemasaran,” terang Winda saat tengah mengobrol dengan Agnes.

Agnes yang dari awal juga merasa ada yang aneh, karena posisi Binar saat ini lebih tinggi darinya. Meski hanya magang, tapi pendidikannya jauh lebih tinggi dari Binar. Ada rasa tak terima juga dalam benaknya, karena sejujurnya ia sedang mengincar posisi itu untuk baju loncatan karirnya di kantor tersebut.

“Tapi mungkin karena dia kerjanya bagus. Setahuku, kantor ini tak hanya semata-mata memandang latar belakang pendidikan, tapi juga berdasarkan kinerjanya.” Agnes mencoba berpikir positif.

“Tidak mungkin, Mbak, kalau pun karena kinerja, masak ia secepat itu naiknya?” Winda kembali mematahkan opini Agnes.

Agnes pun lantas menanyakan alasan Winda terlihat kuat menuduh Binar jadi sugar baby sang pimpinan.

“Sini saya bisikkan sesuatu. Tapi Mbak Agnes jangan kaget ya,” ujar Winda mendekatkan bibirnya pada telinga Agnes.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!