NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:41.7k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Tepat saat siang hari, bel istirahat berbunyi, memecah keheningan dan menandakan waktu istirahat bagi para siswa. Suara langkah kaki terdengar riuh, murid-murid berhamburan keluar dari dalam kelas mereka dengan semangat untuk menikmati waktu istirahat.

Kali ini, Reka dan Felly tidak pergi ke kantin seperti biasanya. Mereka memutuskan untuk pergi ke lapangan bola basket untuk menonton Kael, Gabriel, Shaka, Reno, dan Kaiden berlatih. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, membawa kesejukan di tengah teriknya siang hari.

Lapangan bola basket dipenuhi suara gemuruh bola yang memantul dan sorakan semangat dari teman-teman yang menonton. Reka dan Felly menemukan tempat yang strategis untuk menonton latihan tersebut. Dari kejauhan, mereka bisa melihat Kael dan teman-temannya sedang sibuk berlatih.

"Ayo, Kael! Kamu pasti bisa! Tunjukkan kemampuanmu!" ucap Felly, dengan semangat yang menggebu-gebu, berteriak histeris memberikan dukungan.

Reka tersenyum melihat antusiasme Felly. "Kamu benar-benar semangat ya, Felly," katanya sambil tertawa kecil.

"Gabriel, kau keren sekali! Shaka, Reno, Kaiden, semangat terus! Kalian luar biasa!" kata Felly tidak berhenti berteriak.

Reka melambaikan tangan ke Kael. "Semangat, Kael! Kami di sini mendukung kalian!"

Gabriel, Shaka, Reno, dan Kaiden juga tidak mau kalah. "Dengar itu, guys! Kita punya fans setia yang mendukung kita. Ayo, beri mereka pertunjukan yang bagus!" kata Gabriel dengan semangat, memberikan high-five kepada teman-temannya.

Shaka menggiring bola dengan lincah, melewati beberapa pemain lawan dan melakukan layup yang sempurna. "Ini untuk mu Felly, sayang!" serunya setelah mencetak poin.

Reka dan Felly bertepuk tangan dengan antusias. "Hebat, Shaka! Lanjutkan!" seru Felly.

Latihan terus berlanjut dengan penuh semangat. Reka merasa senang bisa menyaksikan teman-temannya berlatih dan melihat Kael yang berusaha keras di lapangan. Sorakan dan dukungan dari Felly serta para penonton lainnya semakin menambah semangat mereka.

Felly menjerit kegirangan saat bola kembali masuk ke dalam ring basket. "Ya ampun, kalian hebat banget! Sumpah keren banget!" teriaknya, suaranya melengking penuh antusiasme. Saking senangnya, Felly sampai melompat girang, tangannya mengepal ke udara.

Reka yang melihat kegembiraan sahabatnya hanya bisa tertawa. "Felly, santai sedikit, dong. Ini baru latihan," katanya sambil tersenyum.

Felly berbalik menatap Reka, matanya berbinar-binar. "Gimana bisa santai, Reka? Mereka keren banget! Bayangkan saja kalau ini pertandingan sesungguhnya. Aku mungkin bakal cosplay jadi barongsai tiap kali Kael, Gabriel, Shaka, Reno, dan Kaiden berhasil memasukkan bola ke dalam ring!" Felly tertawa terbahak-bahak, membayangkan dirinya melompat-lompat seperti barongsai.

Reka tertawa semakin keras, membayangkan pemandangan itu. "Kamu memang nggak ada duanya, Felly."

Gabriel berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan gerakan yang mulus dan elegan. Suara bola yang menghantam jaring diiringi sorakan dari para penonton. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Gabriel mengedipkan mata ke arah Felly, menunjukkan senyum khasnya yang narsis.

"Bagaimana, Felly? Keren, kan?" kata Gabriel, melangkah dengan gaya santai. "Ini baru latihan, bayangkan saja saat pertandingan nanti. Aku pasti akan mencetak poin lebih banyak lagi."

Felly, masih dalam euforia, melompat-lompat sambil bertepuk tangan. "Hebat banget, Gabriel! Kamu memang jago!" teriaknya dengan semangat.

Gabriel memutar bola di ujung jarinya, menambah kesan narsisnya. "Tentu saja, Felly. Apa lagi yang bisa kau harapkan dari pemain setampan dan sehebat aku?" katanya dengan nada menggoda.

Reka yang berdiri di samping Felly hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa. "Gabriel, narsismu benar-benar nggak ada obatnya," kata Reka sambil tersenyum.

Gabriel tertawa kecil, menerima komentar Reka sebagai pujian. "Reka, narsis itu perlu untuk membangun kepercayaan diri, tahu. Dan lihat, aku bisa mencetak poin karena percaya diri itu," katanya sambil menunjuk ring basket.

Latihan kembali berlanjut dengan penuh semangat. Sorak-sorai penonton semakin menggelegar setiap kali bola masuk ke dalam ring. Para pemain, termasuk Kael, Gabriel, Shaka, Reno, dan Kaiden, bergerak lincah di lapangan, menunjukkan keterampilan terbaik mereka.

Di tengah riuhnya latihan, tiba-tiba suasana berubah drastis. Gazef muncul di lapangan, berjalan cepat menuju Reka dan Felly yang berdiri di pinggir lapangan. Tanpa peringatan, Gazef langsung menampar Reka dengan keras, membuat suara tamparan menggema di seluruh lapangan.

Semua orang yang ada di sekitar terdiam sejenak, tercengang oleh kejadian itu. Felly yang melihat Reka ditampar, langsung berteriak marah, suaranya penuh emosi. "Gazef, apa-apaan kamu! Jangan berani-berani menyentuh Reka seperti itu!" teriak Felly dengan wajah memerah, matanya berkobar dengan kemarahan.

Gazef diam, tidak menghiraukan teriakan Felly. Dia hanya menatap Reka dengan tatapan tajam, penuh kebencian. Reka, dengan pipi merah bekas tamparan, balas menatap Gazef dengan pandangan penuh kemarahan dan kebencian yang sama.

Reka mengangkat tangannya, menyentuh pipinya yang terasa panas. "Apa maksudmu, Gazef? Kenapa kamu lakukan ini?" tanya Reka dengan suara yang tegas, berusaha menahan amarahnya.

Gazef tetap diam, matanya tetap tajam menatap Reka. "Kamu tahu apa yang kamu lakukan. Jangan bertingkah seolah kamu tidak bersalah," katanya dengan suara rendah tapi penuh ancaman.

Kael yang melihat Reka ditampar oleh Gazef, merasakan amarah yang mendidih dalam dirinya. Tanpa berpikir panjang, Kael melemparkan bola basket yang dia pegang dengan keras, hingga mengenai kepala Gazef dengan tepat. Gazef terhuyung ke depan, terkejut oleh benturan yang tiba-tiba itu.

Tidak puas hanya dengan itu, Kael segera menghampiri Gazef dengan langkah cepat dan penuh kemarahan. Dalam sekejap, dia melayangkan pukulan tepat ke arah wajah Gazef, membuat Gazef terjatuh ke tanah.

"Beraninya kamu menampar Reka!" teriak Kael dengan suara penuh amarah. "Kamu pikir kamu siapa, Gazef?! Menggunakan kekerasan terhadap seorang perempuan, kamu pengecut!"

Gazef yang terjatuh di tanah menatap Kael dengan kebencian, tetapi tidak bisa segera bangkit karena pukulan Kael cukup kuat.

Reka yang melihat kejadian itu mencoba menahan Kael, meskipun hatinya merasa lega karena ada yang membelanya. "Kael, hentikan! Jangan turunkan nilai dirimu dengan memukul sampah sepertinyalevelny," kata Reka sambil menarik lengan Kael.

Kael menoleh ke Reka, matanya masih dipenuhi kemarahan. "Reka, dia sudah keterlaluan! Tidak ada yang berhak menyakitimu seperti itu," katanya dengan suara tegas.

Gazef berusaha bangkit, wajahnya merah karena marah dan malu. "Kamu akan menyesal, Kael," katanya dengan suara dingin, tetapi terlihat jelas bahwa dia terguncang oleh kejadian ini.

Reka yang melihat raut wajah Kael yang sangat marah berusaha menenangkan suasana. Dengan langkah lembut, dia mendekati Kael dan menangkup wajah Kael dengan kedua tangannya, memaksa Kael untuk menatapnya.

Tatapan mereka bertemu, saling mengunci. Di tengah keributan dan ketegangan, dunia seakan berhenti sejenak hanya untuk mereka berdua. Mata Kael yang penuh amarah perlahan melunak saat melihat tatapan penuh kasih dari Reka.

"Kael, tenanglah," bisik Reka dengan suara lembut. "Aku tidak apa-apa, sungguh. Jangan biarkan amarah menguasaimu. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup untuk melindungiku."

Kael menghela napas panjang, amarahnya perlahan mereda. Dia menatap Reka dengan penuh perhatian, merasa kehangatan dari tangan Reka yang menangkup wajahnya. "Tapi Reka, dia... dia menamparmu. Aku tidak bisa diam saja melihat itu."

Reka tersenyum lembut, jari-jarinya mengusap pipi Kael dengan penuh kasih sayang. "Aku tahu, Kael. Tapi kita harus menyelesaikan ini dengan kepala dingin, bukan dengan kekerasan. Kamu adalah orang yang kuat dan baik, dan aku tidak ingin melihatmu terluka atau bermasalah karena aku."

Kael mendengarkan setiap kata yang diucapkan Reka, dan perlahan dia mengangguk, seperti anak kecil yang mendengarkan nasihat dari seseorang yang sangat dia sayang. "Baiklah, Reka. Aku akan mencoba tenang," katanya dengan suara yang lebih tenang.

Kael, yang masih diliputi emosi, menjatuhkan kepalanya ke pundak Reka, mencari ketenangan dari gadis yang dia sukai. Reka mengusap lembut kepala Kael, memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi Kael.

Reka mendengar Kael yang berbisik meminta maaf kepadanya. "Maafkan aku, Reka. Aku tidak bisa mengendalikan diriku tadi," bisik Kael dengan suara penuh penyesalan.

Reka tersenyum lembut dan mengusap rambut Kael dengan penuh kasih sayang. "Tidak apa-apa, Kael. Aku tahu kamu hanya ingin melindungiku. Terima kasih sudah ada untukku," kata Reka dengan suara menenangkan.

Di sekeliling mereka, suasana menjadi hening. Felly, Gazef, Gabriel, Shaka, Reno, dan Kaiden terdiam mematung melihat pemandangan itu. Felly dan Gabriel bahkan sampai menganga dengan mulut lebar, tidak percaya melihat Kael yang biasanya tangguh kini terlihat manja di hadapan Reka.

Gazef yang melihat pemandangan romantis itu mengepalkan tangannya, merasa marah dan hatinya seperti terbakar karena cemburu. Pandangannya penuh dengan kebencian dan kecemburuan saat dia menatap Kael dan Reka.

Di sisi lain, Felly dan Gabriel saling berpandangan, lalu melihat kembali ke arah Kael dan Reka dengan keheranan. "Aku tidak pernah melihat Kael seperti ini sebelumnya," bisik Felly kepada Gabriel.

"Ya, dia benar-benar Bulol," jawab Gabriel dengan nada kagum.

⚠️Promosi⚠️

...Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric....

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

1
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
Grey
kenapa harus Kunti bogel😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!