NovelToon NovelToon
Sang Pembangkit Gairah

Sang Pembangkit Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:21.6k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.

'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'

Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!

Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPG-33

Memandangi black card dalam genggaman, Hana lagi-lagi menghela nafas dalam, ia terdiam hening! hanya netra indahnya yang melayangkan tatapan kesana kemari sebelum akhirnya berakhir pada kaca jendela bus yang kini ia tumpangi, kabut masih pekat, cakrawala juga masih tampak gelap gulita.

Menyandarkan kepala dan mencoba untuk tertidur, Hana lagi-lagi menepis segala kerisauan hatinya, berharap semua rasa sesak yang ia bawa kabur bisa memudar dan perlahan berkurang di sepanjang perjalanan.

Kenapa dirimu benar-benar memilih untuk melakukan hal ini? dia pasti hancur karena mu Hana! dia pria yang tulus! kenapa kau tega menyakiti dan meninggalkan nya dalam kebingungan?

Tidak! dia bukan milikku! aku bukan wanita perusak rumah tangga wanita lain! sungguh aku tak ingin melakukan hal itu ...,

Tapi aku mencintai nya, Tuhan! pria itu ..., pria yang membeli diriku hampir satu tahun yang lalu! aku sungguh menginginkan nya, Tuhan! tapi kenapa? kenapa dia harus menjadi milik orang lain? tak bisakah diriku memilikinya walau dalam mimpi suatu saat nanti?

Buliran air mata Hana kembali luruh tanpa permisi, kemelut kerinduan kalbunya pada Edward membuat gadis itu terisak semakin dalam meskipun ia memaksakan mata untuk tetap terpejam.

*******

"Hana ..., apa kau sudah bangun sweetheart?" Edward menyipitkan mata, ia memandangi sekeliling sebelum akhirnya beranjak mencari keberadaan kekasihnya.

Apa dia sudah berkutat dengan mesin laundry atau dengan pisau dapur?

Edward melangkah cepat menuju ruang makan, pria dengan rambut hitam pekat itu menelisik setiap sudut ruangan, namun nihil.

"Hana!!! jangan bermain petak umpet dengan ku seperti ini, sweetheart! kau tahu bagaimana diriku bukan? aku akan mengurung dan menghukum mu seharian di kamar jika kau tak muncul dalam hitungan ketiga! one, two! it's almost-, and three!"

Hening,

Senyum jahat Edward seketika memudar, ia melangkah menuju pintu utama, raut wajah pria itu seketika berubah panik saat tak mendapati coat serta alas kaki Hana,

Edward kembali melangkah lebar menuju kamar, ia memperhatikan sekeliling sebelum akhirnya atensi pria itu tertuju pada sepucuk kertas dibawah ponsel Hana yang tergeletak di atas meja samping ranjang.

Hana ...

Jantung Edward mulai berdetak dengan tak beraturan, ia memejamkan mata sebelum akhirnya memutuskan untuk memeriksa isi pesan yang tertera.

Hai Tuan Jadenz ...,

Maaf, sekali lagi saya minta maaf,

Saya benar-benar membawa kabur kartu kredit yang Tuan berikan, Tuan tahu kan bahwa saya selalu membutuhkan uang ...,

Saya bahagia karena bisa mengenal pria seperti dirimu, sungguh! saya sempat memiliki pemikiran egois untuk bisa benar-benar merebut dirimu dari Raya, tapi saya kembali! tersadar bahwa itu bukanlah hal yang benar,

Tuan sendiri sempat meminta pada saya, supaya saya bisa merekatkan kembali hubungan Anda dengan Nyonya Bertha, hal itu menjadi perhitungan tersendiri bagi saya untuk mengambil keputusan,

Berbahagialah Tuan! semoga hubungan rumah tangga kalian semakin membaik,

Semua yang sempat terjadi diantara kita, anggap lah itu sebuah mimpi indah yang sempat menghampiri kemarin malam,

saya pergi dan terima kasih! ☺️

Edward meremas kuat selembar kertas yang ditinggalkan Hana hingga kini tak lagi berbentuk dalam genggamannya.

"Apa ini Hana? apa ini alasan dari semua sikap manis mu semalam? kenapa? kenapa kau memilih untuk kabur dariku?" Edward terisak, pria tampan dengan rambut hitam pekat itu tak lagi mampu membendung air mata.

Tidak Edward! kau harus segera mencari keberadaan nya, jangan sampai Hana semakin menjauh! kau harus bisa menemukan nya! tapi bagaimana caranya? aku harus mulai darimana?

"Aaaaaaggghhhh!!!!! Bertha sialan!!!!"

Edward mengacak rambut, pria itu bahkan meluapkan amarah dengan membanting vas bunga yang terletak di atas meja.

"Hana ..., jangan pergi dan menghilang dariku, sweetheart! aku mohon! aku mohon Hana! aku mencintaimu, kenapa kau tak berada disini lebih lama? diriku bahkan tengah mencoba untuk menyelesaikan semuanya dengan Bertha! aku hanya butuh dirimu Hana! pria penakut ini selalu membutuhkan mu, sweetheart!" suara Edward kian serak, jemarinya tampak menyapu wajah Hana pada layar ponsel miliknya.

******

Cahaya matahari nampak cukup terik saat Hana telah berdiri menatap sebuah bangunan rumah dengan halaman yang kini telah nampak dipenuhi dengan rumput ilalang yang meninggi.

Memperhatikan sekeliling yang begitu sunyi membuat Hana sedikit kebingungan, hingga akhirnya seorang wanita dengan usia lanjut datang menghampirinya,

"Kau kembali Hana? ini kunci rumah yang sempat dititipkan oleh ayah mu padaku!"

"Ayah? tapi dimana ayah bi?" Hana menerima uluran kunci dengan raut wajah penuh tanya.

"Maaf Hana aku sendiri kurang begitu tahu kemana ayah mu pergi, tapi sekitar lima bulan yang lalu salah satu putrinya datang kemari! mungkin ayah mu memilih tinggal bersama putri kandungnya!"

"Putri?"

"Apa mendiang ibumu tak pernah bercerita tentang mantan istri dari ayah mu? mereka memiliki seorang putri sebelum ayahmu memilih untuk tinggal bersama ibu angkat mu disini," sang wanita tua berbicara dengan sedikit terbatuk-batuk sembari memperhatikan Hana yang membeku.

"Aaah! maafkan aku Hana jika diriku terlalu banyak bicara! masuklah kau pasti lelah!"

"Terima kasih bi," Hana memaksakan senyum, ia sedikit menundukkan kepala saat sang wanita tua melangkah pergi dari hadapannya.

Ayah? memiliki seorang putri? kenapa diriku sama sekali tak mengetahui tentang hal itu?

Hana mengusap wajah lelahnya sebelum akhirnya kembali menenteng ransel jinjing yang ia bawa.

*****

Kemana gadis itu pergi? kenapa ia meninggalkan Cranberries? apa masalah yang ia hadapi terlalu mengguncang pikiran nya? apa Bertha mengancam Hana? ia bahkan meninggalkan Edward saat hari masih sangat gelap,

"Aaaiiiish! sialan! padahal diriku baru saja bisa berbicara hangat dengan nya! apa yang harus kulakukan? haruskah diriku mengikuti gadis itu? tapi bagaimana dengan ayah juga ibu? alasan apa yang harus ku katakan pada mereka?"

"Astaga William! kenapa kau begitu terobsesi padanya! dia hanya gadis biasa!"

Justru karena kesederhanaan nya dirimu jatuh hati pada Hana, dasar pria o'on!!! kau bahkan sengaja membuntuti Hana dan mengamati gerak-gerik gadis itu kemanapun ia pergi.

William lagi-lagi mengumpat dan memaki dirinya sendiri dalam hati.

"Aku harus menemui wanita licik itu! aku tak akan membiarkan dia menyakiti cinta pertama ku! cukup Katheryn yang menjadi korban atas keegoisan Bertha juga Edward! jika diriku berhasil merebut hati dan memiliki Hana! maka diriku juga akan berhasil membuat Edward terluka!" sudut bibir William nampak tertarik ke atas dengan jemari yang mengepal.

*****

Malam hening kembali menyapa dan selalu membuat Hana bertanya-tanya, siapa dan dimana sebenarnya orang tua kandungnya! kenapa mereka tega meninggalkan Hana di panti asuhan bersama ibu Sohwa?

"Bukankah lebih baik kau kembali ke panti asuhan? kembali ke tempat ini pun rasanya percuma, ayah bahkan meninggalkan rumah ini dan membiarkan nya kosong tak berpenghuni, tapi jika diriku kembali ke panti -, bukankah diriku hanya akan menjadi beban untuk ibu Sohwa? kenapa hidup ku jadi seperti ini Tuhan? aku tak ingin mengeluh, tapi sungguh ..., ini cukup berat bagiku!" Hana bergumam sembari menatap suasana gelap nan sunyi melalui kaca jendela.

Kenapa ponsel ku harus tertinggal? seharusnya diriku bisa mencari pekerjaan disekitar sini jika diriku membawanya,

Raut wajah Hana kembali nampak sendu, ia terus menghela nafas dalam selama berkali-kali demi mencoba untuk memudarkan kusutnya pikiran dalam kepala.

Tuan Edward ..., bisakah kita bertemu lagi? astaga se jalang inikah diriku? kenapa hatiku selalu mengharapkan kehadiran pria yang bukan milikku setiap kali malam sunyi datang menghantui?

Sementara itu di sisi lain,

Beberapa staf dibuat kalang kabut saat Edward mengamuk dan meracau tak jelas pada semua orang yang menyentuh dan mencoba membantu dirinya untuk kembali duduk di sofa.

Pecahan beberapa botol spirit drinks juga gelas nampak berserakan di lantai juga meja, para bodyguard yang bekerja untuk nya pun tak berani berbuat banyak karena Edward mengancam akan memecat mereka.

🧔"Kita hubungi saja Nyonya Bertha!"

🧒"Apa tidak lebih baik jika kita menghubungi Nyonya Besar?"

🧔"Tidak! Nyonya Besar, bagaimana jika ia justru jatuh sakit saat melihat Tuan Edward seperti ini? kau ingat bukan, Nyonya Samantha memiliki riwayat penyakit jantung?"

🧒"Kau benar! baiklah! akan ku hubungi Nyonya Bertha."

Tak lebih dari lima belas menit, Bertha pun nampak muncul dan melangkah dengan raut wajah panik saat melihat Edward yang telah terkapar dan tak sadarkan diri.

"Apa kalian gila? kenapa tak segera membawa suamiku ke rumah? bagaimana bisa kalian membiarkan Edward seperti ini, haaaaaaghh?"

Bertha berteriak dan seketika memaki para pengawal pribadi sang suami,

"Kami-, sudah mencoba untuk membujuk Tuan untuk kembali ke rumah, Nyonya! tapi Tuan-,"

"Jangan banyak bicara! segera bantu aku membawa Edward sekarang! dan kau! segera hubungi dokter dan panggil ke rumah! cepat lakukan!!!!"

"B-baik, Nyonya!"

"Edward! kenapa dirimu jadi seperti ini, honey? kau bahkan hampir tak pernah menenggak alkohol sebelumnya," Bertha menepuk lembut pipi Edward, wanita itu juga nampak menangis melihat kondisi yang begitu menyedihkan dari paras sang suami.

"Lepaskan aku-, Hana! kau dimana sweet-, heart?'

"Edward! tenanglah honey! aku bersama mu! kita akan segera pulang ke rumah!" Bertha nampak membelai rambut hitam sang suami dan turut melangkah beriringan dengan para pengawal yang memapah tubuh suaminya.

'Hana ..., kita akan pulang!'

1
Bunda HB
Itu lah yg krn ninggalkn Edward,skrg msk mulit singa.gk ada yg bisa nolong skrg nikmati aja hana.keras kepala.
Bunda HB
Terllu PD bgt km betha,kata Cerai udah di ucapkan tinggal nunggu minggat dri rmh newah itu.tunggu tgl main nya.
Bunda HB
Pindah apertenen biar bertha gk dtg lgi Edward.kasian hana jdi korban mu dan istri mu.
Kasniwati Kasni
sangat bagus/Proud/
Parnadi
kelanjutannya gimana nih,hadehhhh lagi asik baca 😭
Vika Amalia Oktavia
dan mak lampirpun mulai tersadar..👀
@Biru791
semangatt up yok
Bunda HB
Emang enk di abaiksn bertha...😁😁
Bunda HB
Lho....lho.....skrg tau rasanya kesepian ditinggal suami mu.slma ini kemana aja km istri durjakim.SUAMI juga ada kalanya lelah cri yg lbih bsa mengerti dan bisa menjaga.km istri durjakim hya foya2 ,senang2.Edward buta,tpi skrg dikit2 udah sadar...😁😁
Vika Amalia Oktavia
makin penasaran...
Bunda HB
Sebenarnya burung nya Edward gk berkicau sama istrinya to kak thor,tpi sama hana sll on trs...😂😂
Siti Ariani: 🤣🤣🤣🤭 bisa banget di othor jawabnya
JackRow: kalau untuk jenisnya, akan lebih baik jika menyesuaikan dengan selera para pembaca saja kak, enaknya jenis burung apa 😌
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!