NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chamomile

"Aku mencintaimu" Ucap seorang Pria berambut hitam legam sambil mengusap pipi seorang gadis berambut emas itu.

Telapak tangannya yang lebar, mengusap tengkuk gadis itu dan menariknya dengan penuh perasaan sembari mendekatkan bibirnya di leher bersih gadis itu.

"Jangan meninggalkanku. Aku benci saat aku sendirian" Ucapnya sekali lagi sambil menarik napasnya dalam-dalam saat menghirup aroma manis dari leher gadis itu.

"Aku sungguh mencintaimu"

...♧♧♧...

"KHUK...!" Lucian membuka matanya. Dia ketiduran di kamar Andralia karena merasa bosan hanya menemani Andralia belajar seharian dan dia tidak melakukan apapun.

Lucian mengangkat pandangannya dan melihat Andralia yang masih fokus dengan buku-bukunya itu. "Huuft, padahal aku ada di sini. Apa buku-buku itu lebih menarik dariku?" Tanya Lucian sambil menempelkan kepalanya di atas meja dan masih melihat Andralia yang fokus di sana.

Lucian terus berceloteh sendiri di sana. Andralia mendengarkan semua celotehan Lucian. Dia melihat ke arah Lucian dengan wajahnya yang kesal. Bibir Andralia manyun melihat Lucian. Matanya juga menyipit.

"Uwh? Ke...kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Lucian sambil kembali duduk dengan benar dan menutupi wajahnya dengan buku yang ada di dekatnya.

Andralia turun dari kursinya dan berjalan cepat ke arah Lucian.

Dia duduk di sebelah Lucian dengan dekat. "Bagaimana Lucian bisa sepintar ini? Apa kamu memakan buku pelajaran?" Tanya Andralia sambil memajukan wajahnya begitu dekat ke arah Lucian.

Wajah Lucian memerah, dia menyembunyikan wajahnya itu dari Andralia. "Untuk apa aku memakan buku? Pelajarannya saja yang terlalu mudah untuk dijawab" Jawab Lucian dengan cepat.

Andralia menarik buku itu dan memaksa Lucian untuk melihat wajahnya. "Bagaimana kamu bisa mendapatkan nilai sempurna di soal Bahasa kuno?" Andralia sangat mencurigai Lucian.

Lucian melihat ke arah langit-langit menghindari tatapan langsung Andralia yang membuat jantungnya berdebar. "Uh,...a...aku memang sudah bisa itu sejak dulu" Jawab Lucian.

"Hah?" Andralia tidak percaya.

"Iiya! Aku memang suka dengan hal kuno. Aku sering membaca buku kuno jadi, aku memang sudah bisa membaca huruf kuno daripada huruf biasa" Bual Lucian.

Andralia langsung diam. Dia mempercayai ucapan Lucian. "Uh, begitu kah? Nanti, ajari aku ya. Sudah waktunya untukmu latihan pedang" Ucap Andralia sambil menunjuk jam dinding di kamarnya.

Lucian langsung lemas. "Ughhh, sampai jumpa besok" Ucap Lucian keluar dari kamar Andralia.

Andralia memperhatikan Lucian hingga keluar dari kamarnya. Dia terdiam sejenak. Kemudian dia menyentuh buku yang Lucian gunakan untuk menutup wajahnya itu. Di buku itu, Andralia menemukan sesuatu serbuk yang gemilap. Namun, dia tidak bisa menyentuhnya karena langsung melenyap.

"Apa ini juga termasuk sihir yang Ayah pernah katakan?" Batin Andralia sambil melihat buku itu dari dekat.

Andralia mengunjungi Ayahnya seorang diri, tanpa dampingan Pelayan. Di ruangan pribadi itu, Andralia melihat Ayahnya yang terus menerus bekerja keras membaca satu persatu data yang datang untuk Erundil.

"Ayah..." Panggil Andralia.

Alvart mendengar panggilan kecil itu. Dia langsung berdiri dan menunjukkan senyum sumringahnya. "Aah, Putriku. Ada apa datang kemari?" Tanya Alvart sambil mengendong Andralia.

"Rindu Ayah" Jawab Andralia sambil memeluk Alvart.

"Ayah juga rindu Andralia. Bagaimana hari-harimu? Apa Lucian baik padamu?" Tanya Alvart.

Andralia mengangguk.

"Apa Andralia juga suka bermain dengan Lucian? Ayah sering melihat Lucian menggunakan gaun kesayanganmu" Ucap Alvart sambil terkekeh.

"Andralia suka bermain dengan Lucian. Andralia juga suka memeluknya. Tubuh Lucian hangat dan aromanya enak. Berbeda saat Andralia memeluk Ayah" Ucap Andralia.

Wajah Alvart langsung berubah. Dia baru pertama kali ini mendengar Putrinya memeluk seseorang selain dia.

"Apa Ayah bau? Tidak wangi?" Tanya Alvart menahan amaranya.

Andralia mengeleng. "Ayah itu wangi, tapi Lucian itu menenangkan, seperti rumput" Jawab Andralia dengan jujur kepada Alvart.

"Menenangkan? Rumput? Seperti apa aromanya?"

"Sampoo? Rambut Lucian halus. Oh, bukan mungkin parfum! Eh... Tapi, tidak juga.... apa aroma sabunnya ya?" Andralia berfikir keras untuk menjelaskan aroma yang dia rasakan.

Alvart ikutan berfikir. "Aku akan membeli apa yang Lucian pakai" Batin Alvart dan dia tidak mendengarkan apapun cerita Putrinya tentang kesulitannya dalam belajar bahasa kuno.

Tak lama setelah kepergian Andralia, Kyle datang untuk persiapan dirinya keluar dari Kerajaan atas perintah dari Alvart. Guna, mencari tau tentang keberadaan Iblis yang dirumorkan terjadi insiden Manusia terbakar di Kerajaan Zephyr.

"Kyle, sabun, parfum, sampoo, atau wangi-wangian apa yang biasa kau gunakan untuk Lucian?" Tanya Alvart sebelum Kyle melaporkan uraian rencana yang perlu Alvart seleksi.

Kedua alis Kyle terangkat ke atas. "Apa yang Anda tanyakan?" Tanya Kyle.

"Aku ingin membeli itu. Kurasa, Andralia suka dengan aromanya" Jelas Alvart kepada Kyle.

Kyle termangun sejenak. "Saya membeli seperti sabun dan sampoo yang digunakan pelayan istana. Begitu pula dengan detergennya" Jelas Kyle.

Alvart tidak percaya mendengar itu. "Bagaimana dengan parfumnya?"

"Saya tidak membelikan parfum untuk Lucian. Apa itu perlu?" Tanya Kyle yang merasa bersalah kepada Lucian. Sebab, dirinya sendiri tidak pernah memakai parfum apapun. Jadi, menurutnya parfum itu tidaklah penting.

Alvart langsung memijat keningnya. "Apa Lucian memang memiliki aroma bawaan yang membuatmu merasa tenang?" Tanya Alvart.

Kyle merasa itu benar. Dia sendiri, mudah tertidur dan bisa tidur dengan nyenyak begitu Lucian tidur di sebelahnya.

 Kyle mengangguk.

"Aroma seperti apa itu?" Tanya Alvart yang penasaran.

"Aromanya seperti rumput dan juga angin yang ringan. Hampir mirip seperti Chamomile. Anda tau dengan bunga putih kuning itu?" Tanya balik Kyle.

"Chamomile? Ah begitukah? Lalu bagaimana denganmu kemari?" Alvart langsung beralih ke topik tujuan Kyle datang kemari.

Kyle melihat sekitarnya, dia terlihat hati-hati. "Akhir-akhir ini, insiden manusia terbakar lebih sering terjadi di Negri Zephyr. Saya sudah menyiapkan diri untuk menuju Negri Zephyr untuk rancangan rencananya sudah saya tuliskan disini. Mungkin ada beberapa yang perlu Anda hapus tentang rencana tugas saya di sana" Kyle memberikan dua gulung kertas kepada Alvart.

Alvart menerimanya dan kembali duduk di tempatnya.

"Kyle, tidak lama lagi, Putramu akan masuk akademi. Menurutku, kita perlu menunda keberangkatanmu" Ucap Alvart. Dia tiba-tiba kepikiran.

Kyle melihat Alvart tanpa ekspresi apapun. "Anda tidak memegang janji Anda" Ingat Kyle kepada Alvart untuk tidak menyuruhnya terlalu lama berleha-leha dan meninggalkan tugasnya.

Alvart menghela napas sambil memijat keningnya. "Bukan begitu. Ini juga demi kau. Musuhmu nanti adalah Iblis saat disana. Kau sendiri adalah manusia biasa, tidak ada yang bisa kau lakukan selain melarikan diri saat melihat bayangan hitam itu" Jelas Alvart.

Kyle hanya diam. "Akh, ya. Terserah sudah. Intinya hati-hati saat di sana. Jangan sampai terluka. Saat ini, sudah ada seseorang yang menunggu kepulanganmu. Jangan buat bocah itu khawatir" Alvart menyerah atas keras kepalanya Kyle.

"Saya tau, Baginda" Jawab Kyle dengan nada yang menurun.

Alvart kembali melihat ke arah Kyle dengan raut yang khawatir. Dia berdiri dan memegang bahu Pemuda dengan tinggi 181 cm itu. "Bukannya aku mengaturmu, Aku sudah menganggapmu seperti adik kecilku. Kau dulu hampir mati karena serangan Iblis" Ingatkan Alvart kepada Kyle.

Kyle menunduk.

"Kau di Negri Zephyr membutuhkan waktu yang tidak cepat. Kau perlu waktu empat bulan untuk menyelidiki Iblis disana. Sedangkan, Lucian akan berangkat ke akademi. Ya, terserah kau juga. Pertimbangkan hal itu sekali lagi. Aku tidak pernah memaksamu untuk pergi secara mendadak ke Negri Zephyr" Jelas Alvart sambil menepuk bahu Kyle.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!