Hidden Baby Triplets Mr. Shane

"Rampok! Toloooong! Tangkap dia!"

Nabella yang tidak mau kehilangan jejak Hen yang larinya tentu lebih cepat darinya, sengaja berteriak berbohong demi mencari simpatik orang sekitar.

Tapi mirisnya, orang-orang sekitar terlalu cuek dengan keadaan sekitar. Mereka terlalu takut untuk ikut campur dan berujung terseret masalah. Namun tidak dengan Nick. Nabella yang tadinya sudah meninggalkannya duluan di restoran, tidak sengaja melihat Nabella berlarian membuatnya mengikuti Nabella memasuki sebuah gang sempit.

Saat di pertigaan gang, Nabella kehilangan jejak. Ia tidak tahu, Hen berbelok ke kiri apa ke kanan?

Insting, Nabella berlari ke arah kiri dengan nafas sudah ngos-ngosan. Seperkian menit berlari, Nabella sempat putus asa karena mengira Hen mengambil jalan yang berlawanan. Akan tetapi, Hen yang tadinya berlari ke kanan ujung-ujungnya berpapasan dengan Nabella langsung karena ternyata gang tersebut bisa tembus satu sama lain nya

Jelas, Hen menahan kakinya, hendak berbalik arah tapi Nabella lebih dahulu melempar ke arah kaki pria itu menggunakan tasnya yang mengakibatkan Hen terserimpet dan terjatuh.

Buru-buru, Nabella mencengkram kuat kerah baju Hen dari belakang dengan sisa-sisa tenaganya. Tapi, Hen yang lebih kuat, segera menggapai tangan yang tenaganya tak ada apa-apanya itu.

"Auuh..." Nabella meringis sakit. Hen mencengkram nya sangat kuat pakai otot.

"Rasakan ini!" Hen berdesis geram. Ia hendak mematahkan tangan Nabella, tapi... bugh. Nick tiba tepat waktu menolong Nabella. Lebih tepatnya, sengaja bertindak disaat Nabella tersudut karena sebenarnya, pria itu sejak tadi berada di sekitar. Jelas, Nick mengenali wajah Hen yang merupakan mantan pekerja Zoya.

Nick penasaran, kenapa Nabella bisa berselisih dengan Hen?

"Tuan Nick, lepas," geram Hen setengah berbisik karena tidak mau Nabella mendengar dan berujung mengetahui dirinya mengenal sepupu Shane ini.

Tapi, Nick pura-pura tidak mendengarnya. Ia tetap merangkul leher Hen kuat-kuat setelah mendapat tendengannya tadi.

"Di mana anak ku?" Nabella langsung mencecar tepat di depan wajah Hen. Suaranya penuh dengan emosi, marah ke Hen sekaligus terharu merindukan sosok mungil yang dulu pernah direnggut darinya.

"Anak?" tanya Nick spontan nan bingung. Tapi, Nabella mengabaikan. Wanita itu tidak p ingin membuang buang waktu.

"Selama hamil, kau mengurungku sampai aku melahirkan anak tiga, tidak mungkin kau melupakan itu? Kau juga pasti tau keberadaan anak ku! Katakan! Katakan!" bentaknya tidak sabaran mendapat jawaban Hen yang terus membungkam seperti dilem saja.

Hen memberontak, tapi Nick yang memiliki tubuh atletis pun lebih kuat menahan.

"Katakan, apa ini ada hubungannya dengan Zoya?" bisik Nick di antara suara Nabella yang terus medesak. Nick akhirnya mengingat wajah Nabella yang pernah dilihatnya pertama kali di mall bersama dua anak yang salah satunya mirip sekali dengan Lucas. Dan saat itu, Zoya tiba-tiba nampak aneh waktu itu. Mengingat itu, semua teka-teki terpecahkan oleh Nick sendiri. Makanya, ia berbisik untuk memastikan dugaannya. Dan benar saja, Hen sedikit memberikan anggukan sebagai jawabannya dengan sangat terpaksa.

Alhasil, Nick yang punya kartu as Zoya, sengaja merenggangkan tenaganya, kode untuk Hen mengambil kesempatan untuk kabur. Nick tentu saja tidak mau Nabella mengetahui dalang utamanya, sebelum ia berhasil memanfaatkan Zoya.

Duaghh...

Paham kode Nick, Hen bertindak gesit. Lepas dari kuncian Nick dengan cara menginjak kaki sepupu Shane itu, lanjut memberi sikut keras ke belakang mengenai perut Nick. Sangat alami perlawanan tersebut yang membuat Nabella tidak curiga akan adanya kode-kode tipu busuk di depannya langsung.

"Heiii!' pekik Nabella hendak menahan tapi Hen berbalik lalu mendorong keras sampai terjungkal ke tanah.

"Aaah, shiiit..." Nabella yang ingin bangkit, kembali terduduk. Tubuhnya ada yang salah dibagian bokong dan kaki yang sedikit keseleo efek dorongan Hen.

"Nona Nabella... Aww..." Nick berpura-pura sakit di bagian perutnya. Harus berakting agar tidak terlihat pecundang oleh wanita imut ini.

"Sial, dia kabur lagi!" umpat Nabella pasrah karena keadaannya tidak memungkinkan untuk berlari lagi.

"Maaf ya, Nona Nabella. Saya tidak bisa mengejar nya lagi. Kaki ku diinjak dan uluh hatiku juga mendapat sikutnya."

Nabella mengatur nafas sembari menggeleng. "Terima kasih atas bantuannya, Pak Nick." Nabella merasa tertolong. "Jika Anda tidak datang menolong ku, mungkin tangan ku sudah patah."

Drrrt...

Adanya deringan hape di dalam tas yang tergolek di tanah, mengambil atensi Nabella dan Nick.

Gegas Nabella meraih tasnya. Melihat nama Elzan seketika membuat nya sadar kalau si kembar tengah membutuhkan pertolongan.

"Pak Nick, saya harus pergi. Mohon izin, hari ini saya tidak balik ke kantor lagi. Anak saya sedang sakit."

Tanpa menunggu jawaban persetujuan Nick, Nabella sudah melangkah cepat, menahan rasa nyeri di kakinya seraya menerima telepon Elzan.

Nick sendiri tidak ada niat menawarkan tumpangan karena sudah sangat tidak sabaran bertemu dengan Zoya.

"Baby, aku punya kartu as mu," gumam Nick menyeringai licik.

***

Nabella sampai di rumah sakit sesuai alamat yang di share oleh Elzan.

Di telepon tadi, Elzan mengatakan telah sampai di rumah sakit atas bantuan security apartment. Dan Nabella beberapa kali bersyukur di jalan mendapatkan anak-anak yang mandiri serta pintar mencari solusi di waktu yang terdesak.

"Mommy!"

Elzan langsung bangkit dari duduk nya dan segera memeluk Nabella di ruangan yang terdapat sekatan gorden ciri khas rumah sakit kelas ekonomi.

"Tuan, terimakasih bantuan Anda," ucap Nabella sangat tulus dengan gesture tubuh yang sangat takzim ke pak security yang ternyata masih setia menemani si kembar.

"Jangan berlebihan, Nona. Dan untuk keadaan anaknya, kata Dokter, dia salah makan. Makanya sakit perut dan muntah muntah."

"Edgar banyak makan junk food, Mom," timpal Elzan memberitahukan penyebab nya. "Sudah ku lerai, tapi dia tidak mendengarkan ku," gerutu nya sedikit kesal mengingat Lucas yang batu dibilangin.

Sembari mendengarkan, tatapan Nabella setia pada Lucas yang berbaring dengan mata sayu itu pun balas memandangnya.

"Nona, karena Anda sudah di sini, saya lanjut bekerja. Permisi."

"Tunggu, Pak. Ini sedikit ongkos pulang ke apartemen.* Nabella memaksa dengan cara menaruh uangnya ke tangan si Bapak yang tadinya menolak.

"Terimakasih ya, Nona."

"Saya yang harus berterimakasih." Nabella menunduk hormat.

Security itu pun benar benar pergi.

"Kenapa jalan Mommy pincang-pincang begitu?" selidik Elzan begitu peka.

"Keseleo tapi tidak ada yang serius." Nabella menjawab sembari terus mendekat ke bangsal Lucas.

"Kau sih, bikin cemas Mommy. Sudah ku katakan, nanti juga sembuh. Pakai ngadu segala." Dengan suara lemah, Lucas mendumel ke Elzan.

"Lihat, Mom. Dia masih sempat mengomel. Huh, aku mau jalan-jalan sajalah."

"Tapi, jangan-jangan jauh jauh, ya, Zan," pinta Nabella mengijinkan.

"Oke, Mom."

Di koridor, Elzan celingukan ke kiri dan kanan. Tidak sengaja, ia melihat Shane yang baru keluar dari ruangan inap VIP. Sayangnya, ia tidak jelas melihat wajahnya sebelum pria itu berjalan ke arah lain.

"Itu Daddy bukan sih?" gumam nya ragu. Ingin memastikan, Elzan mendekati pintu sebelumnya yang disentuh Shane. Menekan nya pelan lalu sedikit melongok kan kepalanya masuk, mengintip.

"Edgar?" Elzan tidak menyangka akan bertemu dengan kakak pertama nya di rumah sakit. "Kau sakit perut juga seperti Lucas?"

Kecerewetan Elzan membuat Edgar tidak jadi bertanya banyak tentang kenapa Elzan bisa di rumah sakit. Ternyata, Lucas juga sakit. Hemm... Bagaimana mau bertukar posisi lagi. Padahal, Edgar tidak mau pulang ke rumah Shane.

"Aku demam. Dan aku ingin kabur dari rumah Daddy."

"Kabur? Kenapa?"

Suara heboh Elzan membuat Shane yang menekan pintu di luar sana, terjeda. Dengan siapa anaknya berbicara dan apa katanya, kabur?

Ceklek...

Elzan dan Edgar kompak kaget akan pintu yang tiba-tiba terbuka.

"Daddy," lirih Elzan. Bibir saja yang bergerak tanpa suara jelas.

"Kau siapa? Kenapa kau mengajak anak saya kabur?"

Galak benar lah Daddynya ini. Kerjain juga nih.