NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Di sebuah ruang kerja dengan interior modern, didominasi warna putih dan perabot dengan warna yang hangat.

Maxime terlihat sibuk dengan berkas di tangannya, hingga kesibukannya terhenti ketika mendengar suara pintu diketuk.

Tok

Tok

"Masuk!" Jawab Max.

Kemudian seorang pria yang berprofesi sebagai asistennya langsung masuk begitu mendengar perintah dari dalam.

"Tuan ini data-data yang Anda minta. Hanya itu yang bisa saya dapat," ucap sang asisten sambil memberikan sebuah map.

"Baiklah terima kasih, kau boleh keluar!"

"Baik, Tuan."

Kemudian sang asisten pun keluar dan menutup pintu ruangan.

Max membuka map itu dan melihat isi yang ada dalam map.

"Olivia Jasmine Gottardo, nama yang cantik seperti orangnya," ucap Max tersenyum sambil melihat foto yang tadi dia ambil dari dalam map.

"Andai saja aku tahu jika kamu mempelai wanitanya, aku tidak akan melarikan diri, aku akan dengan senang hati menikah denganmu, apa kau akan bertahan dengan Kak Vano? Apa kau akan menuruti permintaan Papi untuk menceraikan Kak Vano dan kembali menikah denganku? Jika iya, aku akan tetap menerimamu walau kau mantan istri kakakku, karena sejak pertemuan pertama kita saat itu, sepertinya aku langsung jatuh cinta padamu Olivia," tambah Max lagi.

.

.

.

Minggir kalian! Ucap Jasmine kepada para pengawal. Melihat pengawal hanya diam saja, Jasmine nekat menerobos jajaran para pengawal itu dan berlari menuruni anak tangga.

Mereka mengejarnya, tapi langkahnya berhenti ketika Nyonya Muda mereka sudah berdiri di depan Tuan Muda dengan berkacak pinggang.

"Apa yang kau lakukan ha? Kenapa kau menyuruh mereka semua berjajar di depan kamarku dan tidak membiarkanku keluar?" Teriak Jasmine di depan wajah suaminya dan para pelayan yang ada disana dengan berdiri menantang.

"Ya ampun Nyonya, Nyonya Muda benar-benar tidak kenal takut," komentar para pelayan yang menyaksikan untuk kesekian kalinya keberanian yang ditunjukkan oleh Nyonya Muda mereka.

"Apa kau sudah tidak ingin hidup lagi?" Satu kata mengerikan terucap dari bibir suaminya setelah lama terdiam.

Mendengar itu, sebenarnya jauh di dalam hati Jasmine juga merasa ketakutan, tapi dia terus berpura-pura berani, dia tidak ingin terlihat lemah dimata semua orang.

Dengarkan baik-baik wahai Tuan Muda Stevano yang terhormat, mungkin aku lebih baik memilih mati daripada harus hidup menjadi tawanan di tempat yang mengerikan seperti ini. Tidak bisa bersosialisasi dengan manusia lainnya, tidak bisa bermain ponsel, berfoto mengabadikan momen tertentu, bahkan tidak bisa melihat berita atau apapun itu tentang apa yang terjadi di dunia. Bukankah itu terdengar mengerikan. 

Kau sudah mengurungku di dalam rumah ini, membuatku tidak bisa bertemu orang tuaku, membuatku tidak punya teman, membuatku jauh dari dunia luar dan sekarang dengan tanpa rasa bersalah, dan sekarang kau justru akan mengurungku di dalam kamar? Bisa-bisa nanti aku lapuk dan jamuran. Apa kau waras melakukan semua ini pada Istrimu? Kurasa kau benar-benar sudah gila!" Ucap Jasmine meluapkan segala emosinya.

"Apa yang kau katakan?" Stevano mendekat ke arah Jasmine.

"kau tidak waras," Jasmine mundur satu langkah.

"Coba ulangi lagi!" Stevano maju lagi.

"Kamu benar-benar gila!" Teriak Jasmine tepat di wajah Stevano, kemudian memundurkan langkahnya.

"Kau benar-benar gadis yang berani" Stevano melangkah lagi.

"Untuk apa aku takut? Mundur lagi sampai tubuhnya sudah terpojok di dinding.

"Jadi kau lebih memilih mati bukan? Kau mau mati yang seperti apa? Apa begini?" Stevano pun membawa kedua tangannya pada leher Jasmine seperti hendak mencekiknya.

Jasmine yang merasa terpojok dan tidak bisa melakukan apapun lagi, kini kedua tanganya menyentuh tangan Stevano yang masih berada di lehernya. Bukan melepaskan, Jasmine justru mengeratkan cengkraman tangan Stevano pada lehernya.

"Ayo bunuh saja aku! Ucap Jasmine dengan suara tercekat.

Semua pelayan panik melihat adegan itu, bagaimana jika Tuan Muda mereka tidak bisa mengendalikan emosinya dan benar-benar melukai istrinya. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Bunga memberanikan diri untuk mencegah hal buruk yang bisa saja terjadi, dia kemudian berteriak dengan lantang, "Tuan Muda, tolong kendalikan diri Anda, jangan sakiti Istri anda!"

Stevano yang mendengar kata istri dari seorang pelayan, dia tersadar dan kemudian menepis tangan Jasmine yang membuat dirinya mencengkram erat leher istrinya tersebut.

Uhuk

Uhuk

Jasmine terbatuk begitu cengkraman itu terlepas dari tangan suaminya. Sementara Stevano dia terus memandangi tangan yang tadi dia gunakan. Tampak tangan itu bergetar hebat. Dia hampir saja menyakiti istrinya sendiri jika pelayan tidak menyadarkannya.

Semua pelayan akhirnya bisa bernapas lega, setelah tadi jantungnya seakan berhenti melihat kejadian itu.

"Kenapa? Kenapa tidak jadi membunuhku? Ayo bunuh saja! Kenapa kamu malah berhenti?

"Minggir, dan kembalilah ke kamarmu!" Ucap Stevano terdengar tenang.

"Aku tidak mau! Aku ingin jalan-jalan di sekitar rumah ini, aku tidak mau hanya berdiam diri di kamar!"

Stevano memilih mengacuhkannya dan dia mengambil tisu kemudian mengelap tangan yang tadi digunakan untuk menyentuh istrinya, lalu membuang tisu itu ke sembarang arah dan bertanya, " Apa kau muak hidup di sini?"

"Iya, aku muak, sangat-sangat muak." Jawab Jasmine tegas.

"Kalau begitu kenapa kau tidak menceraikanku saja?" Ucap Stevano tenang.

Mendengar perkataan suaminya itu, entah kenapa membuat hati Jasmine terasa seperti ditusuk pisau yang tajam. Tidak pernah ada kata yang lebih menyakitkan selain kata itu, Jasmine terdiam, lidahnya kelu, tidak lagi bisa berucap, hingga tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca.

Stevano kemudian pergi berlalu meninggalkan Jasmine yang masih mematung di tempatnya tadi dengan angkuhnya.

"Stevano!" Teriak Jasmine kemudian berbalik menatap suaminya.

Kau pikir aku mau menikah denganmu kalau tidak terpaksa? aku melakukannya demi orang tua ku! Aku tidak pernah sudi punya suami yang kejam dan tidak memiliki hati sepertimu! Aku bahkan sampai rela mengorbankan masa depanku dan terkurung di tempat mengerikan seperti ini? Yang benar saja," Jasmine mengatakan itu dengan emosi yang meluap dan tak terasa air mata menetes dari kedua matanya.

"Kau ingin kita bercerai bukan?"

"Baiklah,"

Deg

Deg

1
Yani Basith
emosi di aduk2 sm otor .. kdg romantis kdg sadis ..
Bintang Juing
Luar biasa
Yani Basith
kocaaaak .. 🤣🤣🤣🤣
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
......
Mrs.Riozelino Fernandez
keren ibunya 👍👍👍👍
lalanur istiqomah
Kecewa
lalanur istiqomah
Buruk
Cek Iana
bunga ni bukan anak ART
Tuthy Dzaky Syarif
wow makin tegang
Tuthy Dzaky Syarif
mampir baca trus
Adam Malik
Luar biasa
Anonymous
keren
chue
kakkkk cerita liora ana nggaaa
Ragil Tia
haruse Jasmin Ki bilang sama suami.
Hamidah Hamidah
trus sebenarnya bunga itu siapa
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
Dewi Dewiii
Jason cocok sama bunga
Dewi Dewiii
penasaran sama adiknya Stevano
Helen Nirawan
cape liat jasmine , kesel abis
Ryan Jacob
semangat Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!