Memergoki tunangan di atas ranjang dengan wanita lain, membuat Leandra seorang Dokter Tentara wanita menarik pelatuk untuk menembak tunangan pengkhianat dan wanita lucknut.
Namun sayang, sebelum sempat menembak seseorang menembak Leandra terlebih dahulu, di saat maut menjemput... Leandra mengutuk tunangannya dengan dendam membara.
Leandra terbangun...
Wanita tentara itu tidak mengenali sekelilingnya, namun seorang pria rupawan dengan wajah yang sama persis dengan tunangan pengkhianat nya menatap tajam dengan memakai pakaian kerajaan.
"Putri Clarence, kau sudah sadar?"
Ternyata Leandra terlempar ke zaman berbeda, apakah dia bisa kembali ke zaman-nya sendiri untuk membalas dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Kelumpuhan.
Leandra berusaha berwajah biasa saja meski rasa penasaran mendominasi.
"Pangeran kedua, ada apa?" tanya Leandra pada Pangeran Logan.
"Bisakah kita bicara sebentar? Kita belum pernah bicara."
"Apa ada urusan penting?" tanya Leandra dengan wajah bingung merasa tidak mempunyai urusan apapun.
Pangeran Logan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, wajahnya terlihat malu.
"Itu, keponakan dan para sepupuku mengidolakan mu Putri. Bisakah kamu bertemu dengan mereka sebentar, mereka ingin mengatakan sesuatu."
"Keponakan mu? Putra dari Pangeran Lucas, kakakmu?"
Pangeran Logan mengangguk, " Juga para sepupuku yang kebetulan tinggal di Istana. Sejak Putri menaiki kuda menuju ke hutan saat perburuan, mereka begitu mengagumi mu... Putri."
"Ah! Jadi kalian semua yang saat itu mengikutiku di hutan saat akan ke sungai." Tebak Leandra.
"Maafkan mereka, Putri. Mereka masih anak-anak remaja, jadi..."
"Jadi hanya mereka yang mengagumi ku, kamu tidak... Pangeran?" Leandra menaikkan sebelah alis.
"Eh, sa-saya__"
"Haha, aku hanya bercanda. Baiklah, dimana mereka? Aku hanya mempunyai sedikit waktu untuk bertemu."
"Mari, lewat sini." Pangeran Logan dengan wajah memerahnya berjalan lebih dulu di depan, sebenarnya ia juga sangat mengagumi kehebatan Leandra.
Para pemuda Istana yang masih dalam masa-masa beranjak dewasa sedang menunggu di taman samping, mereka duduk di kursi panjang dekat kebun herbal.
"Putri Clarence datang, beri selama anak-anak." Ujar Pangeran Logan.
Wajah para pemuda itu sontak ceria, akhirnya kini bisa bertemu secara langsung dengan Leandra.
"Putri Clarence, salam."
Ada sekitar 5 pemuda dua diantaranya adalah Pangeran, putra dari Pangeran Lucas yaitu cucu dari Ratu Alexa yang berusia 12 tahun dan 10 tahun. Tiga pemuda lainnya adalah keponakan dari Ratu Alexa, putra dari adik Ratu.
"Ada apa kalian ingin bertemu denganku?"
"Begini Putri, saya ingin belajar naik kuda darimu dan juga ingin belajar bela diri." Ujar salah satu pemuda memberanikan diri bicara.
"Dariku? Aku tidak bisa bela diri, darimana pemikiran mu itu?" ujar Leandra pura-pura, bagaimana pun mereka semua adalah keluarga dari pihak Ratu Alexa, musuhnya.
"Ka-kami..." seorang pemuda melirik ke arah Pangeran Logan.
"Em, saya pernah melihat Putri membawa para pengawal ke dalam suatu ruangan yang dinding nya dapat terbuka. Tapi saya bersumpah, saya tidak mengatakan pada siapapun dan hanya bicara pada mereka." Pangeran Logan berusaha berkata jujur.
"Benar itu?" tanya Leandra menatap wajah anak-anak muda itu untuk memastikan.
Mereka semua mengangguk bersamaan, "Kami bersumpah, kami menjaga rahasia Putri."
Leandra menoleh menatap tajam Pangeran Logan, dia tidak bisa mengambil keputusan hanya mendengar sumpah mereka semua.
"Kamu adalah putra kedua dari Ratu, kenapa kamu ingin mereka berlatih padaku? Kamu pasti mengerti, situasi saat ini di dalam Istana sedang dalam keadaan memanas mengenai penerus tahta selanjutnya, bukan?"
"Aku tentu mengerti, Putri. Tapi aku berkeinginan berbeda dari Ibu dan kakakku, aku memang bukan orang baik tapi setidaknya... aku membenci orang-orang kejam seperti Ibu dan kakakku yang menghalalkan segala cara demi ambisi mereka. Percayalah, aku adalah orang yang berbeda."
"Aku masih harus membuktikan," jawab Leandra tegas namun saat melihat wajah-wajah kecewa pada anak muda di depannya, ia menghela nafas iba. "Baiklah, tapi carilah ruangan sendiri. Aku tidak bisa menyatukan kalian dengan orang-orang yang sedang aku latih."
"Hore...!!!" kelima pemuda itu berteriak senang, begitu pun Pangeran Logan melebarkan senyumnya.
Setelah obrolan itu, Leandra pergi dari sana. Ia masuk ke ruangan rahasia, sebab pintu itu hanya bisa terbuka olehnya.
Pintu dinding terbuka, ia melangkahkan kaki masuk. Terdengar suara-suara orang yang bertarung, ternyata Pangeran Drake sedang menjajal kemampuan bersama Eagle Eye.
Mata Leandra melotot tajam, wanita itu menelan saliva dengan kesusahan. Lelaki yang sangat mirip dengan sang tunangan nya sedang bertarung dengan bertelanjaang dada, memamerkan otot-otot berlipat di perut juga di lengan nya.
"Akh, aku merindukan mu Ken..." lirih Leandra.
.
.
Dunia Real Leandra.
Hosh! Hosh! Hosh!
Kenneth terbangun dari mimpinya, kepalanya terangkat dari sisi brankar tempat tubuh Leandra terbaring di rumah sakit. Setelah berhasil hidup dan melewati masa kritis setelah operasi pengeluaran peluru dari punggung yang mengenai organ dalam, Leandra masih terbaring koma.
"Lea, sayang. Aku mohon, bangunlah. Kau tahu, setiap malam aku bermimpi buruk. Aku berada di suatu kerajaan yang asing bagiku, disana ada wanita memakai gaun kerajaan yang sangat mirip denganmu. Saat aku mendekati wanita itu, tubuhku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa melihat, setiap mata lelaki di dalam mimpiku menatap memuja pada wajah wanita yang mirip denganmu. Sayang, apa wanita itu kamu? Jiwa dan roh-mu sedang berkelana di sana? Jika iya, cepatlah kembali padaku." Mayor Kenneth mengecup punggung tangan Leandra, mata wanita itu masih tetap terpejam tak ada tanda-tanda akan terbangun.
Namun, tiba-tiba jari tangannya bergerak. Tak lama, mata wanita dengan perlahan terbuka.
"LEA...!!!" Kenneth berteriak senang.
Wanita itu menatap langit-langit ruangan putih, ia masih belum bergerak. Tubuh wanita itu tidak bisa digerakkan, hanya jari-jari bergerak-gerak perlahan.
"Lea, ada apa? Tubuhmu sakit?"
Tetap tak ada jawaban, wanita itu berbaring kaku seolah mengalami struk.
"Aku panggil Dokter!" Kenneth memijit tombol call nurse.
Tak lama Dokter dan perawat berdatangan, mereka gegas memeriksa setiap anggota tubuh Leandra.
Dokter yang menangani menggelengkan kepala, wajahnya terlihat buruk.
"Ada apa, Dok?"
"Saya merasa ikut prihatin, Mayor. Akibat peluru itu, menyebabkan cedera tulang belakang akibat gelombang kejut yang ditimbulkan oleh peluru. Cedera menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan akar saraf dengan cedera gegar otak dengan dua jenis rudal cedera." Dokter menjelaskan.
Wajah Mayor Kenneth berubah pucat.
"Karena cara cedera yang berbeda, rudal berkecepatan rendah menghasilkan cedera melalui kontak langsung dan patah tulang belakang, sedangkan rudal berkecepatan tinggi dapat menghasilkan nekrosis masif yang menyebabkan kelumpuhan hanya dengan disipasi energi yang sangat besar ke seluruh jaringan lunak karena perbedaan senjata yang digunakan."
"Maksud Dokter?"
"Jendral Leandra mengalami rudal berkecepatan tinggi, menyebabkan kelumpuhan."
"Apa?!"
"Mayor, kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan Jendral Leandra. Tentang sembuh secara total atau tidak, hanya Tuhan yang dapat memberikan keajaiban."
"Tidak...! Lea! Kamu akan sembuh sayang! Aku yakin!"
Mayor Kenneth menangis sesenggukan tanpa rasa malu, lelaki itu memeluk tubuh tak bergerak Leandra dengan rasa penyesalan yang dalam.
___
Jika ada typo nanti dibenerin ya 😚
gambar mana yang tidak sesuai, menurut q ceritanya bagus, tidak ada gambar yang aneh
author kena terus semangat
💪💪💪 dan teruskan saja upnya author saya sentiasa mendukung smg karya novel author dapat sehingga end 🥰🥰🥰
yg sabar ya thor n ttp semangat 💪💪😀
suwun u/ upnya