Princess A Tyrant General
INGGRIS, Musim Gugur.
Sebuah camp militer yang didirikan di barat daya Inggris, dipenuhi para abdi negara. Seorang Dokter tentara wanita hilir mudik sibuk memeriksa tentara yang terluka setelah gesekan senjata dengan pihak musuh, para penjahat militan yang menutup jalur persenjataan untuk militer.
Leandra, putri dari seorang Jendral. Wanita berbakat dengan pengobatan dan juga strategi berperang yang diturunkan dari sang Ayah. Meski pangkatnya Dokter milter, namun skill dalam bertarung dan keakraban Leandra dengan senjata apapun tidak perlu diragukan lagi.
Didikan sang Ayah, Jendral Reiner sangat berperan dalam kemampuan Leandra. Bertunangan sejak 6 bulan lalu, dengan seorang Mayor Jendral bernama Kenneth Garfield. Seseorang yang berpangkat tinggi di kemiliteran dan begitu berwibawa.
Leandra sedang menyiapkan obat-obatan saat seorang prajurit datang.
"Dok, seseorang mengirimkan surat kaleng." Prajurit itu memberikan sebuah surat kaleng pada Leandra.
Gegas Leandra membuka surat itu, menduga itu surat rahasia demi kepentingan kemiliteran.
Dear sayang, Lea...
Aku ingin memutuskan pertunangan kita, bisakah kamu menemui ku di camp-ku?
__KENNETH.
Leandra meremas surat kaleng menggenggam surat dalam kepalan tangan, tanpa berpikir panjang wanita yang diliputi amarah itu melangkah lebar ke arah camp sang tunangan.
Brakkk!
Pintu didorong dengan kasar, Leandra merengsek masuk semakin dalam ke arah ranjang dengan ukuran kecil yang disediakan di camp. Menyibak gorden penutup ambang pintu, di depannya di atas ranjang seorang wanita dan pria sedang berpelukan tanpa sehelai benang pun dengan mata terpejam.
"Bajinggann...!" teriakan Leandra membangunkan Kenneth dari ketidaksadaran nya, lelaki militer itu mengusap mata untuk memperjelas penglihatan.
"Sayang..." Kenneth bangun dari baringan, namun dia tersadar tubuhnya polos tanpa kain. Matanya menoleh ke samping, mata lelaki itu membelalakkan mata. "Shittttt...! Siapa kau?!"
"Umm," mata wanita di samping Kenneth membuka mata lalu mengedipkan mata dengan nakal. "Honey, aku kekasihmu. Jangan pura-pura lagi... bukankah kau memanggil tunanganmu untuk memutuskan hubungan kalian..."
"Brengseekk__" ucapan Mayor Kenneth terpotong sedang suara teriakan marah Leandra.
"Arrghttt! Tunangan siaalaann! Aku akan membunuhmu...!"
Leandra menarik senjata, membidik kepala Mayor Kenneth. "Dasar pengkhianat, mati saja!"
Cinta yang selalu di dengungkan Kenneth pada Leandra nyatanya harus tercoreng oleh busuknya sebuah pengkhianatan.
DORRRR
Brukkk
Tubuh Leandra perlahan jatuh ke bawah, mata wanita itu masih terbuka setetes airmata mengalir dari sudut matanya. Dalam rintih kesakitan, Leandra mengutuk Kenneth... Laki-laki yang sangat dicintainya.
"LEA....!!!"
Jeritan sang tunangan adalah hal terakhir yang di dengar Leandra sebelum wanita itu menjemput ajal.
.
.
.
INGGRIS, Britania Raya 1961.
Leandra merasa setiap persendian di tubuhnya sakit, apalagi di bagian kaki dan kepala terasa begitu menyiksa.
Perlahan wanita militer itu membuka kedua matanya, menelisik sekeliling.
Leandra terbangun...
Wanita tentara itu tidak mengenali sekelilingnya, namun seorang pria rupawan dengan wajah yang sama persis dengan tunangan pengkhianat nya menatap tajam dengan memakai pakaian kerajaan.
"Putri Clarence, kau sudah sadar?"
'Putri?!'
Leandra menatap dingin pria yang berdiri di samping tempat tidurnya, menatap dengan aura membunuh.
"Kenapa kau berani menatapku seperti itu?! Apa saat kepalamu terbentur kau dirasuki roh jahat?!" sindir lelaki yang ber-aura seorang Pangeran.
"Kau sendiri, kenapa berpura-pura menanyakan keadaanku?! Kau puas sudah mengkhianati ku dan menembak ku sampai mati!"
Eh! Mati? Tetapi aku masih bisa bicara dengan nya?
Dengan kebingungan Leandra memeriksa seisi ruangan, bagai terbangun di negeri dongeng ruangan itu adalah sebuah kamar megah bak kamar seorang putri yang sering dia lihat di dalam istana.
"Kapan kau mati? Apa kau tidak merasakan kau masih bernafas?!" bentak lelaki berwajah seorang Pangeran itu pada Leandra.
Heh?! Dia ada benarnya juga, coba aku taruh jari di bawah hidungku.
Leandra menaruh jari telunjuk di bawah hidung, benar saja nafasnya masih terasa hangat. Otaknya seketika berjalan, dia meraba wajah serta anggota tubuh lainnya yang bisa di jangkau dan semua memang masih terasa hangat.
"Apa saat aku tertembak, aku nggak mati?" gumamnya pada diri sendiri.
"Kau menggumamkan apa? Jangan bicara seorang diri, aku suamimu... dimana letak sopan santun mu yang harus kau tunjukkan di depan suami? Astaga! Waktuku terbuang percuma hanya untuk melihat kebodohan putri cengeng sepertimu...! Aku harus kembali ke tempat rapat para anggota kerajaan! Kau urus dirimu sendiri, kenapa ceroboh dan sampai terjatuh dari kuda!" ketusnya pada Leandra. Kemudian lelaki yang menyebut dirinya adalah suami dari Putri Clarence berlalu pergi keluar kamar.
"Putri, apa ada yang Anda inginkan?" seorang pelayan wanita jika diperkirakan sekitar usia 16 tahun mendekat.
"Kenapa kamu memanggil ku Putri?" tanya Leandra masih keheranan.
"Anda memang seorang Putri, Anda telah menikah dua minggu lalu dengan Pangeran Drake. Pangeran ke-5 dari Selir Ivory, selir ketiga."
'Astaga! Kepalaku pusing, apa maksud dari gadis muda ini?!'
"Bisa diperjelas?"
Sang pelayan muda mengernyitkan dahi, apa karena baru seminggu datang ke Istana sang Putri lupa kembali siapa saja anggota di Kerajaan? Pikir si pelayan.
"Anda adalah Putri Clarence dari Kerajaan East Angila, demi memperkuat dua kerajaan... Anda dan Pangeran Drake menikah karena perjodohan. Dua minggu lalu Putri dan Pangeran menikah, bahkan digelar di dua kerajaan."
"Maksudmu aku adalah seorang putri dari sebuah kerajaan?"
Si pelayan muda menganggukkan kepala.
"Apa aku berada di kerajaanku?"
"Bukan Putri. Anda berada di kerajaan Pangeran Drake, Kerajaan Mercia di teluk barat. Anda berasal dari Kerajaan di timur, dengan pernikahan Putri dan Pangeran dua kerajaan telah menyatukan wilayah timur dan barat."
What?!
"Untuk apa dua kerajaan disatukan?"
"Melawan Kerajaan kawasan teluk, seorang Raja tirani."
'Jadi aku tersesat kesini setelah mati ditembak! Di duniaku aku berada di camp karena perang dengan para militan, disini aku juga harus menghadapi seorang Raja Tirani! Belum lelaki yang berstatus suamiku, kenapa pula wajahnya sama dengan tunangan pengkhianat-ku! Bahkan Pangeran dingin itu sepertinya lebih parah dari Kenneth, karena dari sikap ketusnya... aku bisa merasakan dia belum bisa menerima pernikahannya dengan Putri yang ku rasuki ini!'
Sungguh Siaal...!!!
Di dunia sana dikhianati dan di dunia yang sekarang ditempati tidak dicintai.
___Kembali ke genre 'Time Travel' Ya... Seperti novel-novel ku sebelumnya ❤️ Dukung terus... terima kasih 🙏🥰
⏬DI BAWAH INI NOVEL-NOVEL TEMA 'TIME TRAVEL' KU ❤️ SEMOGA SYUKA 🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
sakura
....
2024-11-21
0
Ds Phone
dunia seakan berputar
2024-11-06
0
Sandisalbiah
pindah kemari kk...
2024-11-05
1