Rei Yamazaki, seorang putra keempat dari pemimpin Yakuza yang sangat terkenal dan disegani.
Akan tetapi, Rei yang lahir dari ibu seorang Hostess dan bukan istri sah membuat Rei dan ibunya pergi meninggalkan Jepang dan tinggal di Indonesia.
Dari kecil, Rei di didik untuk tidak tampil menonjol. Ibunya tidak memberikan pelajaran atau ilmu bela diri sehingga membuat Rei menjadi pemuda bodoh dan pecundang.
Maka dari itu, Rei selalu dibully oleh teman-teman sekolah nya.
Meski ingin menyembunyikan sosok Rei dari pantauan ayahnya namun, sebuah tragedi terjadi.
Ibunya Rei meninggal dunia karena bencana kebakaran di rumah nya.
Hingga suatu waktu, Rei mendapatkan sebuah system yang dimana para penggunanya mampu meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan daya tarik dan sebagainya.
Dengan system itu lah kehidupan Rei berubah dan dia pun ingin mencari kebenaran dari kematian ibunya itu dengan pergi ke Jepang.
Inilah kisah dari seorang pemuda bernama Rei Yamazaki dengan Nano Machine System.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yakuza System | Bab 30
...Murid Pindahan (4)...
Berita tentang Rei mengalahkan Jun dalam satu kali serangan membuat para perundung di sekolah Internasional Utopia tertarik kepada Rei.
Semua arah mata kekaguman dan takut selalu di tertuju pada Rei meski begitu, dia tidak begitu mempedulikan nya.
Terlebih lagi, Rei saat ini jalan bersama-sama dengan Jun, Aoi, Iori dan dibelakang mereka Seiki disertai Hotaru.
Rencana Rei yang ingin selalu sendiri gagal dan kini, dia bersama-sama teman barunya.
"Ternyata bersama-sama tidak terlalu buruk," batin Rei disertai senyuman kecil.
Setelah itu, mereka makan bersama-sama di kantin.
Tidak lama kemudian, seorang siswa gemuk dan pendek datang dengan membawa banyak makanan dan dua nampan pada kedua tangannya.
Akan tetapi, sesaat siswa gemuk itu sudah menaruh makanan yang dibawa nya keatas meja. Tiba-tiba salah satu siswa menendang nya.
Buk!
Siswa gemuk itu pun terjatuh.
Siswa itu tidak menunjukkan rasa bersalah, "Hahaha ... Itu lah tendangan maut ku. Sudah sana, cepat ambilkan kami air!"
Rei dan lain yang melihat itu, mereka pun merasa iba kepada nya.
"Dia Ken Katagiri. Siswa kelas 12B," ucap Jun.
"Apakah dia selalu seperti itu?" tanya Rei.
"Iya, kurang lebih seperti itu," jawab Aoi dengan senyuman paksa.
Rekan Siswa pembully yang lain pun juga ikut membully nya.
"Hei, B@bi! Cepat ambilkan kami air!"
Sambil beranjak bangun dari lantai, Ken menjawab nya, "Ba-baik."
Ken yang sudah bangkit berdiri, dia berjalan ke arah tempat minum dan ditengah itu, para Murid yang meledeknya.
"Lihat! Dia benar-benar seperti b@bi. Hahaha ..."
"Hahaha ... Iya. Setelah dipikir-pikir, ibu dari B@bi itu pasti b@bi juga."
"Iya, ibu b@bi pasti melahirkan anak b@bi. Hahaha ..."
"Bukan lebih bagus jika kita mengundangnya."
"Hahaha ... Terus nanti akan menjadi pasangan B@bi."
"Hahaha ... Dasar gila!"
...
Rei yang sangat menghormati sosok ibu sontak terdiam dan kesal, "Sampah!" gumam pelan Rei yang sontak beranjak diri.
Aoi yang mendengar itu, dia sontak terkejut dan langsung memegang tangan Rei, "Eh? Tunggu!"
Rei pun melepaskan tangan Aoi disertai senyuman kecil. Lalu, berjalan menghampiri para murid dan berhenti didekat mereka.
"Oi, kalian. Bisakah kalian berhenti meledek orang tua nya?"
Ucapan Rei itu membuat seluruh pandangan semua murid pembully tertuju pada Rei yang membuat mereka terkejut apalagi Jun ikut berdiri disamping Rei dengan Seiki dan Hotaru dibelakang nya.
"Shi-shinichi -san, saya minta maaf!" seru serempak siswa pembully yang langsung membungkukkan badannya.
Dengan tatapan tajam disertai kedua tangan disaku Rei menjawabnya, "Jika minta maaf berguna. Untuk apa ada polisi?"
"Eh?" gumam bingung siswa pembully.
Tanpa membuang waktu lagi, Rei langsung menendang siswa yang menendang Ken hingga membuat nya terpental.
Buk!
Jun, Seiki dan Hotaru sontak memukul jatuh kedua rekan nya.
Pertarungan itu tidak ada yang menghentikan apalagi mereka tahu kalau siswa pembully lah yang membuat masalah terlebih dahulu.
Seusai itu, Rei menghampiri Ken yang masih terduduk di lantai. Lalu, melihat Rei yang menghampiri Ken langsung ketakutan akan tetapi, Rei mengulurkan tangannya dan tersenyum.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Rei.
Mendengar itu, Ken yang awalnya menutup mata sontak membuka mata dan melihat wajah ramah Rei.
Ken sontak tersenyum dan menerima tangan Rei.
"Iya. Terimakasih."
"Bagaimana kalau kita makan bersama?"
Ken menganggukkan kepalanya dan mereka pun makan bersama.
Disudut ruangan terlihat Bu guru Yu sedang menyaksikan aksi pertolongan Rei dan membuang nya tersenyum.
Menyadari senyuman itu, Saito mempertanyakan nya.
"Yu, bagaimana menurut mu? Apakah Shinichi bisa melakukan tugas itu?" tanya Saito.
"Ayah, tes belum selesai. Mari kita lihat saja dahulu.
Disaat yang bersamaan, seorang siswa berbadan tegap dengan rambut gondrong disertai warna putih di ujung nya datang menghampiri Rei dan berdiri didepan Rei dengan tatapan penuh percaya diri.
"Apa yang kamu lakukan terhadap teman ku?" tanya dingin pemuda.
"Kazama -san, dia telah memukul kami semua tanpa sebab," jawab salah satu siswa perundung yang masih terkapar di lantai.
Rei yang mendengar itu, dia tersenyum kecil dan menjawab.
"Dia melakukan perundungan terhadap teman ku. Jadi, apakah ada alasan yang lain?"
"Ah, iya. Seperti nya kamu tidak tahu aku. Tapi, yasudah lah. Bagaimana kita berduel? Aku dengar kamu bisa bela diri."
"Dengan senang hati. Aku terima."
"Kalau begitu, kita bertemu di belakang sekolah setelah jam istirahat!"
"Baiklah," jawab Rei.
Setelah itu, siswa yang bernama Kazama pergi meninggalkan kantin yang diikuti oleh ketiga siswa perundung dibelakang nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
