Aleta Rayn atau sering di panggil dengan sebutan Mawar Hitam, seorang Agen rahasia yang sangat hebat dan profesional di bidangnya.
tetapi pada saat ia melakukan misinya ia dibunuh oleh teroris karena kecerobohannya sendiri, begitu lah kabar yang beredar di kalangan media , tetapi tidak sampai disitu Aleta Rayn atau mawar hitam tidak lah benar-benar meninggal jiwanya masih hidup di dalam raga seorang wanita yang sudah tiga tahun tertidur layak nya seperti putri tidur.
Apa kah Aleta Rayn atau Mawar Hitam akan membalaskan dendam nya kepada teroris yang membunuh nya itu atau justru ia membiarkan kematiannya begitu saja ?
siapa kah sosok wanita tidur itu ?
dan apakah kematian Aleta Rayn atau Mawar Hitam murni karena di bunuh oleh terotis atau justru ada seorang kerabat atau teman nya yang terlibat di dalam kematiannya itu ?
saksikan kisah selengkapnya hanya di Novel ini 🤗🥰 .
jangan lupa Like Comen dan Vote.
author nya juga di follow ya guysss hehehe 😁😁🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Berdebat
.
.
setalah selesai dengan meeting nya , Roger kembali ke rumah sakit bersama dengan Martin, ia masih menatap kesal asisten nya itu karena sudah membuat putra nya muntah hingga menangis gara-gara susu yang di buatnya terlalu manis dan Arkan tidak menyukai makanan atau minuman yang manis.
" tuan " ucap nya melirik Roger sekilas di kaca spion kecil yang ada di atas kepalanya
" hhhmmm" Roger hanya berdehem saja seraya fokus dengan layar ponsel nya
" anda masih kesal sama saya tuan ? " tanya nya
Roger menghela nafasnya dengan kasar mendengar pertanyaan konyol dari asistennya itu
" jelas aku kesal sama kau.... kau sudah membuat putraku muntah dan menangis akibat susu buatanmu yang terlalu manis " ucap Roger
" tapi ini salah anda sendiri tuan, kenapa menyuruhku untuk membuatkan tuan kecil susu padahal saya tidak pern__"
" jadi maksudmu aku yang salah " Roger langsung memotong ucapannya itu seraya menatap kesal Martin yang sedang fokus menyetir
" bukan begitu maksud saya tuan,... ta__ "
" diam lah sebelum aku membuangmu di tengah jalan " ucap Roger
tak lama mereka sudah sampai di rumah sakit dimana Arkan di rawat, Roger dan Martin segera ke kamar rawat Arkan dan pada saat Roger membuka pintu kamar rawat itu ia melihat mama nya dan juga Paula yang saat ini sedang berada di kamar rawat itu.
" kamu sudah datang " ucap nyonya Eudora berdiri saat melihat putranya melangkah masuk dengan wajah datar nya di belakang nya ada Martin yang berdiri dengan tegap
" papa di mana ? " tanya nya mencari sosok tuan Attar
" Papimu sedang ada urusan jadi nya gak datang kesini " jawab nyonya Eudora
Roger hanya diam, setalah nya Roger menghampiri putranya yang terlihat tertidur dengan nyenyak di atas brankar nya dengan tangan nya yang masih terpasang jarum infus. tanpa melirik Paula sedikit pun.
" dimana suster nya Arkan ? " tanya nya kepada nyonya Eudora
" mama menyuruh nya untuk pulang " jawab nyonya Eudora santai
Roger menatap ibu nya itu setelahnya ia mengelus kepala Arkan dengan lembut
" Roger... disini ada Paula loh kenapa kau tidak menyapanya ? " ucap Nyonya Eudora merangkul pundak Paula dengan lembut
Paula memasang senyuman lembut nya menatap Roger yang tidak sedikit pun melirik nya itu.
" aku ingin ke Amerika " ucap nya ia tidak ingin membahas tentang wanita yang selalu di bawa oleh mama nya itu
Nyonya Eudora yang mendengar itu wajah nya seketika langsung berubah ia melepas rangkulan nya di pundak Paula setalah nya ia melangkah ke arah putranya dengan wajah marah nya.
" sepertinya akan ada perdebatan lagi " gumam Martin yang hanya berdiri dengan tenang dan tegap
" sudah cukup Roger... untuk apa lagi kau menemui istri mu itu yang kemungkinan nyawanya sudah tidak ada lagi " ucap nyonya Eudora dengan amarah nya
Roger perlahan menarik tangan nya yang mengelus kepala putra itu dengan lembut, setalah nya ia berdiri dengan tegap dan menatap ibu nya dengan wajah datar nya
" aku tidak suka mama mengatakan seperti itu, Aleta masih hidup cuman saat ini dia masih nyaman dengan mimpi indah nya " ucap Roger dengan wajah datar nya
" buka matamu Roger... istrimu itu tidak akan hidup lagi ini sudah tiga tahun lama nya, tetapi keadaan nya tidak ada perubahan, sampai kapan kau menunggu nya, dan lagian jika dia kembali terbangun mama tidak akan pernah merestui hubungan kalian " ucap Nyonya Eudora dengan suara tinggi nya dan hal itu membuat Arkan terbangun dari tidur nya
" apa ciiihhh libutnya " ucap Arkan dengan suara serak nya seraya menggosok matanya
Roger menghela nafas nya dengan kasar " terserah apa yang ingin mama katakan, tetapi ini hidup ku ma aku yang menjalaninya bukan mama " ucap Roger setalah nya ia kembali fokus dengan putranya yang kini sedang berusaha duduk di atas brankar
tetapi bukan nyonya Eudora namanya jika ia hanya tinggal diam apapun yang akan ia lakukan demi ambisinya itu yang ingin menjadikan Paula menantu nya
" mama tidak ingin tau Roger.... minggu depan kau dan Paula harus bertunangan " ucap nyonya Eudora
" dan itu tidak akan perna terjadi ma, dan jika tujuan mama datang kemari hanya untuk membahas tentang wanita itu lebih baik mama pergi dan bawa wanita itu bersama dengan mama " ucap Roger tegas
" kau mengusir mama Roger " ucap nya dengan menatap Roger
" aku pusing mendengar ocehan mama yang tidak jelas itu, " ucap Roger melirik sekilas ibu nya itu
" tidak... tidak... mama tidak akan pergi sebelum kau menyetujui pertunangan mu dengan Paula " ucap nyonya Eudora lagi
" PERGI " suara Roger meninggi ia sangat emosi sekarang
Arkan yang mendengar suara tinggi papi nya itu menatap Roger dengan takut bibir nya sudah melengkung ke bawa bersiap untuk menangis
sedangkan nyonya Eudora mengelus dadah nya dengan panik saat mendengar suara tinggi putra nya itu dan ini pertama kali nya Roger meninggikan suaranya di hadapan nya.
" kau berani membentak mama Roger , mau jadi anak durhaka kau ya " ucap nya dengan mata nya yang berkaca-kaca menatap Roger, Paula menghampiri nya dan menenangkan nya
" sebaiknya kita pergi dulu bibi , mungkin saat ini Roger masih ingin berfikir " ucap Paula dengan nada suaranya yang sangat lembut
Martin yang melihat itu memutar bola matanya malas " dasar wanita berbisa " gumam Martin
setalah nya kedua wanita berbeda usia itu pergi dari sana, Roger menghembuskan nafasnya dengan kasar
" hhhuuuaaaa " Arkan tiba-tiba menangis dan membuat Roger dan Martin panik di buatnya
" ada apa boy, ...? apa ada yang sakit ? Papi panggil dokter ya " ucap Roger panik seraya ingin memencat tombol darurat yang ada di samping brankar putranya
" tidak... tidak... Alkan gak cakit " Arkan menggelengkan kepalanya seraya menangis
Roger yang ingin memencat tombol darurat itu mengantikan niatnya ia kembali menatap putranya yang masih menangis
" terus Arkan kenapa ? bilang sama papi ya " ucap Roger dengan suara lembut nya
Arkan mengusap air matanya dengan kedua tangan gembul nya " Alkan takut.. .. mendengal cuala becal nya papi " ucap nya dengan wajah polos nya
Roger menghela nafasnya dengan kasar setalah nya ia memeluk putranya itu " maaf kan Papi ya boy... tadi Papi emosi makanya seperti itu, dan Papi janji tidak akan mengeluarkan suara seperti itu lagi di hadapan Arkan " ucap Roger menenangkan putranya itu
Arkan mendongak menatap wajah tampan Papi nya " kenapa oma Dola malah-malah, " tanya nya dengan rasa penasaran nya
Roger melepaskan pelukan nya itu di tubuh gembul putranya " jangan di dengar ya jika oma marah, anggap aja angin lewat ok " ucap Roger menatap wajah lucu putranya itu yang menatap nya dengan polos
Arkan hanya menganggukkan kepalanya saja ia sudah terbiasa mendengar oma nya itu marah-marah apa lagi ketika bertemu dengan Papi nya, tetapi setiap kali Arkan bertanya kepada Roger, Roger hanya menyuruh nya untuk menganggap omelan Eudora seperti angin lalu saja.
.
.
.
kaukan ceo penyidikan kok cma peristiwa itu knp gk diselidiki asal muasal paula?
lanjur up lagi thor💪💪💪💪