Sudah satu tahun lebih Nada menikah dan berumah tangga dengan pria yang bernama Xavier Amran. Dan selama itu, Nada belum di sentuh sama sekali oleh suaminya. Tak jarang Xavier bersikap dingin kepada istrinya.
Xavier selalu beralasan belum siap untuk itu. Bahkan tak jarang Xavier selalu berkata sibuk dan pulang malam agar bisa menghindar sampai membuat Nada bertanya-tanya.
Hingga suatu fakta terungkap. Nada mengetahui bahwa suaminya telah diam-diam menjalin hubungan kembali dengan cinta pertamanya. Sejak saat itulah, Nada berontak dan tak lagi menurut. Cerai adalah salah satu jalan yang ia ambil.
Namun siapa yang menyangka, Saat rumah tangganya berada di ambang perceraian. Nada justru kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya yang ternyata selama ini masih menyimpan rasa padanya. Akankah Nada menerima kembali cinta pertamanya nanti?
•••••
"Ceraikan aku dan menikahlah dengannya. Karena aku sudah tak ingin hidup dengan manusia pengkhianat seperti mu Mas" Nada Maulia Sanjaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayra Dan Arumi
"Jadi ini meeting penting itu mas?" Xavier sedikit gugup dan gelagapan. Pria itu tak menyangka akan bertemu dengan Nada di tempat ini.
Hana yang melihat itu jelas saja ikut geram. Sebagai saudara tentu saja dia tidak terima melihat adiknya disakiti sedemikian rupa.
"Wah? Apakah ini wanita itu Nad? " Tanya Hana menatap sinis Xavier dan Wanita di sampingnya. Hana tahu siapa wanita ini, Meski wajah wanita yang tak lain adalah Alika itu tertutup oleh masker dan kacamata hitam, Serta sebuah hodie yang membungkus tubuhnya tetap saja Hana kenal.
"Ya, Siapa lagi.. " Jawab Nada dengan bahu terangkat merasa acuh dan tak peduli. Xavier hanya diam menatap Nada yang seolah masa bodo. Dan entah mengapa Xavier merasa aneh dan tak terima dengan sikap Nada tersebut.
"Dan kamu mas.. Kalau buat dosa itu langsung aja sekalian. Udah bohong sama istri, Bilang pulang telat dengan alasan ada meeting penting. Eh taunya..Ck ck ck.." Nada tersenyum smirk. Wanita itu juga menatap Alika yang menunjukkan kemesraannya tanpa ada rasa malu.
"Buat mbak nya? Kenapa harus di tutupi segala sih? Ayo dong buka masker sama kacamata nya biar aku tahu seperti apa sih wanita yang yang suami ku cintai ini?" Nada melipat kedua tangannya di dada. "Tunjukan wajahmu padaku.. Lakukan seperti kau memperlihatkan kemesraanmu dengan suamiku..
"Nada, Udah ya? Ini tempat umum. Jangan bikin ribut.." Ucap Xavier mulai merasa tak nyaman dengan situasi saat ini. Beberapa orang yang melihatnya. Mungkin juga ada yang mendengar percakapan mereka.
"Udah tahu ini tempat umum Mas. Ya, Kalau sembunyi-sembunyi jangan makan di tempat umum.. Pergi ke tempat yang sepi. Seperti kuburan mungkin.. Kalau di sana gak bakalan ada orang julid.." Tangan Alika terkepal. Sejak tadi ia berusaha menahan semuanya.
"Heh! Mending kalian berdua pergi.. Halangi jalan kami saja! " Alika mulai angka bicara. Wanita menatap Irfan yang hanya diam saja. Tapi Nada selalu saja menjadi penghalang.
"Ayo mas.. Kita masuk. Udah jangan hiraukan wanita miskin ini.." Alika menarik lengan Xavier masuk ke dalam cafe. Pria itu hanya diam menurut saja.
"Kayaknya tuh wanita gak tahu deh kalau kamu Kaya.. " Ucap Hana pada Nada.
"Biarkan saja wanita itu menganggap aku apa Kak Han. Tapi yang pasti aku akan buat hidup wanita itu hancur. Dia belum tahu saja siapa aku yang sebenarnya.." Nada tersenyum sinis. Tak ada lagi cinta untuk Xavier. Semuanya sudah mati. Terserah apa yang akan di lakukan oleh pria itu. Yang pasti Nada akan buat mereka menyesal karena telah berani bermain api.
"Nah gini kan god.. Jadi cewek tuh yang tegas jangan mau di tindas.." Ucap Hana mengacungkan jari jempolnya.
****
Setelah makan di cafe, Alika dan Xavier kembali pergi berdua ke sebuah pusat perbelanjaan. Xavier juga tersenyum berada di samping wanita itu. Seolah-olah tidak merasa bersalah sama sekali.
"Sayang, Aku beli sepatu boleh?" Tanya Alika dengan manja pada Xavier.
"Boleh, Apapun yang kamu mau pasti aku turuti.." Alika terlihat girang. Wanita itu mengambil sebuah sepatu, Tas, Pakaian yang sudah pasti harganya tidak kaleng-kaleng. Alika juga meminta sebuah perhiasan mahal pada Xavier. Tanpa ragu pria itu menuruti semua kemauan Alika. Nada saja yang menjadi istrinya selama setahun lebih ini belum di belikan apa-apa olehnya. Tak hanya itu, Xavier juga tak pernah memberikan uang nafkah terhadap Nada barang sepeser pun. Xavier hanya membelikan kalung berlian untuk Nada. Kalung itupun tak sebagus yang Xavier belikan untuk Alika. Bagi Xavier, Nada sudah kaya. Dia tidak akan butuh uang darinya.
"Sayang yang ini bagus kan?" Tanya Alika memperlihatkan sebuah cincin dengan satu mata merah yang kini melingkar di jari janisnya.
"Iya, Itu bagus banget..
"Aku mau yang ini boleh ya?
"Boleh.." Alika tersenyum senang. Tanpa ada rasa malu Alika mengecup pipi Xavier di hadapan banyak orang. Meski wajahnya tertutup masker dan kacamata hitam, Tetap saja sebagian orang di sana merasa risih.
Alika masih bergelayut manja di lengan Xavier yang sama sekali tidak pria itu permasalahkan. Tanpa sadar, Keduanya telah di potret bahkan di rekam oleh dua wanita cantik disana.
"Sekarang kita pulang yuk.. Kita tunjukin foto dan video mereka sama suami kita.." Ucap Wanita itu.
"Iya ayo...
.
.
.
"Agenda kita gagal gara-gara kita lihat itu tadi.. " Ucap Ayra pada Arumi yang duduk di kursi sebelahnya.
"Iya, Bener banget. Udah girang aku tadi anak-anak di titipin sama mami mertua.. Eh belum juga puas belanjanya.." Ayra hanya bisa menghela nafas panjang. Matanya menatap fokus ke jalanan karena saat ini ia sedang menyetir. Namun otaknya kembali mengingat Xavier, Suami adik iparnya sedang pergi berdua dengan wanita yang sudah pasti bukan Nada.
Mobil yang Ayra dan Arumi naiki telah memasuki halaman rumah besar itu. Dua wanita yang sama-sama berstatus menantu itu turun dari mobil sembari membawa belanjaan yang sempat mereka beli.
"Assalamualaikum..
"Waalaikum salam...
Jawab dua pria yang seumuran disana. Nalendra dan Brian. Sepasang sepupu yang hubungannya sangat dekat sekali. Meski keduanya tidak ada hubungan darah, Namun kedekatan mereka cukup dekat seperti sodara kandung.
Nalendra mempunyai istri yang bernama Ayra, Semua Brian sendiri mempunyai istri yang bernama Arumi. (Kisah mereka ada di novel Nalendra, I Love You & Cinta Tulus Arumi )
"Kok udah pulang.. Mana belanjaannya? Katanya mau nguras uangnya Mas.." Tanya Nalendra kepada sang istri yang langsung duduk di samping suaminya ini. Ayra juga meletakkan beberapa paperbag di atas meja.
"Gak jadi Mas..
"Kok gak jadi? Kuras hartaku sayang, Gapapa.. " Ayra tersenyum senang. Duh, Punya suami seperti ini siapa yang gak bahagia? Udah tampan, Baik, Kaya, Perhatian, Royalnya minta ampun. Ya Allah..
"Lain kali deh Mas, Aku kuras beneran deh.." Nalendra terkekeh, Apapun akan ia lakukan asal istri dan anak-anaknya bahagia. Asal jangan berkhianat saja.
"Kamu juga belanja sedikit sayang?" Setelah Nalendra, Brian pun juga ikut bertanya kepada sang istri.
"Iya, Pi.. Sebenarnya aku sama Ayra mau belanja banyak sih. Tapi kita keburu pulang gara-gara kita lihat sesuatu yang pastinya akan buat kalian berdua kaget.." Kata Arumi membuat Nalendra dan Brian saling pandang.
"Apa memangnya?" Tanya Nalendra merasa penasaran.
"Ayra, Tunjukin.." Ayra mengangguk lalu meraih benda pipihnya. Ibu dua anak itupun segera mengotak atik ponselnya lalu memperlihatkan dimana dirinya dan Arumi yang tanpa sengaja melihat Xavier, Adik ipar mereka pergi ke pusat perbelanjaan bersama wanita lain..
Nalendra dan Brian membulatkan matanya. Begitu banyak foto suami adiknya itu dengan wanita lain yang entah siapa.. Meski wajahnya tertutup oleh masker dan kacamata hitam, Nalendra yakin, Wanita itu bukanlah adiknya.
"Enda? Dia Xavier.. Suami Nada.." Nalendra mengepalkan tangannya. Tanpa mengatakan apapun lagi, Nalendra meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Halo Tuan...
"Aku ingin kau cari tahu tenang Xavier suami Nada.. Intai dia. Ikuti semua kegiatan yang pria itu lakukan!
"Baik Tuan..
"Dan satu lagi, Cari tahu siapa wanita yang sedang dekat dengannya saat ini..
"Siap laksanakan Tuan..
Nalendra menutup panggilannya. Tatapan matanya tajam lurus ke depan.
"Berani macam-macam maka harus siap dengan konsekuensinya..
.
.
.
TBC