NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 26

"Tante Ratna yang telah menjual rumah peninggalan kakek dan nenekku om Azzam. Aku dan ibu sempat tinggal di rumah peninggalan kakek dan nenek dan saat tante Ratna memberitahukan kalau rumah tersebut sudah di jual dan di beli oleh sepupu ibuku lantas aku dan ibu di kasih waktu seminggu untuk pergi dari rumah itu. Kami berdua pergi mengontrak di rumah petakan sekitar dua bulan kemudian kami berdua di suruh menempati rumah eyang uti Galuh yang mengangkat ibuku sebagai anaknya. Daripada rumah eyang uti Galuh tidak di tempati nanti rusak, makanya ibu dan aku yang menempatinya di temani oleh mbok Darmi. Eyang uti Galuh saat ini tinggal di rumah satunya lagi bersama tante Nisa yaitu adik angkat ibuku. Tante Nisa mempunyai suami namanya om Rangga yang adalah adik sepupu almarhum ayahku, om Azzam", kata Fahri yang pada akhirnya menjelaskan semuanya karena aku terdiam seribu bahasa.

Azzam miris mendengar penjelasan dari Fahri. Azzam ingin sekali merengkuh memeluk Sarah tapi bukan muhrimnya takut Sarah marah mendiamkannya lagi jadi dia urungkan. Azzam hanya menghela nafas saat mengetahui rahasia yang selama ini Sarah simpan.

Tanpa kami sadari kami sudah di dalam jalan tol menuju entah kemana aku dan Fahri di bawa pergi oleh Azzam. Satu setengah jam kemudian kami bertiga telah sampai di sebuah villa yang tampak asri dan besar. Saat sampai depan villa kami di sambut oleh pasangan suami istri yang tinggal di dekat villa tersebut. Yang sebelumnya Azzam sudah menghubunginya.

"Selamat siang den Azzam", sapa sepasang suami-istri tersebut.

" Siang, Tolong siapkan tiga kamar untuk beristirahat sejenak bi Ijah", kata Azzam.

"Baik den", jawab bi Ijah.

" Sarah, perkenalkan ini bi Ijah dan suaminya mang udin", ucap Azzam memperkenalkan mereka padaku.

Aku menyalami tangan pada bi Ijah dan menangkupkan kedua tanganku pada mang udin.

"Sarah ikutlah bersama bi Ijah, dia yang akan mengantarkan kamu untuk ke kamar beristirahat. Biar nanti Fahri aku yang memboyongnya ke kamar", ucap Azzam menatapku lekat.

Aku mengangguk mengiyakan perkataan Azzam, mengikuti langkah bi Ijah masuk kedalam villa ke lantai atas.

"Ini kamarnya ya neng", kata bi Ijah seraya menujukkan satu ruangan yang tertutup rapat.

" Terimakasih bi Ijah", ucapku seraya tersenyum padanya.

Bi Ijah berlalu beranjak pergi, akupun masuk ke kamar yang telah di sediakan. Kamar yang luas dan fasilitas lengkap. Aku menuju ke balkon saat di buka pintu kaca ke arah balkon terasa sejuk adem semilir angin. Aku teringat Fahri saat ini dia berada di kamar sebelah mana saat tadi di tidurkan dalam kamar. Saat aku buka kamar ternyata Azzam sudah berdiri di depan kamar.

"Fahri sedang tidur di kamar seberang kamarmu Sarah, apabila ingin melihatnya",kata Azzam.

" Terimakasih mas", jawabku singkat.

"Istirahatlah nanti rasa lelahmu hilang kita bisa bicarakan, aku berada di kamar sebelah mu", ujar Azzam seraya beranjak ke sebelah kamarku.

Ku berjalan ke arah seberang kamar, kubuka pintu kamar dan kulihat Fahri tertidur dengan nyenyak. Kemudian aku menutupnya kembali pintu kamar yang Fahri tempati. Akupun ke kamar yang aku tempati dan beristirahat. Selama dua jam aku tertidur dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah selesai terasa segar kemudian aku keluar kamar menuju ke lantai bawah karena mendengar suara tawa Fahri yang sedang bersenda gurau dengan Azzam. Ternyata mereka sedang main PlayStation beralaskan karpet. Ku duduk di sebelah Fahri aku hanya mengamati mereka bermain PlayStation.

"Fahri ayo kita makan dulu, ibumu sudah bangun tidur", kata Azzam seraya mematikan PlayStation.

" Baik om", jawab Fahri.

"Sarah kita sebaiknya makan siang dulu, meskipun terlambat makan siang tapi tetap harus makan karena aku dan Fahri sudah lapar", ucap Azzam.

"Iya mas", jawabku singkat.

Di meja makan sudah terhidang makanan yang lezat ada sayur asem,ikan bakar juga lalapan serta sambal. Kami bertiga makan dengan lahap makanan khas Jawa Barat memang enak di suasana seperti ini. Setelah selesai makan kami ke gazebo duduk lesehan sambil bercerita juga bersenda gurau. Waktu pun berganti sore, akhirnya kami bertiga pulang ke rumah.

" Om Azzam nanti kalau libur main ke sini lagi ya, aku suka dengan suasana sejuk", kata Fahri yang saat ini duduk di samping mas Azzam yang sedang mengemudi.

"Ok siap..... om akan ngajak kamu menginap juga nanti sama eyang uti Dewi juga eyang kakung Adam", ujar Azzam tersenyum.

"Aduh kenapa Fahri omong gitu sih sama mas Azzam, mau enggak mau aku harus bertemu mas Azzam kalau Fahri diajak ke villa", gumamku.

Azzam melihat ke arah kaca spion, mata kami bersirobok dan Azzam tersenyum menatapku lalu aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Dua jam lebih kami dalam perjalanan itupun baru keluar dari tol dan Azzam langsung mengantarkan aku juga Fahri pulang ke rumah lebih dahulu.

...****************...

Keesokan harinya disibukkan dengan aktivitas seperti biasanya. Satu hari aku libur tidak membuat kue, Serli sudah menelepon ku terus untuk di kirimkan kue seperti biasanya karena ada pelanggannya yang setiap hari membelinya.

" Bisa tidak sih aku libur satu hari saja serli", kataku lirih.

"Sarah kamu kenapa.....apa sedang sakit?" tanya Serli khawatir mendengar nada suaraku.

"Aku enggak apa-apa hanya sedikit pusing saja, mungkin masuk angin", ucapku pelan.

"Ok aku istirahatlah nanti aku kerumah kamu untuk memastikan kamu baik-baik saja", ujar Serli masih dengan cemas.

Satu jam kemudian Serli datang ke rumah Sarah dan di bukakan pintu oleh mbok Darmi. Serli langsung menuju ke kamar Sarah yang ternyata sedang tidur dengan nyenyak. Serli meraba dahi kepala Sarah suhu badannya panas tinggi.

" Mbok Darmi tolong siapkan pakaian Sarah, sekarang kita bawa Sarah ke rumah sakit. Suhu badan Sarah panas tinggi kalau dibiarkan takut terjadi apa-apa dengannya mbok", kata Serli kemudian.

"Bertahanlah Sarah aku akan membawamu ke rumah sakit", gumam Serli.

Diboponglah Sarah ke mobil Serli di bantu empat orang. Mobil Serli melaju ke arah rumah sakit, hanya di temani mbok Darmi. Dan pegawai Sarah yang tiga orang menunggu rumah untuk menemani Fahri nanti pulang sekolah.

Sampai di rumah sakit Sarah masuk ke ruang IGD dan langsung di tangani oleh dokter. Serli langsung menelepon Nisa untuk memberitahukan keadaan Sarah saat ini. Setelah di beri kabar oleh Serli, Nisa dan mama Galuh langsung menuju ke rumah sakit.

Setelah menelepon Nisa, perawat IGD memanggil Serli untuk memberitahukan bahwa Sarah harus di rawat inap untuk beberapa hari ke depan. Serli pun langsung mengurus administrasi ruangan.

Saat Nisa dan mama Galuh datang Sarah sudah berada di ruang paviliun yang sedang di temani oleh mbok Darmi beserta Serli. Beberapa saat kemudian Serli pulang mengantarkan mbok Darmi untuk menjemput Fahri di sekolahannya.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!