Cinta Bunga Matahari

Keesokan paginya,

Tepat pukul 06.00 pagi Cinta terbangun dari tidurnya. Perlahan-lahan ia membuka matanya, samar-samar ia melihat sekelilingnya.

Sepertinya ini bukan kamarku, ucapnya setengah sadar.

Kemudian,

OMG, apakah Hery membawaku ke apartemennya lagi? ucapnya seakan terkejut.

Aku harus mencari keberadaannya, gumamnya lagi

Kemudian ia pun bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar itu, akan tetapi ia tidak sadar dengan penampilannya saat ini. Ia pun mencari-cari keberadaan kekasihnya itu sambil berteriak memanggil namanya.

Hary, dimana kamu?? teriaknya berulang kali

Merasa tidurnya terganggu, Selim dan Ahmed pun terbangun. Seketika mata mereka terbuka dengan sangat sempurna melihat penampilan Cinta yang begitu sexy.

OMG apa aku sedang bermimpi, dia begitu terlihat cantik dan sexy, ucap Selim terus memandang wanita yang ada di hadapannya.

Aku rasa kita sedang tidak bermimpi, timpal Ahmed pula seakan meleleh.

Kedua pria itu menatap Cinta tanpa berkedip, sedang ia hingga saat ini belum sadar jika ia hanya keluar dengan menggunakan hotpants dan menyisakan crop top untuk menutupi bagian atasnya. Samar-samar Hary pun terbangun, dan ia tidak kalah syok dengan penampilan kekasihnya itu dan ia pun tersadar bahwa sahabatnya entah sejak kapan memandang kekasihnya tanpa berkedip.

OMG baby, apa yang sedang kau lakukan di sini? Lihatlah penampilanmu saat ini, ucap Hary seolah terkejut sambil menutup tubuh kekasihnya dengan selimut.

Hei brengsek jaga mata kalian itu! teriaknya kesal sambil menatap tajam ke arah sahabatnya itu.

Teriakan Hary seketika membuyarkan pandangan mereka. Mereka seakan tak rela pemandangan indah itu berlalu sangat cepat.

Sedang Hary pergi membawa Cinta kembali ke kamarnya. Jantung cinta seakan hendak copot karena kelalaiannya yang ia buat sendiri.

Oh baby, seharusnya kau lebih teliti dengan dirimu sebab kau sedang di rumah pria, ucap Hary menasehati.

Namun Cinta masih terdiam membisu karena masih syok atas tindakannya sendiri.

Are you ok, baby? tanya Hary memastikan.

Aku benar-benar merasa malu, ucapnya kelu.

Lupakan itu sejenak, mandi dan bersiaplah. Setelah itu kita akan sarapan dan berangkat ke kampus bersama. Bajumu ada di dalam lemari itu. Aku akan keluar dan bersiap-siap juga, ucap Hary penuh perhatian.

Kemudian Hary keluar dari kamar itu, dan menemui sahabatnya itu.

Bughh, Bughh Hary memukul Selim dan Ahmed bergantian.

Hei apa yang kau lakukan kepada kami? ucap Selim seolah tak terima dipukul Hary tiba-tiba.

Itu balasan untuk mata kalian yang tidak bisa kalian kondisikan? ucapnya seakan tak rela.

Hei kamu tidak boleh asal bicara. Kekasihmu yang datang sendiri, dengan penampilan yang begitu mempesona dan kami tidak sengaja melihatnya penuh minat, ucap Ahmed tidak ingin di salahkan.

Lagian pria normal mana yang bisa menolak pemandangan yang begitu indah di pagi hari, ucap Selim menohok.

Atau jangan-jangan kau bukan pria normal sehingga tidak memiliki minat terhadapnya? ucap Ahmed lagi seakan tak mau kalah.

Bughh, Bughh sekali lagi Hary melayangkan tinjunya kepada mereka.

Itu balasan untuk kalian yang tak ada habisnya menceritakan tentang kekasihku. Satu lagi yang harus kalian ingat, aku masih normal, tapi tidak seberengsek kalian, ucap Hary sambil berlalu meninggalkan sahabatnya itu.

Sepeninggal Hary, Selim dan Ahmed saling berpandangan dan tertawa. Mereka tau Hary sedang dilanda cemburu buta.

Aku pikir dia juga terpesona dengan keindahan yang ada pada kekasihnya itu. Namun dia menyerang kita untuk menuntaskan hasratnya yang mungkin sedang membuncah, ejek Ahmed sambil tertawa bersama Selim.

Ya ya kau benar, aku setuju dengan ucapmu, jawab Selim seakan lucu melihat tingkah Hary.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa menit kemudian, mereka berempat telah selesai bersiap-siap dan kini mereka telah duduk di meja makan sambil menyantap sarapannya. Suasana di meja makan sangat hening, tidak ada pembicaraan saat itu.

Tidak memerlukan waktu lama, mereka pun sudah berada di parkiran mobil dan bersiap untuk berangkat ke kampus, karena hari ini jadwal Hary, Selim, dan Ahmed untuk merencanakan kegiatan karya wisata bagi mahasiswa baru.

Saat tiba di kampus, Cinta dan Hery berpisah karena ruang kelas mereka tidak berada di tempat yang sama namun masih dalam satu gedung.

Semangat belajar baby, ini adalah hari pertamamu masuk kelas, ucap Hary dengan senyuman.

Cinta hanya tersenyum membalas ucapan dari Hary. Kemudian mereka pun berpisah menuju ruangan masing-masing.

Seperti kata Hary sebelumnya, ini adalah hari pertama Cinta masuk kelas. Kegiatan hari ini hanya berkisar dengan perkenalan dan pengenalan.

Di kelas barunya, Cinta sudah memiliki dua orang teman baru yang duduk di sisi kanan dan kirinya, namanya Fatmah dan Sema, gadis cantik asli warga Istambul.

Mereka tampak akrab, meskipun baru saling kenal. Mereka saling bertukar nomor ponsel untuk memudahkan mereka dalam berkomunikasi.

Hai Cinta, saat ospek waktu itu penampilanmu sangat hebat dan memukau. Ternyata kau pintar bernyanyi. Saat itu, aku benar-benar ingin berkenalan denganmu namun tiga pria tampan kampus kita ini pergi membawamu. saat itu aku hampir kecewa, aku takut tidak bisa berkenalan denganmu, ucap Sema kagum.

Oh ya, kalau boleh tau kemana pria tampan itu membawamu pergi? tanya Fatmah sedikit penasaran.

Aku tidak kemana-mana, kami hanya duduk di taman, bohong Cinta.

By the way sudah waktunya kita pulang. Aku pergi dulu ya, soalnya aku ada keperluan lain, ucap Cinta sambil permisi meninggalkan kedua teman barunya.

Sejak kemarin, ia belum ada bertemu dengan sahabatnya Bunga. Ia begitu mengkhawatirkan keadaan Bunga, akan tetapi karena ketiduran ia tidak bisa pulang ke rumah mereka.

Cinta pergi menemui Bunga ke kelasnya dan berencana mengajaknya untuk pulang bareng.

Bunga, teriak Cinta memanggil namanya.

Hai Cinta, kau darimana saja, sejak kemarin kau menghilang tanpa kabar, ucap Bunga dengan raut kesal.

Iya aku pergi bersama Selim, dia mengajakku bertemu dengan temannya. Karena kemalaman, dia menyuruhku untuk menginap di rumah sepupunya, bohong Cinta.

Apakah kau tidak bertemu Hary setelahnya? tanya Bunga lagi sedikit sedih.

Hary, aku tidak bertemu dengannya. Apakah kau tidak pulang bersamanya? tanya Cinta seolah mengalihkan.

Hmm tidak. Ahmed yang mengantarku pulang, ucap Bunga sedih.

Apa kau baik-baik saja? tanya Cinta perhatian.

I'm bad. Aku pikir dengan mengungkapkan perasaanku padanya aku akan bahagia, tetapi ternyata aku salah. Ia menolakku, ungkap Bunga semakin sedih.

Apakah ia berlaku kasar padamu? selidik Cinta.

No, dia berlaku baik padaku meskipun aku berlaku buruk padanya. Aku seperti seorang jalang malam itu. Aku mencoba menciumnya agar ia mau bersamaku. Akan tetapi ia sedikit kesal karena sikapku itu yang berlaku sangat berani menurutnya. Tapi, ia benar-benar pria yang sangat baik, mungkin saja jika pria itu bukan dia, maka pria itu mungkin telah mencaci-maki diriku, namun karena sikap dewasanya ia menolakku dengan cara yang begitu lembut hingga aku malu terhadap kelakuanku sendiri. Ia berkata jika ia sudah memiliki kekasih, ia tidak ingin kekasihnya merasa sedih dengan aku yang mencoba mendekatinya. Aku merasa cemburu dengan kekasihnya itu, cerita Bunga penuh kekecewaan.

Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya? tanya Cinta sambil memegang tangan sahabatnya itu.

Entahlah. Seperti katanya anggaplah ini tak pernah terjadi, dan jadilah temannya. Mungkin berteman dengannya akan lebih baik. Setidaknya aku bisa selalu bersamanya meski bukan kekasihnya, jelas Bunga merasa lebih baik.

Oh sahabatku yang cantik ini, kau jangan bersedih lagi. Di kampus ini masih banyak pria-pria tampan dan bahkan lebih tampan dari pria itu. Aku akan menemanimu mencari pria tampan yang lainnya, supaya bisa mengobati rasa patah hatimu itu, ucap Cinta menghibur.

Ehem, ehem terdengar suara berdehem dari seseorang.

Dua gadis ini tampak terkejut melihat pria yang ada di hadapan mereka, siapa lagi jika bukan Hary, Selim, dan Ahmed. Hary menatap Cinta dengan tatapan tidak suka, karena sejak tadi mereka bertiga telah mendengar pembicaraan dua gadis yang mereka temui itu. Cinta seolah tak bisa berkata-kata lagi. Ia tau, pasti kekasihnya itu sedang merasa kesal karena candaannya bersama Bunga yang mungkin telah ia dengar. Sedang Selim dan Ahmed tampak sedang menahan tawa karena mereka tahu benar apa yang diucapkan Cinta itu, yang sontak membuat percikan api di hati sahabatnya itu. Kemudian Selim mencoba membuka percakapan untuk mencairkan suasana.

Hai para gadis, apakah kalian sudah makan siang? Kami berencana mengajak kalian untuk makan siang bersama, apakah kalian memiliki waktu? tanya Selim seolah tak terjadi apa-apa.

Kami belum makan siang, kami baru keluar dari kelas dan jadwal kamipun sudah kosong, jawab Bunga seperti biasa saja.

Maukah kalian ikut bersama kami? tanya Selim lagi.

Tentu saja, kami juga sedang lapar, jawab Bunga lagi sambil menyikut lengan Cinta agar ia tidak hanya berdiam saja.

Oh tentu, ucap Cinta terbata.

Aku pikir barangku ada yang tertinggal. Kalian pergilah dulu. Aku akan menyusul kalian bersama Cinta. Apakah kau keberatan pergi bersamaku dan menemaniku mengambil barangku yang tertinggal Cinta? tanya Hary dengan maksud.

Oh tentu saja aku tidak keberatan. Aku akan menemanimu mengambil barangmu yang tertinggal. Kalian pergilah deluan, ucap Cinta seolah baik-baik saja.

Kemudian Selim, Ahmed dan Bunga pergi menuju parkiran dan mereka akan berangkat deluan. Sedang Hery dan Cinta masih diam di tempat itu.

Hai kenapa kau malah diam di sini, bukankah kau bilang barangmu ada yang tertinggal, ayo kita pergi mengambilnya segera, ucap Cinta seolah tak terjadi apa-apa.

Apakah kau mencoba mengalihkan perhatiaku? tebak Hary seolah tahu apa yang ada dipikiran kekasihnya itu.

Hei ayolah, aku minta maaf aku hanya mencoba menghiburnya karena kau menolak cintanya, rayu Cinta sambil meminta maaf.

Dengan menemaninya mencari pria-pria tampan di kampus ini, begitu? ucap Hary seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi.

Aku sudah minta maaf dan kau tidak boleh mengungkitnya lagi. Jika kau tetap bersikap seperti ini, aku akan benar-benar mencari pria tampan lain bukan hanya untuk dia tetapi untukku juga, ancam Cinta seolah tak ingin kalah.

Oh my God, aku belum memaafkan mu, tapi kau malah menambah kesalahan lagi, ucap Hary seolah semakin terkejut dengan ucapan absurd kekasihnya itu.

Aku sungguh terkejut dengan ucapanmu itu, tambahnya lagi.

Sudahlah, lupakan semua hal yang kau dengar tadi. Ayo kita pergi, mereka akan bosan hanya untuk menunggu kita, ucap Cinta sambil berlalu menarik tangan Hery.